Gonzalo Higuain meminta maaf atas kartu merah yang ia terima dalam kekalahan 0-2 AC Milan atas Juventus. Dalam pertandingan Senin (12/11) dini hari tadi, Higuain seperti mengalami malam yang buruk. Sebelum diusir wasit, tendangan penaltinya juga berhasil ditahan.
“Saya mesti meminta maaf kepada rekan-rekan, pelatih, penggemar, dan wasit, yang tahu apa yang aku katakan padanya. Di waktu yang sama, wasit mestinya mengerti emosi dari momen itu,” kata Higuain kepada Sky Sport Italia.
“Saya bereaksi seperti itu, dan itu tidak semestinya saya lakukan. Jadi, saya meminta maaf pada rekan-rekan, pelatih, dan penggemar. Keputusan telah dibuat, saya meminta maaf atas reaksi [berlebihan] dan saya bertanggung jawab penuh karenanya.”
“Ketika Anda menghadapi mantan klub, tentu saja ini rasanya berbeda. Saya bertanggung jawab. Saya tahu ini mestinya tak terjadi lagi. Namun, di momen itu kami kalah dan kami bukan robot. Kami manusia yang punya emosi,” jelas Higuain.
Higuain meminta maaf dan mengaku salah. Ia berjanji kalau kejadian serupa tak akan terjadi lagi. Ia pun memaparkan bahwa dirinya adalah sosok yang amat emosional. Ini membuatnya terkadang sulit untuk mengontrol emosi.
“Anda akan tahu sedang dalam mood apakah saya, hanya dengan melihat,” jelas Higuain.
Salah satu alasan kenapa ia meledak dalam pertandingan tersebut, dibumbui oleh sang pelatih yang memintanya bermain dengan hati.
“Saya tahu ini bukanlah contoh yang bagus buat anak-anak, tapi kami bukan robot. Saya tahu reaksi saya salah, tapi wasit juga mestinya sadar situasi kami dan bisa sedikit lebih mengerti,” jelas Higuain.
Didukung Pemain Juventus
Meskipun demikian, sejumlah pemain Juventus berharap agar Higuain tak mendapatkan sanksi kelewat berat dari kartu merah yang ia dapatkan. Termasuk dari Cristiano Ronaldo yang terlihat menjadi sasaran kemarahan Higuain malam tadi.
Ronaldo mengaku sangat senang karena bisa menang tandang di AC Milan. Menurutnya kemenangan 2-0 ini merupakan kemenangan penting. Pasalnya, Napoli mengalahkan Genoa malam sebelumnya dan Juventus mesti menjaga jarak. Soal Higuain, Ronaldo memahami emosi pemain berkebangsaan Argentina tersebut.
“Aku bilang padanya untuk tenang, karena dia berisiko mendapatkan sanksi yang lebih berat. Tapi dia tak melakukannya. Dia marah karena kalah, itu bisa dimengerti dan aku harap dia tak dihukum terlalu berat,” kata Ronaldo dikutip dari Football-Italia.
Hal ini pun mendapatkan perhatian dari Higuain.
“Saya punya hubungan yang baik dengan mereka. Amat menyenangkan mereka datang dan coba menahanku, baik pemain Juve maupun Milan. Mereka tahu kalau pemain punya emosi dan pertandingan ini jadi salah, saya cuma bisa meminta maaf,” kata Higuain.
Lantas kenapa Higuain meninggalkan Turin?
“Itu bukanlah pertanyaan untukku. Saya bermain untuk Juventus, semua orang tahu apa yang aku menangi di sana dan banyak yang sudah saya berikan di sana. Keputusan ini bukanlah dariku, keputusan pindah ini dibuat orang lain. Milan lalu menunjukkan kalau mereka menginginkanku dan aku datang ke sini.”
“Aku pikir reaksi dari para pemain Juve malam ini membuktikan kalau aku dicintai di sana.”
Mengapa Milan Kalah dari Juventus?
Sementara itu, Pelatih AC Milan, Gennaro Gattuso, meminta Higuain untuk mengontrol emosinya.
“Aku berharap Pipita meminta maaf pada wasit atas perilakunya. Dia perlu belajar mengontrol emosinya. Saya melihat betapa besar tekanan pada pundaknya, mengambil penalti melawan mantan timnya, semua yang bermain bola tahu emosi yang didapatkan dalam situasi macam ini,” kata Gattuso.
Soal kekalahan ini, Gattuso pun enggan mencari alasan. Pasalnya, ia kalah dari lawan yang secara jelas lebih kuat dari mereka.
“Kami bermain melawan kesebelasan yang menang bertahun-tahun dan mendatangkan pemain bintang setiap musim panas. Kami melakukan apa yang harus kami lakukan. Kami bermain baik untuk beberapa saat, tapi Juve ada pada level yang berbeda dan kami mesti menerimanya. Mungkin penalti Higuain bisa mengubah sesuati, tetapi kami bisa bertahan melawan kemampuan fisik dan kecepatan mereka,” kata Gattuso.
Lantas, kenapa Higuain yang mengambil penalti?
“Ada sejumlah eksekutor penalti dan mereka memutuskan di antara mereka. Dia merasa bisa mengeksekusinya, tapi dia salah, hal itulah yang terjadi. Kessie juga gagal menendang satu penalti musim lalu,” ungkap Gattuso.
Menurut Gattuso, Juventus adalah kesebelasan terkuat di Italia saat ini. Mereka ada di level yang sama dengan Barcelona dan Manchester City. Milan sebenarnya bisa menyaingi Juventus karena di awal 20-25 menit babak kedua, mereka punya peluang dan bisa mencuri bola.
“Namun, kami tak cukup tajam. Hakan Calhanoglu punya peluang untuk mengubah jalannya pertandingan tiga sampai empat kali, tapi dia tak pernah melakukannya. Kami tahu dia punya masalah pada kakinya dan mencoba untuk melawan rasa sakit itu, tapi dia tak dalam kondisi terbaik.”