Javier Tebas: Manchester City dan PSG Harus Diusir dari Eropa

Presiden La Liga, Javier Tebas, mengatakan bahwa Manchester City dan Paris Saint-Germain adalah klub mainan. Ia menilai bahwa City dan PSG sudah menyangkal aturan Financial Fair Play. Kedua klub kaya tersebut, menurut Tebas, wajib dikeluarkan dari kompetisi Eropa karena sudah banyak melanggar aturan.

Di sisi lain, Javier Tebas, yang sudah menunggangi La Liga selama enam tahun terakhir, selain protes kepada City, ia juga memperingatkan klub-klub Inggris lainnya bahwa mereka akan membuat kesalahan besar jika mereka mendukung usulan Liga Super Eropa. Menurutnya, kompetisi itu akan “merusak” sepakbola domestik.

Tebas sendiri sangat keras dalam memberikan kritiknya untuk Manchester City dan PSG terkait hal serupa. Apalagi, kedua klub ini memang sudah dikenal kerap menghamburkan dana dalam jumlah besar di bursa transfer. Suatu hal yang ia labeli sebagai unsur kejatuhan seluruh industri sepakbola, karena menempatkan diri sebagai perusak pasar transfer.

“Ada klub-klub yang tidak peduli dengan pendapatan asli mereka ketika mereka ingin merekrut pemain. Itu karena klub seperti itu memang menerima pendapatan dari negara. Hal ini sangat memaksa klub lain masuk ke dalam situasi ekonomi yang benar-benar di ujung tanduk. Mereka membuat keseimbangan struktur sepakbola Eropa menjadi runtuh,” tutur Tebas menyindir City dan PSG.

“Sepakbola, jika terus seperti ini, sudah bukan lagi menjadi komoditas olahraga. Sepakbola juga bukan lagi sebuah industri. Sepakbola menjadi lebih seperti mainan, dan klubnya seperti mainan pula. Ketika semuanya menjadi mainan, ‘anak-anak akan mulai bermain dengan anak-anak lain’. Anda akhirnya hanya merusak seluruh sistem.”

“Saya bisa mengatakan, bahwa sumber dari seluruh masalah itu adalah opsi pembuatan Liga Super Eropa, yang sudah menjadi buah dari efek inflasi yang Manchester City dan PSG telah ciptakan di seluruh Eropa. Mereka membuat klub-klub di Eropa berambisi memiliki uang untuk bersaing dengan mereka. UEFA harus usir mereka dari kompetisi.”

Manchester City, pada pekan lalu sempat bereaksi dengan sedikit marah terkait hal itu. Mereka sedikit terusik dengan beberapa pernyataan yang keluar pasca UEFA melakukan penyelidikan terhadap dugaan penyimpangan permainan uang –ditunjukkan kepada City beberapa waktu yang lalu– yang dapat berefek pada larangan bermain di Liga Champions.

The Citizens kemudian berpendapat bahwa ruang investigasi itu keliru. Menurut mereka, UEFA belum sepenuhnya mempertimbangkan tanggapan klub terhadap tuduhan bahwa mereka salah menyebutkan sponsor bernilai jutaan paun dalam pengajuan permainan uang yang sudah berjalan lebih dari lima tahun lalu.

“Manchester City sepenuhnya yakin akan hasil positif ketika masalah tersebut dipertimbangkan oleh badan peradilan yang independen. Tuduhan penyimpangan keuangan tetap sepenuhnya salah, dan rujukan dari IC CFCB mengabaikan sejumlah bukti tak terbantahkan yang diberikan oleh Manchester City ke majelis,” jelas pernyataan City dilansir dari The Guardian.

Rancangan Liga Super Eropa

Terlepas dari hal itu, terdapat satu proposal, yang didukung oleh ketua UEFA dan pemilik Juventus, Andrea Agnelli, tertulis di dalamnya bahwa akan ada sebuah kompetisi baru di Eropa. Kompetisi dengan menggunakan format Liga Champions, yang berisi empat grup yang terdiri dari delapan tim, dengan kualifikasi berdasarkan kinerja historis dari hasil kompetisi domestik.

Menanggapi hal ini, Javier Tebas lalu mengkritik bahwa para klub yang setuju pada kompetisi itu sudah tidak jujur. Bahkan, Tebas juga dengan lugas menyebut hal yang serupa kepada enam klub besar Inggris setelah mereka tidak mengungkapkan dukungan mereka untuk Liga Super Eropa yang diusulkan akan dimulai pada 2024.

Tebas memperingatkan bahwa proposal seperti itu akan memagari para klub dengan kekayaannya. Apalagi, kompetisi itu hanya diperuntukkan bagi klub-klub besar Eropa. Maka, jika kompetisi itu benar akan berjalan, diprediksi klub-klub yang berpartisipasi akan memainkan tim B-nya di liga domestik. Akhirnya, akan timbul sebuah konsekuensi, yang nantinya akan menghancurkan reputasi liga.

“Memang, akan ada banyak yang dimainkan di Eropa, akan tetapi, masa depan sepakbola profesional akan memunculkan berisiko. Ini bukan lelucon, apa yang sedang terjadi sekarang adalah ancaman. Para penggemar liga Inggris perlu tahu apa pendapat setiap klub tentang hal ini,” tandas Tebas.

“Karena, sejarah sepakbola Inggris dan klub-klubnya berada dalam bahaya. Anda harus lebih transparan tentang Liga Super Eropa. Ini adalah sebuah proyek yang berpotensi mematikan euforia sepakbola Eropa. Maka, jujurlah pada kenyataan yang ada.”

Javier Tebas juga memesankan kepada para klub-klub besar Inggris untuk lebih melihat rencana ini dengan pandangan objektif. Menurutnya, mereka harus berpikir tulus untuk memutuskan keputusannya dengan mempelajari dampak ekonomi yang akan terjadi setelahnya.

“Pesan saya kepada klub-klub besar Inggris adalah, ‘mereka sudah membuat kesalahan besar’. Karena kompetisi itu tidak akan menjadi sumber pendapatan uang untuk mereka. Saya dengan tulus berpikir, bahwa memutuskan sesuatu seperti ini tapi tanpa mempelajari dampak ekonomi yang sebenarnya, adalah sebuah tindakan yang tidak bertanggung jawab,” pungkas Jabier Tebas.

“Ini bukan hanya saya yang mengatakan hal-hal ini, ada studi KPMG mengkonfirmasi apa yang saya yakini.  Ini adalah pertama kalinya ada tanggapan kuat dari liga dan federasi di seluruh Eropa. Karena kompetisi ini adalah pertama kalinya dinegosiasikan bersama-sama, dan pertama kali kita akan terorganisir untuk siap menghadapi pertarungan argumen ini.”

 

Sumber: The Guardian