Sempat digadang-gadang jadi pesaing utama Liverpool sebagai calon juara Liga Inggris musim ini, Manchester City mulai tampak kesulitan di beberapa laga. Memasuki bulan Desember, City terpingkal-pingkal.
Bukan tugas mudah ternyata untuk Manchester City memepet skuad Liverpool arahan Jurgen Klopp. Patut diakui, Liverpool memang musim ini begitu konsisten dan percaya diri. Dari 19 laga yang sudah dimainkan di Liga Inggris, Liverpool belum sekalipun merasakan kekalahan.
City awalnya memang tampak seberingas Liverpool. Terus membuntuti sang rival, tak memberikan ruang sama sekali untuk menciptakan kesalahan sekecil apa pun. City bahkan sempat mengarungi 15 laga tanpa kekalahan.
Namun, memasuki bulan Desember The Citizens malah tersandung beberapa kali. Dari 19 laga yang sudah dilakoni Sergio Aguero dan kawan-kawan musim ini, tiga kali mereka gagal meraup poin sama sekali alias kalah. Mirisnya, tiga kekalahan tersebut didapatkan di bulan Desember ini.
Padahal, Desember bisa jadi gerbang untuk mengarungi paruh musim kedua dengan mulus. Namun, bak dikutuk, bulan Desember malah jadi petaka untuk City. Statistik mencatat selama ditangani Guardiola, City sudah menelan enam kekalahan di bulan Desember, dari total 11.
Kekalahan City dimulai ketika mereka menyambangi Stamford Bridge, kandang Chelsea. Pada laga tersebut mereka dikecundangi dengan skor 0-2. Hanya selang dua laga, City kembali menelan kekalahan untuk kedua kali, kini dari tim semenjana Crystal Palace.
City terjerembab untuk kali ketiga pada boxing day melawan Leicester City. Padahal, pasukan Pep Guardiola disebut bakal kembali bangkit di laga ini. Namun, di luar dugaan City malah kembali menelan kekalahan.
Salah satu yang jadi masalah City di musim ini juga adalah cederanya beberapa pemain kunci. Sejatinya mereka punya back up yang cukup sepadan untuk mengisi pos yang ditinggalkan.
Beberapa pemain kunci yang menepi karena cedera yakni Kevin de Bruyne, Gabriel Jesus, dan Sergio Aguero. De Bruyne baru memainkan laga kompetitifnya di laga melawan Leicester City, sementara Aguero baru kembali bermain usai cedera di awal bulan ini pada laga sebelumnya melawan Crystal Palace.
Selama absennya De Bruyne, City mempercayakan lini tengah pada sosok Fernandinho. Kreativitas pemain asal Brasil membuat lini tengah The Citizens begitu hidup. Namun cedera yang menghantam sang pemain membuat City kehilangan kreativitas yang dibutuhkan tersebut.
City sempat memanfaatkan John Stones sebagai pengisi pos Fernandinho pada laga melawan Crystal Palace. Kendati bermain cukup baik, namun Stones belum bisa menghidupkan lini tengah City seperti layaknya Fernandinho.
Kembalinya De Bruyne yang diharapkan bisa membuat City menakutkan, nyatanya belum terasa efeknya. Sebenarnya hal itu wajar terjadi sebab De Bruyne menepi cukup lama akibat cedera yang ia alami, dan butuh waktu untuk kembali nyetel dengan permainan. Untungnya, Ilkay Gundogan dan Bernardo Silva berada dalam kondisi fit.
Rapuhnya posisi full back juga jadi kelemahan yang menonjol untuk City. Musim lalu Benjamin Mendy yang mengisi posisi full back kiri tampil menakutkan. Keberadaannya memberikan dimensi serangan yang berbeda untuk City. Hal itu hilang seiring cedera lutut yang menghantam Mendy.
Fabian Delph yang ditunjuk untuk mengisi pos tersebut tak mampu berbuat banyak. Bahkan pada laga melawan Leicester, eks pemain Aston Villa tersebut beberapa kali gagal membendung serangan lawan. Gol pertama Leicester bahkan datang dari sisi di mana Delph bertugas. Klimaksnya ia di kartu merah dan harus menepi untuk 3 laga ke depan. Sebelumnya di laga melawan Crystal Palace, Kyle Walker yang mengisi posisi full back kanan juga tampil sangat buruk.
Lantas bisakah City mengejar Liverpool? Jelas peluang masih sangat terbuka untuk Mancheste Biru. Guardiola yang secara taktik dan pengalaman sudah teruji, harusnya paham bagaimana cara membawa City agar tetap dalam satu trek dengan Liverpool. Jika di paruh kedua musim masalah cedera pemain bisa teratasi, sepertinya tidak butuh waktu lama untuk City kembali ke performa seperti di awal musim ini.