Hukuman bagi Calo Tiket di Stamford Bridge

Chelsea telah meluncurkan sebuah arahan untuk membasmi para calo tiket yang sering muncul dan meresahkan di Stamford Bridge lewat jalur hukum. Selain itu, dilansir dari The Guardian, terdapat pula arahan-arahan dari klub Premier League lainnya untuk melakukan pencegahan segala bentuk tindakan para calo tiket.

Di sisi lain, pada sidang pengadilan tinggi yang dilaksanakan hari Senin lalu (15/4), pengacara Chelsea mengajukan hukuman terhadap dua pria yang mengaku menjual tiket pertandingan secara ilegal menurut hukum di Inggris. Kedua pria ini pun lalu berjanji untuk tidak akan melakukan kesalahan yang sama setelah mendapat ancaman hukum berupa denda dan penjara jika mereka melanggar perintah pengadilan.

Pengacara Chelsea tersebut juga telah mengajukan hukuman sementara terhadap setidaknya lima orang lainnya setelah beberapa pihak klub menanggapi keluhan dari para penggemar tentang jumlah calo profesional yang beroperasi secara terbuka di luar lapangan. Kegiatan para calo tersebut dinilai sudah sangat meresahkan para suporter.

Karena, menurut informasi yang ada, semua itu sudah terjadi selama setahun lebih, dan The Guardian melakukan sebuah investigasi dalam mengekspos tiket yang dijual kembali oleh para calo tersebut. Salah satu calo yang berhasil diwawancarai oleh tim The Guardian lalu mengklaim bahwa dirinya memiliki ratusan tiket untuk setiap pertandingan kandang Tottenham Hotspur.

Maka wajar rasanya pihak agen keamanan yang bekerja untuk Chelsea sampai menggunakan taktik manipulasi hingga menyamar sebagai pelanggan dalam upaya mengidentifikasi calo, dan menangkap mereka sampai waktu yang ditentukan sebagai hasil akhir dari operasi penyamaran jangka panjang.

Sampai saat ini, terdapat dua nama calo yang sudah teridentifikasi dan ditangkap oleh pihak berwenang. Kedua nama itu adalah John Bourke dan rekan terdakwanya Gary Shepherd, yang mengakui telah menjual secara ilegal tiket pertandingan di Stamford Bridge. Mereka berdualah yang sebelumnya juga sudah disebutkan bahwa telah menerima perintah pengadilan guna mencegah mereka melakukan hal yang serupa.

Kedua pria itu kemudian dituntut harus membayar uang sebesar 14.655 paun dan berjanji untuk tidak berkeliaran dalam jarak 400 meter dari Stamford Bridge atau 200 meter dari stasiun bawah tanah Fulham Broadway. Mereka diperingatkan bahwa pelanggaran perintah pengadilan dapat membuat mereka didenda atau bahkan dipenjara, dan sementara aset mereka akan disita oleh pihak terkait.

Ed Rowntree QC dari Hardwicke Chambers, yang mewakili Chelsea di pengadilan Senin lalu, lalu mengatakan bahwa tindakan tegas yang dilakukan ini adalah sebagai bentuk upaya untuk mencegah para calo terbang bebas dalam menjual secara ilegal tiket pertandingan. Dan hal ini juga merupakan dorongan agar kejadian serupa di stadion klub Premier League lainnya bisa cepat diberantas.

“Tindakan tegas kami adalah bagian dari kampanye intensif klub dalam upaya mengusir para calo dari penjualan ilegan tiket pertandingan di Stamford Bridge. Kami harap sebelumnya tidak perlu membawa ini ke pengadilan. Tapi ini adalah upaya maksimal untuk mencegah hal serupa terjadi lagi,” tutur Ed Rowntree dikutip dari The Guardian.

Selain itu sang tersangka, Bourke, yang usianya 63 tahun, merespon semua tindakannya ini dengan pengakuan bahwa dirinya hanyalah bagian kecil dari organisasi besar calo yang beraksi di Inggris. Ia mengklaim dirinya hanya “roda kecil” dari struktur besar yang sudah melakukan banyak aksi di setiap banyak stadion klub di Inggris.

“Saya hanya bagian kecil. Saya hanya roda penggerak kecil dalam organisasi yang lebih besar. Roda besarnya beroperasi di seluruh Inggris. Saya tidak bisa melihat bagaimana saya bisa menjual satu tiket dan didenda masing-masing hampir 10 ribu per tiketnya. Saya keberatan tapi inilah resiko yang saya dapati,” ungkap Bourke.

Hakim yang mengadili proses hukum kedua calo tersebut (Bourke dan Shepherd), Mr Justice Stewart, mengatakan bahwa semua usaha ini akan membantu Chelsea dalam melacak pemegang calo tiket musiman, atau anggota yang lebih bertanggung jawab dalam mengorganisasikan calo di Inggris.

Pasalnya, selama penangkapan Bourke dan Shepherd, tidak ada tanda bahwa mereka adalah bagian penting dari organisasi besar calo di Inggris. Mereka hanya mengatakan jika mereka tidak memiliki tiket apa pun yang murni mereka dapati sendiri. Mereka hanya terima jumlah tiket dan tidak memiliki rincian transaksi apa pun untuk diserahkan ke pihak pengadilan.

Chelsea juga sedang siap memberikan hukuman terhadap tiga orang calo sisanya, yang juga sudah teridentifikasi dalam beberapa waktu lalu. Salah seorang sumber mengatakan kepada The Guardian, bahwa klub-klub Premier League telah sepakat untuk menindak setiap usaha para calo tiket dengan lebih ketat di tengah meningkatnya penjualan tiket ilegal melalui internet.

Namun, Chelsea sendiri dipahami sebagai klub pertama yang menggunakan jalur hukum dalam menanggapi kasus ini. Mereka benar-benar ingin memaksimalkan semua upaya dalam menekan pesatnya perkembangan penjualan tiket melalui calo yang selama ini sangat merugikan baik bagi pihak klub maupun para suporter.

 

Sumber: The Guardian