Wolverhampton akhirnya berhasil masuk ke kompetisi Europa League setelah berhasil melewati babak kualifikasi untuk mendapat tempat di babak penyisihan grup kompetisi klub level kedua kancah sepakbola Eropa tersebut. Dan, setelah mengalahkan semua tim enam besar Inggris di beberapa tahap musim lalu–termasuk kedua Arsenal dan Chelsea, yang bertemu di final Europa League 2019, apakah mungkin, Wolves mampu maju dan mengangkat trofi di Gdansk pada 27 Mei 2020 nanti?
Sangat dihormati sebagai klub bersejarah di Eropa
Hanya mencapai tahap “lolos dari babak penyisihan grup Europa League musim ini” tampaknya belum cukup signifikan bagi Wolverhampton. Kemenangan kandang dan tandang di babak play-off melawan Torino sudah menjadi catatan baru bagi mereka sebagai klub Inggris ke-11 yang berhasil mengalahkan tim Italia dalam seluruh sejarah kompetisi Eropa. Oleh karena itu, ini adalah pencapaian yang penting bagi Wolves, apalagi jika mengingat sejarah mereka yang lumayan manis di Eropa.
Pada tanggal 13 Desember 1954, di bawah lampu Molineux dan di depan kamera media BBC, Wolves, yang saat itu menjadi juara Inggris, bermain melawan sang juara Hungaria di liga Eropa. Penghormatan tampak jelas terlihat di sekeliling stadion yang disaksikan kerumunan berjumlah (sekitar) 55.000 suporter, dan dengan riang gembira, mereka semua bisa menyaksikan tim kesayangannya mengamankan kemenangan 3-2 di akhir laga.
Seiring dengan itu, Wolves adalah tim Inggris kedua setelah Manchester United yang bermain di Piala Eropa pada musim 1958/1959 dan 1959/1960. Mereka juga berhasil mencapai final Piala UEFA pada tahun 1972 setelah mengalahkan Juventus di perempat final, sebelum akhirnya kalah dari Tottenham di final kompetisi. Pengalaman Wolves di Eropa ini membentuk serangkaian kisah yang mengesankan yang sampai saat ini terpampang di Molineux.
Mencetak enam gol di babak kualifikasi
Wolverhampton menyamai rekor klub mereka sendiri dengan raihan enam kemenangan di kompetisi Eropa secara berturut-turut setelah berhasil mengalahkan Torino dengan skor 2-1. Striker mereka asal Meksiko, Raul Jimenez, juga membuat catatan rekor pribadinya setelah berhasil mencetak enam gol di babak kualifikasi Europa League musim ini. Melihat pencapaian tersebut, salah satu suporter sepuh Wolves, Steve Bishop, mengungkapkan bahwa semua itu merupakan raihan yang perlu diingat sebagai awalan positif pemicu optimisme di musim ini.
“Klub ini memiliki sejarah besar di Eropa, dan Anda harus cukup tua untuk mengingatnya. Saya ingat ketika saya pergi ke final melawan Tottenham, di mana saya sangat kesal saat itu. Bukan hanya kesal karena kalah, tapi saya kesal karena saya tidak pernah lagi pergi ke sebuah pertandingan di kompetisi Eropa dan melihat Wolves berlaga di sana,” ungkap Bishop dikutip dari BBC Football.
“Jelas, klub ini belum mencapai level tertinggi lagi sejak itu. Masalah yang lainnya adalah, di sini, kami selalu menganggap Wolves sebagai klub besar. Mungkin bukan sebagai salah satu tim di puncak liga Inggris, akan tetapi tentu saja sebagai klub besar di level bawah. Saya akui, selama 40 tahun, klub ini belum mendekati potensi yang memenuhi standar sebagai klub besar sesungguhnya.”
Wolves punya peluang besar menang Europa League
Besiktas, Braga dan Slovan Bratislava adalah lawan Wolverhampton di Grup K. Di sisi lain, manajer mereka, Nuno Espirito Santo, sempat mengatakan jika pencapaian masuk ke Europa League merupakan kemajuan besar timnya sejak ia diresmikan sebagai manajer Wolves pada Mei 2017. Namun, ia menolak untuk berspekulasi tentang peluang timnya mencapai final. Ia hanya menyatakan bahwa, “setelah melakukan latihan, saya akan bartaruh sendirian (untuk spekulasi mencapai final).”
Selain itu, salah satu legenda Wolves, Mel Eves, justru mengatakan yang sebaliknya. Ia berani memprediksi bahwa mantan klubnya itu akan mencapai final Europa League musim ini. Di satu sisi, Eves sendiri adalah mantan pemain Wolves yang berhasil mencatatkan 214 penampilan dalam kurun waktu sembilan tahun, dan menjadi pemain Wolves terakhir yang mencetak gol di Eropa pada 1974.
“Ya, mereka cukup mampu melakukannya. Tidak ada orang yang berusia di bawah 40 akan memiliki ingatan tentang Wolves yang pernah menjadi tim besar di Eropa. Maka, ketika Anda tahu itu, mereka pernah melakukannya dulu, dan pencapaian itu adalah potensi keberhasilan yang patut ditiru di musim ini. Pada 1970-an, saya dan klub ini selalu mampu bersaing dengan klub seperti Liverpool dan Manchester United, bahkan kami pernah berhasil memenangkan gelar liga,” pungkas Mel Eves mengenang masa jayanya bersama Wolves.
Catatan redaksi: kutipan diambil dari BBC Football.