Balotelli dan Serangan Rasis Jahat di Italia

Foto: standard.co.uk

Striker Brescia, Mario Balotelli, mengkiritis suporter dungu yang meneriakkan ucapan rasis padanya pada Minggu (3/11) lalu di pertandingan Brescia menghadapi Hellas Verona. Gara-gara kejadian itu, Balotelli yang kesal menendang bola ke arah kerumunan penonton dan mengancam akan meninggalkan lapangan.

“Ini tak ada urusannya dengan sepakbola,” kata pemain berkebangsaan Italia tersebut.

“Anda masuk ke dalam situasi sosial dan historis yang lebih besar darimu, kamu orang-orang dungu,” tulis mantan pemain Manchester City tersebut lewat akun Instagramnya.

“Bangunlah kalian wahai orang-orang dungu, kalian kacau. Saat Mario mencetak gol buat timnas Italia, dan aku menjamin aku akan melakukannya lagi, kalian baik-baik saja, kan?”

Kekesalan Balotelli bukannya tanpa alasan. Ia merespons ucapan Pemimpin Ultras Verona, Luca Castellini, yang juga bernada rasis usai pertandingan. Saat diwawancara Radio Cafe, Castellini meremehkan kejadian tersebut.

“Balotelli adalah badut. Dia hanya mendengar (nyanyian rasis) itu di kepalanya. Kami memilihi sebuah budaya identitas tertentu. Kami adalah suporter yang tak sopan.”

“Kami mengolok-olok pemain botak, pemain gondrong, pemain dari selatan, dan pemain dengan warna berbeda, tapi tidak dengan naluri politik atau rasisme. Chant itu hanya dinyanyikan empat orang yang hanya terdengar oleh orang-orang yang merekam video itu.”

“Baloteli adalah Italia karena dia punya kewarganegaraan Italia, tapi ia tak akan pernah menjadi seorang Italia yang sesungguhnya. Kami punya seorang negro (Eddie Salcedo) di tim kami dan ia mencetak gol kemarin dan semua penggemar Verona bertepuk tangan.”

Mantan pelatih Inggris, Fabio Capello, memuji reaksi mantan pemain Manchester City dan Inter Milan tersebut.

“Reaksi Balotelli dalam satu hal berlebihan tetapi penting. Kami memberikan arti penting kepada orang-orang ini, tidak ada yang memiliki kekuatan untuk mengutuk mereka. Mereka merasa kuat dalam kelompok dan menjadi domba ketika mereka tidak berada dalam kelompok. Kami perlu keputusan, bukan obrolan ringan,” kata Capello.

Balotelli lahir dari orang tua yang berkebangsaan Ghana di Sisilia. Ia lalu diadopsi oleh keluarga Italia ketika usianya tiga tahun.

Balotelli sendiri mengalami pelecehan rasial sepanjang karier sepakbola. Ketika ia bermain untuk Inter Milan, ia diejek oleh fans rivalnya yang bilang kalau tak ada namanya orang Italia yang hitam. Pun ketika berkostum AC Milan.

Rasisme di Italia seperti tak pernah berhenti. Hal ini juga dikompori oleh federasi maupun operator liga yang seperti tak punya upaya untuk mencegahnya. Mereka biasanya berargumen kalau chant dari suporter tergantung persepsi masing-masing sehingga tak bisa disebut melanggar aturan liga.

https://www.instagram.com/p/B4edGNSJYOq/