Dilema Eden Hazard, Bertahan di Chelsea atau Pindah ke Real Madrid

Penyerang Chelsea, Eden Hazard, sangat mengetahui jika impiannya untuk pindah ke Real Madrid sudah berada di ambang batas waktu untuk diwujudkan. Meskipun memang, saat ini ia sendiri masih tampak tenang di atas situasinya, dengan sikap tanpa ‘ribut-ribut’ seperti rekan senegaranya Thibaut Courtois.

Sejatinya, memang mudah menerka apa yang ada dipikiran Hazard saat ini. Namun sebenarnya, itu semua tak semudah yang dibayangkan. Coba saja, jika Anda diberi pilihan untuk menjadi legenda klub atau pindah ke klub impian masa kecil, apa yang akan Anda lakukan?

Sebut saja Anda adalah seorang pemain bola top untuk salah satu tim terkaya dan paling sukses di Inggris. Lalu Anda bermain di Premier League dan Anda tahu bahwa para bek lawan selalu ketakutan setiap kali Anda mendapatkan bola.

Selain itu, Anda juga sudah memenangkan piala dan penghargaan individu. Bahkan, para penggemar klub menyukai Anda. Dan sekali lagi, apakah Anda akan memilih menjadi legenda di klub tersebut, atau pindah ke klub impian masa kecil Anda?

Itulah dilema Eden Hazard saat ini. Kehidupan di London sudah membuatnya sangat nyaman. Selain itu, manajemen The Blues mungkin saja mempunyai rencana untuk membangun patung Hazard di luar Stamford Bridge suatu hari nanti.

Akan tetapi, itu semua belum berarti apa-apa karena bintang asal Belgia itu tidak pernah tahu sampai kapan ia akan membulatkan keputusan perihal masa depannya bersama Chelsea.

Eden Hazard dan Real Madrid

Tidak terlepas dari semua itu, mata Hazard pun mulai terbuka. Ia sudah mulai mempertanyakan ambisi klubnya. Di sisi lain, ia belum pernah memenangkan Liga Champions bersama Chelsea, dan banyak orang mengatakan bahwa ia harus pergi untuk mencapai level karier tertinginya.

Selain itu, terdapat argumen bahwa Hazard harus mendorong dirinya sendiri dengan beberapa langkah baru agar dianggap sebagai pemain elit. Dimulai dengan jangan menandatangani kontrak baru bersama Chelsea. Dorong manajemen klub untuk menjualnya. Kemudian, mimpi masa kecil untuk bermain bersama Real Madrid akan terbuka lebar.

Bahkan bukan hanya mimpinya saja yang terwujud, ia juga bisa menjadi juara Eropa, menjadi bintang di laga el clásico, atau bahkan bisa menangkan Ballon d’Or. Yang jelas, kualitas level kariernya akan melesat jauh lebih baik ketimbang yang ia dapatkan di Chelsea.

Kendati begitu, sekali lagi, itu semua tidak semudah yang dibayangkan. Karena harapan yang disebutkan tadi adalah seonggok harapan yang juga diiming-imingi Courtois di musim panas lalu. Tapi apa jadinya ia sekarang? Yang dulunya diagungkan, telah berubah menjadi pemain yang dicap pengkhianat dan disebut dengan label ‘snake’ oleh para fans The Blues.

Tidak elok rasanya bila hal itu terjadi lagi kepada Eden Hazard. Karena walau bagaimanapun ia telah menjadi pemain bintang yang sangat dihargai di Chelsea, dan situasi sulit seperti Courtois hanya akan membuatnya berada dalam kegalauan.

Pemain utama Chelsea itu telah kepusingan karena tidak bisa mengambil keputusan. Meski memang ia masih memiliki kurang dari dua tahun lagi dalam kesepakatan kontraknya di Stamford Bridge, akan tetapi ia tahu bahwa Madrid –juara Eropa yang sampai saat ini belum tergantikan– sudah sangat tertarik kepadanya.

Hazard juga tidak merahasiakan keinginannya untuk bermain di Santiago Bernabeu suatu hari nanti. Dan ditambah dengan melihat situasi kontraknya saat ini, telah meningkatkan kemungkinan bahwa ia bisa saja meninggalkan Chelsea di musim panas mendatang.

Namun, meskipun Hazard berhak bertanya-tanya apakah pelatihnya saat ini, Maurizio Sarri, dapat menandingi ambisinya atau tidak, itu semua juga masih belum bisa memastikan apakah eks pemain Lille itu akan bertahan di Stamford Bridge atau malah pergi ke Real Madrid suatu hari nanti.

Karena mengingat bahwa klubnya saat ini, Chelsea, telah kehilangan kesempatan untuk masuk kualifikasi Liga Champions sebanyak dua kali dalam tiga tahun terakhir, dan hal ini telah menjadikan Eden Hazard belum tahu ke arah mana hatinya akan berubah.

Menerka-nerka keputusan final Eden Hazard

Menurut salah satu pundit di The Guardian, Jacob Steinberg, menyebut bahwa langkah logis untuk Hazard sekarang ini adalah mulai mencari properti di ibukota Spanyol. Ia pasti tahu bahwa langkah seperti ini mungkin adalah kesempatan terakhirnya untuk mengamankan ambisi besarnya.

Namun, pendapat Jacob terdengar bertentangan ketika melihat Hazard membahas masa depannya pasca kemenangan Chelsea atas Southampton pada akhir pekan lalu. Ia justru mengatakan bahwa ia masih berada di dalam dilema untuk memilih pergi atau bertahan di Chelsea.

“Di kepala saya, kadang-kadang saya bangun di pagi hari dan berpikir saya ingin pergi dari sini. Tapi kadang-kadang juga saya berpikir jika saya ingin tetap tinggal. Ini adalah keputusan yang sulit, ini adalah dilema yang sedang saya hadapi,” tutur Eden Hazard.

Di sisi lain, sebagian besar rekan Hazard telah berjuang untuk menolaknya pindah ke Madrid. Skenario semacam ini hampir mirip dengan situasi Philippe Coutinho. Coutinho menemukan dirinya berada dalam situasi yang sama seperti ini pada awal 2018 lalu, dan Liverpool tidak bisa meyakinkan pemain asal Brasil itu untuk mengabaikan tawaran Barcelona.

Untuk Coutinho, memang sangat mustahil menolak kesempatan bermain di Camp Nou. Selain itu, Liverpool juga berhasil mengantongi uang yang banyak dari hasil penjualan pemain asal Brasil itu, dan menggunakannya untuk mendatangkan Virgil van Dijk guna membawa pasukan The Reds melaju ke final Liga Champions.

Kendati begitu, sejatinya tidak semua pesepakbola terhubung dengan cara yang sama. Termasuk Eden Hazard. Pemain yang tidak memiliki agen ini bukanlah pemain dengan tipe yang memaksakan kehendak seperti Coutinho. Ia adalah seorang pria yang tenang, seorang pria yang sudah berkeluarga dan memiliki anak-anak yang sudah menetap dengan nyaman di Inggris.

Hazard memiliki pandangan yang santai, dan menjadi pemain yang paling bahagia ketika ia menguasai bola di atas lapangan. Ia sudah sangat cocok untuk bermain sebagai pemain pilihan dalam skema menyerang milik Maurizio Sarri.

Naluri kreatif Hazard sering dibekukan di bawah Antonio Conte dan José Mourinho –dua pelatih yang kerap menerapkan skema serangan balik. Akan tetapi saat ini, ia telah dibebaskan oleh Sarriball, ia juga telah mencetak delapan gol dalam 10 penampilan di musim ini. Maka, di musim ini tidak ada lagi kalimat: “Hazard tidak selalu memaksimalkan bakatnya.”

Pemain bernomor punggung 10 itu juga telah memenangkan dua gelar liga, Piala FA, Piala Liga dan Europa League sejak ia bergabung dengan Chelsea dari Lille pada musim panas 2012. Meskipun memang ia sama sekali belum pernah melewati babak 16 besar Liga Champions sejak 2014.

Tapi terlepas dari semua itu, Maurizio Sarri telah bersikap dengan meyakinkan publik bahwa Hazard akan menunjukkan kemampuannya dengan mencetak 40 gol di musim ini. Dan jelas sekali, hal ini akan membuat kapten timnas Belgia itu akan memaksimalkan apa yang selalu dilakukannya untuk memenuhi ambisinya.

 

Catatn redaksi: Kutipan dilansir dari The Guardian