Sierra Leone bukanlah kesebelasan negara kuat di Afrika. Untuk mengikuti kualifikasi Piala Dunia 2022 sekalipun, mereka harus masuk ke ronde pertama sebelum mengikuti ronde kedua yang diikuti 26 kesebelasan peringkat FIFA tertinggi di Afrika.
Di pertandingan yang menentukan tersebut, Sierra Leone harus menghadapi Liberia, kesebelasan peringkat ke-152 FIFA. Sementara Sierra Leone ada di peringkat 114 FIFA. Di leg pertama, Liberia menang 3-1. Untuk itu, Sierra Leone harus menang 3-0 untuk bisa lolos ke ronde kedua.
Di pertandingan tersebut, Sierra Leone mencetak gol pembuka lewat Kei Kamara pada menit ke-55. 30 ribu pendukung yang hadir di Siaka Stevens Stadium, tercekat ketika pada injury time Sierra Leone diberikan hadiah tendangan penalti. Kapten Sierra Leone, Umaru Bangura, maju sebagai eksekutor.
Namun, semua harapan penggemar Sierra Leone musnah ketika tendangannya bisa ditahan kiper Liberia. Tak lama setelah tendangan tersebut, wasit meniup peluit tanda pertandingan telah berakhir. Ini berarti Sierra Leone gagal melaju ke ronde kedua babak kualifikasi Piala Dunia 2022 Zona Afrika setelah kalah agregat 2-3.
Hal ini membuat para penggemar Sierra Leone marah. Mereka pun melempari rumah Bangura dengan batu. Pintu dan jendela rumah Bangura rusak parah. Bahkan, mereka membuat lagu yang mengejek kegagalan penaltinya tersebut.
“Itu adalah hari terburuk dalam hidupku. Aku tak bisa pergi keluar karena aku tak mengharapkan kebencian macam ini padaku. Aku melakukan tugasku sebagai kapten untuk mengambil tendangan penalti. Aku benar-benar kecewa. Tapi di saat yang sama aku berharap bisa meminta maaf dan memohon pengampunan mereka,” jelas Bangura kepada BBC.
Wajar kalau penggemar Sierra Leone marah. Soalnya, kalau Bangura bisa mencetak gol, skor akan menjadi 2-2. Berdasarkan aturan, Sierra Leone yang otomatis lolos karena unggul gol tandang.
Selain rumah Bangura, mobil ambulans yang terparkir di luar stadion pun ikut diserang. Batu membuat kaca mobil pecah berkeping-keping. Staf ambulans ini dituduh membantu Bangura kabur dari kerumunan suporter. Ini menyebabkan sejumlah staf kesehatan cedera atas kerusuhan tersebut.
Menteri Olahraga Sierra Leone, Ibrahim Nyelenkeh, menyatakan kalau ia amat kecewa dengan perilaku warganya.
“Beberapa penjahat yang tidak puas pergi ke rumah [Bangura] dan melempari rumahnya dengan batu. Itu tidak baik untuk sepakbola. Dia adalah kapten kami [dan] sepakbola adalah permainan kesempatan. [Hooliganisme] menjadi belum pernah terjadi sebelumnya. Saya pikir langkah-langkah harus dilakukan untuk memeranginya,” kata Nyelenkeh dikutip dari BBC.
Berbanding terbalik dengan Bangura, Liberia justru punya pahlawan baru. Ia bernama Ashley Williams, kiper berusia 18 tahun yang menghentikan tendangan penalti Bangura. Ini membuat Liberia lolos ke babak kedua kualifikasi Piala Dunia 2022 Zona Afrika.