Kalah dari Wolves, Arsenal Sia-siakan Peluang Geser Chelsea

Foto: Twitter Sporf.

Arsenal gagal memaksimalkan peluang untuk menempati peringkat keempat di Premier League usai mereka dihajar Wolverhampton Wanderers di Molineux. Selain, itu The Gunners juga gagal memperlebar jarak dengan Manchester United yang di saat yang sama kalah 0-2 dari Manchester City.

Dalam laga tersebut, Wolverhampton membuka keunggulan lewat tendangan bebas Ruben Neves dari jarak 22 meter. Sebelum Arsenal bisa membalas, sundulan Matt Doherty mengoyak gawang Bernd Leno untuk kedua kali. Sebelum wasit Stuart Atrwell meniup peluit tanda babak petama berakhir, Diogo Jota menambah keunggulan Wolves, 3-0. Arsenal baru bisa memperkecil kedudukan pada menit ke-80 lewat sundulan Sokratis yang memaksimalkan tendangan sudut Granit Xhaka.

Buat Wolves, kemenangan ini membawa mereka naik dari peringkat kesepuluh ke peringkat ketujuh dengan 51 poin. Sementara itu, Arsenal tetap berada di peringkat kelima dengan 66 poin, unggul dua poin dari Manchester United dan tertinggal satu poin dari Chelsea di atasnya.

Wolves, Hantu Kesebelasan Papan Atas

Kemenangan atas Arsenal ini mempepanjang rekor Wolverhampton atas kesebelasan papan atas Premier League. Padahal, sebelum melawan Arsenal, Wolves mengakhiri tiga pertandingan terakhir tanpa kemenangan di semua kompetisi.

Kemenangan ini membuat Wolves berhasil mendapatkan 16 poin ketika menghadapi kesebelasan top-six musim ini. Rekor ini termasuk kemenangan atas Tottenham Hotspur, Chelsea, Manchester United, dan sekarang Arsenal. Dengan capaian bagus ini, Wolves pun menargetkan menjadi kesebelasan promosi pertama yang lolos di delapan besar. Sebelumnya, hal ini bisa dilakukan oleh Reading pada musim 2005/2006. Lalu ada Ipswich Town yang ada di peringkat kelima pada musim 2000/2001.

Arsenal yang Kembali Kesusahan

Agar lolos ke Liga Champions secara otomatis, sebenarnya Arsenal tinggal memenangi pertandingan atas Wolves. Tiga poin akan membuat mereka mengumpulkan 69 poin dan langsung naik ke peringkat keempat. Arsenal juga berpeluang untuk membuat St. Totteringham Day kembali terjadi musim ini karena hanya berjarak satu poin (kalau menang) dari Tottenham Hotspur.

Entah apa yang terjadi pada Arsenal, karena sebelum kalah dari Wolves, The Gunners juga kalah 2-3 dari Crystal Palace di Emirates pekan lalu. Manajer Arsenal, Unai Emery, membuat tujuh perubahan dari tim yang kalah tersebut dalam starting line-up-nya. Akan tetapi, Emery tak bisa menurunkan Pierre Emerick-Aubameyang yang cedera. Tanpa Auba, The Gunners terlihat begitu kesulitan untuk mengembangkan peluang, karena Mesut Ozil yang tak efektif juga Alexandre Lacazette yang jarang mendapatkan suplai.

Arsenal sudah dua musim berturut-turut tak berlaga di Liga Champions. Meskipun mereka masih berpeluang meraihnya lewat Europa League karena Aaron Ramsey dan kolega sudah mencapai babak semifinal. Kalau bisa menjuarai Europa League, menempati peringkat kelima Premier League pun tak masalah. Namun, kalau Arsenal gagal di Europa League, harapan mereka hanyalah menyaksikan Chelsea atau Tottenham juga selip di Premier League.

Manajer Wolves, Nuno Espirito Santo, menggambarkan timnya bermain bagus terutama di babak pertama. Akan tetapi, penguasaan bola mereka menurun ketika babak kedua dimulai.

“Arsenal punya kualitas, mereka memindahkan bola dan menjaganya dengan baik, dan itu sulit untuk direbut. Tapi sampai kami kebobolan kami tak menerima banyak peluang dari Arsenal. Ini adalah babak pertama yang sangat bagus, sangat kompak,” kata Santo.

Sementara itu, Emery menyatakan kalau sebelum pertandingan dimulai pun mereka sudah tahu kalau ini akan berjalan sulit. Pasalnya, Emery merasa kalau sepanjang musim ini, Wolverhampton terasa begitu kuat. Secara pertahanan, Wolves begitu bagus, dan dalam penyerangan, Wolves punya para pemain cepat.

“Organisasi permainan mereka sangatlah bagus dan untuk menghancurkannya akan sangat sulit. Di 25 menit awal, kami memulai dengan sangat baik, kami bisa mengontrol penguasaan bola, tapi tak punya banyak peluang untuk mencetak gol.”

“Kami bicara di ruang ganti pada turun minum dan kami mencoba untuk menganggapnya sebagai pertandingan yang baru, dan di babak kedua, kami mengubah penampilan kami dan bisa mencetak satu gol. Kami bisa frustrasi tapi Premeir League adalah tentang menjadi konsisten di 38 pertandingan.”