Jadwal Premier League Kejam, Pemain Bertumbangan

Hingga 10 November 2020, sudah 26 pemain Premier League yang menepi karena cedera. Salah satunya adalah Trent Alexander-Arnold. Fullback andalan Liverpool ini mengalami cedera di pertandingan menghadapi Manchester City pekan lalu.

Alexander-Arnold mengalami cedera betis yang membuatnya harus beristirahat hingga empat pekan. Dalam artikelnya di The Guardian, Jonathan Wilson menyebut kalau tubuh manusia, bahkan atlet sekalipun, begitu rentan. Cedera akan menjadi hal yang lumrah terjadi.

Agaknya wajar pula kalau Alexander-Arnold cedera. Musim lalu, ia main di semua pertandingan The Reds ketika meraih gelar Premier League pertama mereka. Musim ini, ia juga main di delapan pertandingan Premier League. Posisinya tak tergantikan.

Yang mengejutkan adalah, dari 13 pertandingan yang ia jalani musim ini, semuanya dilakukan dalam rentang dua bulan. Atau kasarnya, ia main setiap empat hari sekali!

Alexander-Arnold cedera pada jaringan lunak yang penyebab utamanya adalah karena kelelahan. Dari sini terlihat kalau jadwal pertandingan tampaknya punya pengaruh besar untuk meningkatkan peluangnya mendapatkan cedera.

Wilson dalam artikelnya juga menyinggung kalau kelelahan ini agaknya menyerang banyak pemain, yang berpengaruh pada pertandingan itu sendiri. Ia mencontohkan pertandingan Manchester City menghadapi Liverpool, yang ia sebut “dimulai dengan spektakuler”.

Hingga pertengahan babak pertama, The Reds tampil mendominasi. Setelahnya City balik menyerang hingga babak pertama berakhir. Di babak kedua, Wilson berpikir kalau pertandingan ini akan mencapai klimaksnya. Namun, itu tak terjadi.

Wilson menyodorkan fakta bahwa ada 16 attempts di satu jam pertama. Sementara di setengah jam terakhir, hanya ada satu attempt yang tercipta.

“Semua orang terang-terangan kelelahan. Benar, itu adalah babak pertama yang energik, juga benar kalau hujan yang terus-terusan turun mungkin bikin lapangan jadi berat, tapi tetap saja, Premier League harusnya tak seperti ini,” tulis Wilson.

Sebelumnya, Ole Gunnar Solskjaer protes dengan jadwal yang kelewat padat. Manchester United bertanding menghadapi Istanbul Basaksehir pada Rabu malam di Turki. Lalu, hari Sabtu siang, mereka tandang ke Goodison Park guna menghadapi Everton.

“Mereka (para pembuat jadwal pertandingan) membuat para pemain gagal memiliki kebugaran fisik yang maksimal. Kami mendapatkan pemain kami cedera. Luke Shaw, misalnya, dia telah memainkan banyak pertandingan musim ini. Dia mengalami cedera setelah bertanding di Turki pada hari Rabu dan kembali pada pukul 4 pagi di Kamis, lalu bermain lagi di jam makan siang pada hari Sabtu,” ungkap Solskjaer dikutip dari MEN Sports.

Sementara itu, Jurgen Klopp dan Pep Guardiola komplain karena Premier League hanya mengizinkan tiga pergantian pemain. Padahal, di sejumlah liga di Eropa, diperbolehkan lima pergantian pemain.

Proposal ini ditolak oleh tim-tim di Premier League. Salah satunya Aston Villa. Ini bisa dimengerti karena klub-klub papan tengah dan papan bawah, umumnya tak punya kedalaman skuat seperti tim papan atas. Andai ada pemain tim papan atas yang cedera, lima pergantian pemain akan membuat skuat mereka kembali bugar, tanpa mengurangi kualitas. Di sisi lain, kalau pemain kunci tim papan bawah cedera, mereka hanya bisa bertahan dan berdoa.

Wilson mempertanyakan mengapa sepakbola tetap digelar di tengah pandemi seperti ini. Mengapa klub masih bermain di Piala Liga, mengapa Nations League masih dijalankan. Jawabannya tentu saja: uang. Untuk siapa? Untuk semuanya.

Penyelenggara dapat uang, dan federasi kecil di UEFA juga butuh uang.

“Tetapi sulit untuk tidak menghindari pemikiran bahwa jika struktur keuangan sepakbola lebih adil, jika keserakahan para elit tidak membahayakan eksistensi non-elit, pergolakan tanpa akhir dari sepakbola yang kelelahan ini mungkin tidak diperlukan. Dan korban di dalamnya adalah jaringan lunak para pemain,” tulis Wilson.

FIFPro Dorong Pergantian Lima Pemain

Asosiasi Pesepakbola Profesional, FIFPro, menggambarkan apa yang terjadi di Premier League, yang belum memutuskan lima pergantian pemain, sebagai sesuatu yang aneh. Apalagi, proposal pergantian lima pemain ini ditolak pada Agustus jelang musim baru, dan kembali ditolak baru-baru ini.

Dukungan untuk tambahan pergantian pemain dibutuhkan oleh tim top-six. Namun, diperlukan dukungan dari 14 klub agar aturan ini bisa diloloskan.

FIFPro pun telah mengirim surat ke Premier League agar tim yang ada di dalamnya mempertimbangkan untuk menambah jumlah pergantian pemain. Salah satunya menyangkut kesehatan para pemain itu sendiri.

“Sesuatu yang aneh kalau Premier League tidak mengizinkan lima pergantian pemain. Sesuatu yang kontras, karena ini diizinkan di semua liga besar di Eropa dan di Liga Champions dan Europa League, dan jelas ini adalah salah satu dari rekomendasi kami,” kata Ketua Medis FIFPro, Vincent Gouttebarge.

Salah satu alasannya adalah memberikan waktu bagi manajer untuk mengistirahatkan sejumlah pemainnya dan berharap bisa mengatur kerjanya lebih baik. Premier League menjadi penting karena itu adalah liga top di dunia, dan menarik para pemain elit yang juga main di level timnas.

Sumber: The Guardian.