Diego Costa baru saja mendapatkan larangan bertanding selama delapan pertandingan di La Liga. Hukuman ini dikeluarkan selain karena mendapatkan kartu merah, Costa juga dianggap bersalah karena menghin wasit.
Dalam pertandingan yang dimenangi Barcelona 2-0 tersebut, Barcelona diusir wasit Jesus Gil Manzano. Dalam laporan pertandingannya, pemain timnas Spanyol tersebut dianggap menghina ibu Manzano. Namun, laporan ini dibantah oleh Costa.
Larangan delapan pertandingan yang dikeluarkan Federasi Sepakbola Spanyol pun membuat Costa tak akan bisa mengikuti sisa pertandingan Atletico Madrid di La Liga musim ini. Hukuman delapan pertandingan tersebut berasal dari empat pertandingan larangan karena menghina wasit, dan empat lainnya karena memegangi tangan wasit.
Hal ini membuat Manajer Atletico, Diego Simeone, kesal. Pasalnya, wasit dan federasi seperti menganaktirikan Costa.
“Aku bertanya pada wasit dan dia bilang padaku kalau Costa mengatakan sesuatu padanya. Pemain lain juga pernah bilang hal yang sama tapi tak pernah diusir wasit, meski itu tak membenarkan apa yang Costa lakukan,” kata Simeone.
Larangan bertanding, teguran dari wasit, jelas bukan sesuatu yang aneh apabila kita mengikuti karier Costa. Namun, anggapan bahwa Costa adalah pemain kasar didapatkan ketika ia membela Chelsea, utamanya karena perilakunya pada musim 2015/2016. Saat itu setidaknya terdapat sembilan insiden yang membuat Costa tak bisa membela Chelsea.
Berseteru dengan Koscielny dan Gabriel
Pada September 2015, FA memutuskan untuk menghukum Costa sebanyak larangan tiga pertandingan domestik yang dijalani Chelsea: dua di Premier League, satu di Piala Liga. Kejadiannya adalah ketika Chelsea menang 2-0 atas Arsenal, Costa menempatkan tangannya ke wajah Koscielny, sebelum berselisih dengan Gabriel, yang akhirnya diberi kartu merah.
Dalam pernyataan resminya, Chelsea menyatakan kalau mereka kecewa dengan putusan ini. Pasalnya, Costa akan absen ketika Chelsea menghadapi Walsall di Piala Liga, serta Newcastle United dan Southampton di Premier League.
Wasit sendiri mengaku kalau ia tak melihat kejadian yang melibatkan Costa dan Koscielny. Namun, hukuman tetap berlangsung, karena FA memutuskan membawa kasus ini ke panel yang berisi tiga wasit elit untuk memutuskan hukuman bagi Costa.
Gara-Gara Gerakan Menggigit
Pada April 2016, putusan sidang memutuskan kalau Costa mendapat tambahan satu larangan bermain dan denda 20 ribu paun karena dianggap berlaku tidak patut. Kala itu, ia dihukum atas reaksinya setelah diusir wasit dalam laga melawan Everton di Piala FA pada 12 Maret 2016.
Costa awalnya berseteru dengan Gareth Barry dan mencoba untuk menggigitnya. Meskipun demikian, Barry mengaku kalau tak ada kontak yang terjadi saat itu. Awalnya, Costa dilarang tampil dua pertandingan, tapi jadi ditambah menjadi tiga pertandingan. Karena larangan ini, Costa jadi tak tampil kala menghadapi West Ham, Aston Villa, dan Swansea.
Dalam pertandingan babak perempat final tersebut, Everton memenang pertandingan 2-0 di Goodison Park. Costa sendiri diusir pada menit ke-84 setelah mendapatkan kartu kuning kedua. Secara otomatis, Costa pun mendapat larangan dua pertandingan. Namun, FA akhirnya menambah satu pertandingan lagi.
Menginjak Emre Can
Awal dari reputasi buruk Costa sebenarnya terjadi pada Januari 2015. Saat itu, di leg kedua semifinal Piala Liga, Costa ketahuan menginjak ankle Emre Can kala Chelsea menghadapi Liverpool. Atas hal ini, Costa pun dihukum larangan bertanding sebanyak tiga pertandingan karena dianggap sengaja menginjak kaki Can.
Oleh FA, Costa dan Chelsea tak diberikan hak untuk melakukan banding. Karena larangan ini, Costa pun tak bisa menghadapi Manchester City, Aston Villa, dan Everton. Di sisi lain, mantan manajer Chelsea, Jose Mourinho, menganggap kejadian tersebut memang terjadi tapi tak diketahui wasit. Akan tetapi, Mou menganggap Costa tak sengaja.
Mau Sampai Kapan?
Costa memang sering terlihat tempramen. Apa yang dilakukannya dengan menginjak ankle Can pun memperlihatkan kalau ia melakukan hal yang tak perlu. Lantas, mau sampai kapan?
Satu-satunya hal yang mungkin bisa mengubah Costa adalah ketika klub sudah tak lagi mendukungnya. Pasalnya, hukuman larangan bertanding jelas merugikan klub, karena Costa didatangkan bukan untuk beristirahat dan mendapatkan uang dengan mudah. Di sisi lain, klub juga tak mempersiapkan pemain yang punya kemampuan seperti Costa. Menjadi mudah bagi klub pada akhirnya untuk melepas Costa di masa depan.