Jermaine Jenas dan Kondisi Tottenham Hotspur Saat Ini

Tottenham Hotspur tengah mengalami krisis musim ini. Puncaknya ketika Mauricio Pochettino dicopot sebagai pelatih kepala. Penggantinya, Jose Mourinho, tampaknya masih sulit untuk melepas segala kesulitan yang hadir di London Utara.

“Aku merasa segalanya terasa salah di Tottenham saat ini, dan saat aku bilang semuanya, itu termasuk Jose Mourinho dan staf kepelatihannya,” kata Jermaine Jenas dalam tulisannya untuk BBC.

Kekalahan 2-3 atas Wolves di Totteham Hotspur Stadium pekan llu adalah kekalahan ketiga mereka secara beruntun. Ini merupakan kedua kalinya mereka tersalip usai unggul sementara atas lawannya.

“Mereka mencetak banyak gol tapi kebobolan banyak gol juga dan belum bermain dengan baik untuk sementara waktu,” ungkap mantan pemain Spurs periode 2005-2013 ini.

Menurut Jenas, Spurs sebenarnya sudah berada dalam posisi yang tepat. Sampai akhirnya, sistem permainan Wolves mengalahkan mereka. Wolves punya dukungan di sayap kanan lewat kecepatan Adama Traore atau Matt Doherty. Saat melepas umpan, Wolves punya salah satu penyerang terbaik di Premier League saat ini, Raul Jimenez.

“Saat Anda punya sistem macam itu dan para pemain terbiasa melakukannya, Anda lebih kuat saat masa-masa buruk tiba, karena Anda bisa lebih tegas dan lebih kaku,” kata Jenas.

Di sisi lain, Tottenham justru bermain dalam sistem yang mana para pemainnya tak mengerti. Jenas menyebut tidak ada identitas dari gaya bermain Spurs sebagai sebuah kesebelasan.

“Aku tak bisa mengingat kapan terakhir kali Tottenham bermain baik. Mereka mendapatkan hasil tapi aku tak melihat sistem ini menjadi yang utama. Apakah mereka tim yang akan bekerja lama? Apakah mereka adalah tim yang akan mengumpan melewati batas? Apakah mereka adalah tim yang bermain dari belakang? Apakah mereka adalah tim yang bermain berdasarkan penguasaan bola? Apakan mereka adalah tim yang bermain dengan permainan melebar? Aku tak tahu seperti apa mereka,” kata Jenas.

Jenas menilai kalau Tottenham menjadi kandidat terlemah untuk mengejar pos empat besar. Ia pun merasa kalau Spurs tak akan bermain di Liga Champions musim depan kalau mainnya masih tetap begini.

“Tidak ada keraguan bahwa tidak memainkan Harry Kane dan Son Heung-min akan berdampak pada tim Anda. Aku mungkin menjadi sangat kritis ketika Anda kehilangan dua pemain terbaik yang Anda punya, tetapi aku kritis karena itu sudah berlangsung lama,” kata pemain yang pensiun di Queens Park Rangers ini.

Dengan sedikitnya peluang Spurs bermain di Eropa, Jones merasa kalau dirinya tak masalah kalau Spurs kalah, asal mereka bermain bagus. Jose selalu memotong dan mengubah. Ini mungkin dilakukan karena Spurs tengah dilanda masalah cedera.

“Bagaimana dia berperilaku sekarang adalah sedikit bagaimana Mauricio Pochettino bersikap pada akhir masa jabatannya sebagai manajer Tottenham, di mana dia mencoba segalanya untuk memperbaikinya,” ucap Jenas.

Spurs Kelewat Lambat

Jenas merasa kalau Spurs bermain terlalu lambat. Ia pun menyarankan agar Mourinho menurunkan Tanguy Ndombele di lini tengah timnya.

“Aku melihat Tanguy Ndombele dan aku memikirkan 60 juta paun (uang transfernya), aku menyaksikannya saat ia di Lyon, gelandang top ketika ia bermain,” tulis Jenas.

“Dia terlihat selalu dongkol sepanjang waktu, mengapa itu terjadi, aku tak tahu. Dia terlihat tak bahagia, tapi tugas siapa untuk membetulkannya? Manajer. Itulah poin dari manajer, Anda memiliki semua kepribadian yang berbeda dan Anda mesti mengeluarkan yang terbaik dari setiap pemain.”

Jenas menganjurkan Mourinho mencari cara agar Ndombele bisa fit di lini tengah Spurs. Soalnya, Spurs bermain terlalu lambat. “Harry Winks tak cepat, GIovani Lo Celso juga tak secepat itu,” tulis Jenas, termasuk Ben Davies, Dele Alli, dan Eric Dier.

Jenas mencontohkan di klub seperti Liverpool atau Manchester City, di mana mereka punya kecepatan untuk “membakar” area penting di lapangan. “Ndombele akan menambah kedinamisan yang Anda butuhkan di lini tengah,” tulis Jenas.

Menanti Bursa Transfer Musim Panas

Jenas belum bisa memberikan pendapatnya soal masa depan Jose Mourinho. Ia berharap saat pertama kali ditunjuk sebagai manajer Spurs, Mourinho duduk bersama dengan Pemilik Spurs, Daniel Levy, dan ada perbincangan antara mereka soal rencana ke depannya.

“Seperti ‘kalau aku di sini, aku ingin di sini untuk waktu yang lama dan membangun sesuatu dan aku membutuhkan dukunganmu untuk mendapatkan pemain yang aku butuhkan dan mengeluarkan pemain yang aku tak inginkan,” tulis Jenas.

“Sudah terlalu lama sekarang, kurangnya perencanaan dan ketidakaktifan mereka di bursa transfer telah membuat Tottenham rugi. Ini musim panas besar bagi mereka. Masif. Mudah-mudahan, mereka berada pada gelombang yang sama dalam hal apa yang mereka butuhkan dan apa yang diinginkan Jose.”

“Di mata saya, Jose bukanlah manajer yang menantang untuk empat besar. Anda merekrutnya untuk memenangkan gelar atau liga. Klub harus melihat diri mereka sendiri dan bertanya apa gunanya membawa Jose jika mereka tidak akan memberinya artileri yang dia butuhkan untuk pergi dan menyelesaikan pekerjaan.”

“Saya berharap musim panas mendatang ia diberikan segala yang ia butuhkan. Dia jelas tidak bisa pergi dan membeli semua pemain, tetapi klub perlu membengkokkan lebih dari itu untuk Pochettino–mereka seharusnya memberinya apa yang pantas dia dapatkan.”

“Namun, Jika percakapan itu terjadi dan Jose tidak mendapatkan apa yang dia inginkan, saya hanya melihat ini berakhir dengan air mata,” tutup Jenas.

Sumber: BBC.