Perjalanan SD Huesca di La Liga bagaikan bola pingpong. Pada musim 2018/2019, mereka promosi ke La Liga, tapi langsung turun ke Segunda setelahnya. Hanya butuh semusim buat Huesca untuk kembali ke La Liga, tepatnya pada musim ini.
Menariknya, Huesca melakukan sejumlah strategi yang membuat mereka tak cuma dikenal di Spanyol. Faktanya, Huesca adalah kesebelasan kelima di La Liga dengan pengikut terbanyak di Jepang! Kok bisa?
Ini merupakan kombinasi dari perekrutan pemain, kerja sama, dan pembentukan proyek baru. Hasilnya adalah kehadiran kelompok pendukung baru di luar Spanyol, khususnya di Jepang.
Naiknya popularitas dimaksimalkan Huesca dengan membangun hubungan jangka panjang dengan Jepang. Proyek internasional telah dibuat untuk memberikan anak-anak Jepang kesempatan untuk mengembangkan kemampuan mereka dengan metodologi klub, dengan tujuan menciptakan budaya sepakbola dan mengenalkan Huesca itu sendiri.
Dibuka oleh Shinji Okazaki
Huesca mengincar Asia sebagai strategi penjualan internasional mereka. Fokus pada Jepang diawali oleh kehadiran Shinji Okazaki pada 2019. Kehadiran mantan striker Leicester City ini langsung menghadirkan gairah bukan cuma di Jepang, tapi juga di Asia.
Di Stadion El Alcoraz menjadi hal yang umum untuk melihat kehadiran jurnalis Jepang yang tengah meliput Okazaki. Saat pandemi melanda, permintaan para penggemar dari Jepang untuk liputan soal Okazaki jadi meningkat.
Pandemi membuat Huesca tak leluasa bergerak untuk membuat acara offline. Namun, mereka mengawalinya dengan wawancara online dengan Okazaki. Kehadiran Okazaki pun melahirkan suporter resmi bernama “Pena Nipona SD Husca” yang berdiri di Kyoto.
Di Twitter, Huesca mendulang 8500 follower, atau berada di bawah Real Madrid, FC Barcelona, Real Betis, dan SD Eibar. “Pada Agustus, kami memliki 5393 pengikut, jadi jelas kalau kegiatan terbaru yang kami rencanakan buat penggemar Jepang membawa hasil,” kata pernyataan resmi Huesca.
Keberhasilan di Jepang membuat Huesca berencana untuk memaksimalkan posisinya ini untuk keuntungan di luar lapangan. Salah satunya menempatkan Huesca ke dalam pasar Asia.
“Kami ingin mebuat klub dan Provinsi Huesca dikenal. Kami tengah berupaya agar kehadiran online kami di Jepang dan Inggris untuk menjalin hubungan ini di pasar.”
Program Pelatihan
Bagian utama dari strategi pertumbuhan tim datang dari sepakbla usia muda, di mana pemain muda Jepang akan dilatih sebagai bagian dari kerja sama antara SD Huesca, Yayasan Alcoraz, dan Grup Wakatake. Saat ini, pemain usia sembilan sampai 15 tahun telah menjalani kursus selama satu pekan hingga tiga bulan, yang berisi pendidikan sejarah klub, geografi, dan gaya bermain.
Tujuannya adalah untuk membekali talenta-talenta muda ini dengan pendidikan sepakbola sambil menciptakan hubungan permanen ke SD Huesca.
“Pembinaan dibagi ke dalam kategori usia yang berbeda dan setiap pelatih memiliki instruksi yang jelas dalam hal apa tujuan untuk peningkatan individu dan kolektif. Dalam setiap kasus, pelatih harus memprioritaskan instruksi yang diberikan dari departemen ini sehingga para pemain berkembang dengan cara yang benar,” kata Huesca.
Selain mengembangkan keterampilan sepak bola, pentingnya nilai-nilai yang baik juga diajarkan dalam program tersebut.
“Fokus kami tidak hanya pada pendidikan olahraga, itu kunci untuk mengajarkan nilai-nilai kepada setiap pemain sehingga, di masa depan dan apakah mereka masih bersama kami atau tidak, akan jelas bahwa waktu mereka di tim junior kami meninggalkan bekas,” tambah Huesca.
Sumber: La Liga.