Sejak pertama kali namanya mencuat ke dunia sepakbola, Marko Arnautovic sangat jarang memiliki reputasi bagus. Dirinya merupakan salah satu dari sekian banyak pemain nakal yang pernah menghiasi lapangan. Statusnya tidak beda jauh dengan Antonio Cassano, Joey Barton, dan Mario Balotelli. Super Mario bahkan merupakan kawan dekat Arnautovic ketika masih membela Inter Milan (2009/2010).
Sering kali terlambat mengikuti pertemuan atau latihan, pemain asal Austria itu sempat memiliki masalah dengan pelatih Inter, Jose Mourinho. “Saat tur di Abu Dhabi, ada rapat tim. Saya terlambat bangun. Berangkat dari kamar di lantai 75, saya memiliki tujuh menit sebelum rapat mulai. Tapi saya tetap terlambat,” kata Arnautovic.
“Hal serupa juga terjadi saat menjelang pertandingan. Saya sudah takut dibunuh Mourinho. Dia kemudian mengasingkan saya dari latihan, kami sempat berkelahi saat itu,” akunya.
Namun, masalah tersebut selesai ketika Inter kembali ke Kota Milan. Jose Mourinho begitu senang melihat perubahan Arnautovic dari tur, sampai-sampai memberikan jam tangannya untuk pemain yang ia beli dari Twente itu.
“Saya kira kami latihan pagi, tapi saat sampai di parkiran tidak ada mobil lain. Saya masuk, dan Mourinho bersama pelatih-pelatih lainnya berdiri, memberi tepuk tangan. ‘Kamu telah datang lima jam lebih awal, selamat. Ini, sebagai hadiahnya ambil saja jam tangan saya,’ kata Mourinho ke saya. Jam itu masih ada di rumah,” jelas Arnautovic.
Sial bagi Arnautovic, diboyong dengan dana 27 juta pauns dari Twente, dirinya tidak bisa membayar kepercayaan Mourinho dan para Internista. Dirinya kemudian dilego ke Werder Bremen.
Kondisi Arnautovic semakin buruk di Bremen. Walau sempat membatu timnya mencetak 14 gol pada musim 2012/2013, Arnautovic mulai tertimpa banyak masalah. Sebelum liga mulai, Arnautovic menghabiskan waktu di Wina, tertangkap kamera berdebat dengan polisi.
“Diam. Saya menghasilkan begitu banyak uang, hidup Anda juga bisa dibeli,” katanya dalam rekaman tersebut.
2012/2013 merupakan musim terbaiknya di Werder Bremen. Tapi Arnautovic sedang pusing memikirkan pacarnya yang mengandung. Alhasil permainannya tidak konsisten, dan sering kali memperlihatkan gerakan berbahaya. 8 kartu kuning dan satu kartu merah ia dapatkan dalam 1.959 menit di 1.Bundesliga. Itu sama dengan satu kartu kuning tiap empat partai. Akumulasi kartu bukan sesuatu yang ingin dilihat Werder Bremen dari penyerang ‘andalan’ mereka.
Mengalami Perubahan di Stoke City
Arnautovic akhirnya dilego Werder Bremen dengan dana 2,35 juta Euro ke Stoke City. Pihak klub harus menghemat pengeluaran mereka dan menambah cadangan gaji pemain sehingga Arnautovic harus dilepas.
Akan tetapi salah satu media Jerman, Welt merangkum karir Arnautovic di Jerman dengan sebuah judul miring: “Tidak akan ada yang merindukan Arnautovic di Bremen“. Penampilan inkonsisten dan berbagai ulahnya membuat cap negatif dari Inter Milan belum mengalami perubahan di Jerman.
Saat mendarat di Britannia Stadium, Arnautovic masih disambut dengan Stoke City ‘klasik’. Mengandalkan umpan-umpan langsung, permainan yang penuh kontak fisik, dan dikenal keras oleh kesebelasan-kesebelasan lain di Premier League. Tapi perlahan dirinya menjadi salah satu kunci dari ‘Stokelona’ -julukan untuk Stoke City yang rajin memboyong mantan pemain Barcelona untuk mengubah gaya permainan mereka-.
Dari Marc Muniesa di lini belakang, pelan tapi pasti Stoke City bisa mendapatkan pemain-pemain seperti Xherdan Shaqiri, Ibrahim Afellay, dan Bojan Krkic guna mengubah citra keras yang mereka miliki. Stokelona berawal dari 2014/3015 dengan Arnautovic, Bojan, dan Afellay menjadi tulang punggung the Potters.
Ketika itu Arnautovic hanya menyumbang satu gol di Premier League, tapi dia juga beri kontribusi lain lewat enam buah umpan. Masalah disipliner yang menghantuinya saat di Jerman juga mulai hilang. Arnautovic hanya mendapat tiga kartu kuning dari 29 partai Premier League dan tidak pernah diusir wasit.
Karir Arnautovic bersama Stoke City benar-benar bersinar saat Xherdan Shaqiri mendarat di Stoke-on-Trent pada 2015/2016. Berkat kehadiran Shaqiri, Arnautovic yang sebelumnya lebih fokus memanjakan Bojan, mulai diplot sebagai penyerang utama. Hasilnya, pemain keturunan Serbia itu mencetak 11 gol untuk Stoke City. Gol terbanyak sepanjang karirnya semenjak hengkang dari Twente.
Rasa Serakah Arnautovic
Performa Arnautovic membuat namanya mulai dirumorkan akan pergi dari Stoke City. Bek Serbia, Branislav Ivanovic, bahkan mengatakan bahwa level Arnautovic sudah berada di atas the Potters.
“Saya sangat menghormati Arnautovic. Dirinya benar-benar menjadi dewasa dalam satu setengah sampai dua tahun terakhir. Dia mendapatkan banyak perhatian di Serbia karena keturunan dari ayahnya. Saya rasa level Arnautovic sudah melebihi kesebelasan yang dia bela,” kata Ivanovic.
Saat itu, Everton disebut jadi pelari terdepan untuk mendapatkan Arnautovic. Namun hal tersebut tidak terjadi karena Arnautovic memperpanjang kontraknya dengan Stoke City. “Hanya Real Madrid atau Barcelona yang bisa membuat saya pergi Stoke City,” ungkap Arnautovic.
Barcelona, Real Madrid, atau menjadi pemecah rekor. Marko Arnautovic meninggalkan Stoke City pada 2017/2018 untuk menjadi pembelian termahal West Ham United saat itu dengan dana 25 juta paun.
Cerita Arnautovic di West Ham kurang-lebih sama seperti saat membela Stoke City. Dia menjadi andalan dan tak lama tergiur tawaran yang lebih besar dari kesebelasannya saat ini. Bedanya, tawaran itu kini datang dari Tiongkok pada bursa transfer musim dingin 2019.
Manuel Pellegrini selaku manajer the Hammers bahkan sampai tidak mengikutsertakan nama Arnautovic ketika mereka bertemu Bournemouth (19/1). “Arnie [Arnautovic] ada masalah lain [Transfer ke Tiongkok], kehadirannya di lapangan hanya akan mengalihkan fokus dari pertandingan,” jelas Pellegrini.
Arnautovic kini memiliki kontrak dengan West Ham hingga 2023. Namun bukan berarti dirinya akan setia dengan the Hammers. Apalagi mantan bek West Ham, Tony Gale sudah memberi label serakah ke Arnie. “Mana yang Anda pilih? Memenangkan Piala Liga atau FA dan bermain di Europa League? Atau pergi ke luar Eropa seperti Tiongkok untuk mendapat uang lebih banyak? Saya rasa di situ terlihat keserakahannya,” kata Gale.
Rencana Cadangan West Ham
Berbagai pihak sudah memperingatkan West Ham tentang sikap mereka ke Arnautovic. Selain Gale, Craig Bellamy, dan Sam Allardyce juga angkat bicara soal hal ini. West Ham sendiri seakan sadar bahwa Arnautovic tidak akan memenuhi kontraknya di London.
Menurut 90min, West Ham tidak keberatan untuk melepas Arnautovic pada bursa transfer musim panas 2019. Harga yang diminta juga tidak berbeda jauh dengan tawaran dari klub Tiongkok di bursa transfer musim dingin, 45-50 juta pauns.
Sebelum mendatangani kontrak perpanjangan kontrak, agen sekaligus saudara Arnautovic, Danijel, sudah mempersiapkan transfer ke Guangzhou Evergrade seharga 45 juta pauns. Tapi pihak Evergrande membatalkan tawaran tersebut.
Guna mempersiapkan diri tanpa Arnautovic, West Ham kabarnya mempersiapkan uang 43.5 juta pauns untuk penyerang Celta Vigo, Maxi Gomez. Selain Gomez, penyerang milik Atalanta, Duvan Zapata juga disebut sebagai kandidat.
Mengingat fakta bahwa kesebelasan yang terakhir kali mengandalkan dan ditinggalkan oleh Arnautovic kini berada di divisi dua Inggris, EFL Championship, West Ham memang harus bersiap. Kontrak baru tidak berarti apapun selain mengaktifkan bom waktu.