Cerita yang Mengiringi Persiapan Liga 1 2019

Foto: Liga-Indonesia.id

Setelah menunggu kurang lebih selama lima bulan, kompetisi tertinggi sepakbola Indonesia yaitu Liga 1 2019 siap digelar kembali mulai pekan ini. Peresmian kompetisi yang menginjak musim ketiga (dengan nama Liga 1) ini sudah dilakukan pada hari Senin (13/5) di SCTV Tower.

Jika tidak ada halangan, maka pekan pertama akan dimulai pada hari Rabu (15/5) ini. Jadwal ini sudah mundur sepekan dari rencana sebelumnya yang akan menggelar kick-off pada 8 Mei kemarin.

Tercatat, ada beberapa cerita menarik terkait kompetisi yang musim lalu menjadi milik Persija Jakarta tersebut. Cerita ini menjadi awal keseluruhan kompetisi yang nantinya akan berakhir pada 22 Desember 2019. Berikut adalah beberapa cerita menarik tersebut yang kami ambil dari beberapa sumber.

Pergantian Sponsor

Setelah dua musim menggandeng Gojek sebagai sponsor utama kompetisi, Liga 1 kini memiliki sponsor baru. Perusahaan e-commerce, Shopee, kini menjadi sponsor utama menggantikan perusahaan transportasi tersebut yang sudah mengakhiri kerja sama sejak bulan April lalu. Keinginan untuk memperbaiki sepakbola Indonesia menjadi alasan mengapa perusahaan yang identik dengan Girlband Blackpink ini mau menjadi sponsor utama.

“Dengan dukungan dari Shopee kami percaya niatan dari PSSI dan PT LIB untuk menciptakan iklim sepakbola Indonesia yang lebih profesional dan bisa cepat terlaksana. Kami menegaskan bahwa Shopee mendukung penuh perbaikan sepakbola Indonesia menjadi sponsor utama Liga 1 2019,” kata Pandu Sjahrir, selaku Presiden Komisaris SEA Grup (induk perusahaan Shopee) seperti dikutip dari Bolasport.

Meski begitu belum jelas berapa lama durasi kerja sama antara Shopee dengan PT LIB. Yang menarik, munculnya Shopee sebagai sponsor tidak disertai dengan perubahan logo kompetisi. Logo yang digunakan ternyata masih sama dengan logo sebelumnya. Hanya warnanya saja yang berganti dari yang sebelumnya kombinasi hijau-biru menjadi oranye.

Jadwal yang “Edan”

Liga 1 2019 direncanakan akan berlangsung selama tujuh bulan saja. Hal ini berarti setiap hari setidaknya akan selalu ada pertandingan. Padatnya jadwal ini pastinya membuat senang pecinta sepakbola. Akan tetapi, tidak bagi pemain. Kebugaran mereka akan terganggu karena jadwal padat yang bisa memaksa mereka bertanding setiap tiga hari.

Beberapa dari mereka juga masih melakoni pertandingan Piala Indonesia yang hingga sekarang masih memasuki fase perempatfinal. Hal ini membuat kompetisi Liga 1 edisi 2019 seperti kompetisi yang terkesan dipaksakan untuk jalan.

Persebaya Surabaya menjadi kesebelasan yang mengeluarkan rasa herannya terhadap jadwal yang dikeluarkan PT LIB. Melalui Presidennya, Azrul Ananda, ia mengungkapkan rasa kecewanya terkait jadwal yang ia anggap tidak manusiawi.

“Berdasarkan penghitungan kami dari jadwal yang kami terima, kami bertanding 4,6 hari. Itu jadwal yang padat bahkan tidak manusiawi. Bayangkan saja, untuk liburan 15 hari 3 kali saja pasti lelah, apalagi main bola,” tuturnya.

Bajul Ijo memang mendapat jadwal yang mengerikan. Dalam 15 hari, mereka tiga kali bermain. Setelah bertandang ke markas Bali United pada pekan pertama (16/5), mereka harus bertandang ke markas Kalteng Putra (21/5). Hari Selasa (30/5) menjadi kali pertama Persebaya bermain di kandang mereka.

Pertandingan Pembuka Antara PSS Sleman vs Arema FC

Musim lalu, duel pembuka Liga 1 menghadirkan Bhayangkara FC sebagai juara bertahan kompetis menghadapi Persija Jakarta selaku juara Piala Presiden. Namun pada musim 2019, pertandingan pembuka akan sedikit berbeda.

Sesuai kesepakatan dalam rapat di Hotel Sultan, Jakarta Pusat, pada Selasa (7/5) lalu, PT LIB memutuskan pertandingan pembuka antara PSS Sleman menghadapi Arema FC. PSS selaku juara Liga 2 menghadapi Singo Edan yang memenangi Piala Presiden beberapa waktu lalu. Keputusan ini dibuat karena Persija, juara Liga 1 2018, akan bermain pada AFC Cup di tanggal yang sama melawan Shan United.

“Sebenarnya Persija yang seharusnya membuka karena mereka juara Liga 1 musim lalu. Tapi pada tanggal tersebut (15 Mei) mereka bermain pada Piala AFC,” kata Direktur PT LIB, Dirk Soplanit, seperti dikutip dari Bolalob.

Shopee dan Kompetitor yang Menjadi Sponsor

Keputusan menggandeng Shopee sebagai sponsor kompetisi menimbulkan polemik jelang bergulirnya Liga 1 2019. Hal ini tidak lepas dari adanya beberapa kesebelasan yang menjalin kerja sama dengan kompetitor perusahaan yang berdiri pada 2015 tersebut.

Sebut saja Badak Lampung FC yang menjalin kerja sama dengan Bukalapak sebagai sponsor utama mereka. Kesebelasan asal Jawa Barat, Persib Bandung, juga menjalin kerja sama dengan kompetitor Shopee yaitu Elevenia.

Hal ini cukup menarik mengingat dalam regulasi yang berlaku pada pasal 58 ayat 4 berbunyi kalau klub tidak diperbolehkan untuk melakukan kerja sama dengan sponsor yang menjadi pesaing sejenis termasuk sub-brands dari sponsor Liga 1 dan LIB. Secara tidak langsung, Badak Lampung dan Persib sudah melanggar regulasi. Akan tetapi, hal ini bisa diperdebatkan karena mereka sudah menjalin kerja sama ini sejak jauh hari sementara Shopee dan PT LIB baru menjalin kerja sama beberapa hari sebelum kompetisi dimulai.

Permasalahan seperti ini sebenarnya pernah terjadi beberapa tahun sebelumnya. Saat itu, Arema Malang bekerja sama dengan Bentoel dan Persik Kediri dengan Gudang Garam, disaat sponsor utama kompetisi adalah Djarum.

Utang Dana Subsidi

Persoalan dana langsung menyerang PSSI beberapa hari sebelum pertandingan pembukan Liga 1 dimulai. Santer beredar kabar kalau dana subsidi untuk mengarungi kompetisi musim 2019 mengalami penurunan dari yang sebelumnya 7,5 miliar rupiah menjadi 5 miliar saja.

Hal ini disebabkan karena mereka masih mengantungi utang kepada 18 klub peserta Liga 1 2018 masing-masing sebesar 2,5 miliar rupiah terkait pelaksanaan agenda pembinaan usia muda. Utang ini sendiri merupakan bagian dari subsidi sebesar 7,5 miliar yang dijanjikan pada awal kompetisi 2018.

Dirk Soplanit sendiri bahkan tidak mau mengungkapkan apakah benar dana subsidi mengalami penurunan. Ia tidak mau memberikan janji-janji manis karena ingin fokus untuk menyelesaikan utang yang belum terbayar.

“Yang kemarin masih belum tuntas pembayarannya. Prinsipnya hati-hati untuk memberikan janji karena tidak mudah untuk saya memberikan janji. Yang penting, apa yang menjadi dasar untuk memenuhi kewajiban kepada klub harus kami lakukan. Intinya saya tidak mau muluk-muluk. Sebab, saya mendapat warisan yang kurang nyaman. Sebenarnya kalau tidak ada warisan ini saya rasa tidak masalah,” tuturnya.