Gelar Premier League yang Mustahil untuk Tottenham Hotspur

Tottenham Hotspur mengalami pekan yang kelam. Setelah dikalahkan kesebelasan semenjana, Burnley, akhir pekan lalu, Spurs kembali tertunduk lesu setelah bertandang ke Stamford Bridge. Son Heung-min dan kolega kalah 0-2. Kekalahan ini langsung membuat Manajer Spurs, Mauricio Pochettino, menganggap kalau gelar Premier League musim ini mustahil dikejar.

Setelah kekalahan memalukan di Turf Moor, Spurs mestinya merespons dengan positif di Stamford Bridge. Kemenangan 3-0 atas Borussia Dortmund harusnya bisa menjadi modal yang cukup bahwa Spurs bukanlah kesebelasan yang bisa dipandang sebelah mata. Namun, satu gol Pedro dan gol bunuh diri Kieran Trippier membuat langkah Spurs meraih gelar Premier League pertama mereka seakan telah sirna.

Dengan poin 60, Spurs kini tertinggal sembilan poin dari pemuncak klasemen Liverpool. Memang, pertandingan masih menyisakan 10 pertandingan. Tiga kekalahan dari Liverpool dan Manchester City, akan membuat Spurs menyalip. Namun, masalahnya bukan di situ. Liverpool dan City bisa saja selip dan kalah tiga kali. Tapi bisakan Spurs menyapu bersih semua pertandingan?

Hal ini diperparah dengan jadwal Spurs yang harus bertemu dengan Arsenal di akhir pekan nanti. Meski bermain di Wembley, tapi hasil 5-1 Arsenal atas Bournemouth cukup membuat skuat The Gunners percaya diri. Apalagi mereka kini telah menyalip Manchester United untuk berada di habitat mereka: peringkat keempat.

Spurs saat ini tengah dikejar-kejar. Arsenal cuma berjarak empat poin, sementara United hanya lima poin. Dua kekalahan cukup untuk membuat mereka tergusur dari posisi empat besar.

“Dalam detail kecil kami kalah. Kami membuat kesalahan dan kalah, inilah mengapa kami kecewa. Kami tak mampu memainkan cara kami,” kata Pochettino.

“Ini adalah kompetisi berdurasi 10 bulan, bukan cuma tiga atau empat bulan. Setelah pertandingan melawan Burnley, aku bilang kalau ini sulit, dan malam ini membuatnya tak mungkin untuk bersaing dengan Man City dan Liverpool. Cuma mereka yang bisa memenangi liga. Kami harus berjuang untuk menang, sejujurnya.”

“Chelsea punya satu sepakan mengarah ke gawang dan satu gol, dan kami tidak menendang. Sulit dengan cara itu untuk menang dan kami tak cukup solid. Dalam hal kecil, hasilnya sudah diputuskan untuk Chelsea.”

Spurs hampir setiap musimnya menjadi penantang untuk meraih gelar juara Premier League. Akan tetapi mereka kerap terpeleset di saat-saat penting. Salah satunya di musim ini ketika mereka butuh kemenangan, tapi justru kalah dua kali secara beruntun. Padahal, dua kemenangan akan membuat mereka hanya berjarak tiga poin dari Liverpool.

Kalau dilihat secara visual, para pemain Spurs juga tidak menampakkan kengototan untuk menang. Mereka seperti lelah dan tak bersemangat. Harry Kane, jimat Spurs, seperti tak berdaya usai cedera yang membuatnya absen cukup panjang. Son Heung-min gagal menjadi penyelamat seperti spesialisasinya, sementara kekuatan Jan Verthonghen seolah menghilang.

Sejatinya, raihan Spurs saat ini di mata awam sudah lebih dari cukup. Apalagi, Pochettino tak diberikan jatah untuk mendatangkan pemain di bursa transfer Januari. Di sisi lain, ia harus memutar otak dengan cederanya sejumlah pemain kunci seperti Harry Kane dan Dele Alli. Ini seolah menjadi jawaban mengapa Spurs terlihat tak bertenaga, karena stamina mereka sudah habis di putaran pertama.

Lantas, apakah musim ini akan sama seperti musim-musim sebelumnya di mana Spurs hanya berstatus sebagai penggembira? Sepertinya demikian.