Chelsea mengalami kekalahan ketiga di kandang dalam lima pertandingan Premier League di Stamford Bridge pada Senin (17/2) waktu London. Kali ini, mereka kalah 2-0 dari Manchester United. Di pertandingan tersebut, Anthony Martial dan Harry Maguire berhasil mencetak gol untuk Setan Merah. Dan sebetulnya The Blues juga mencetak jumlah gol yang sama, hanya saja sayangnya kedua gol itu dianulir.
United memang seolah diuntungkan. Karena terdapat keputusan-keputusan yang tidak digubris wasit, misalnya, seperti pelanggaran yang harusnya membuahkan kartu merah kepada Maguire. Oleh sebab itu, setelah laga usai, bos Chelsea Frank Lampard berbicara tentang kekecewaannya mengenai setiap keputusan kurang adil dari wasit dan VAR.
Sementara itu, Lampard juga merasa kecewa karena beberapa pemain dari timnya tidak mampu membuahkan gol setelah sudah bermain dengan cukup baik. Terutama ia merasa kecewa karena timnya menunjukan ketidakmampuan dalam menyelesaikan peluang di kotak penalti lawan.
Salah satu pemain yang bermasalah di laga bertajuk Big Match tersebut adalah Michy Batshuayi. Frank Lampard tampak murung dan cemas setiap kali Batshuayi menyia-nyiakan satu dari banyak peluangnya. Menurut Independent, hal itu pula yang menjadi alasan mengapa Manchester United mampu meraih kemenangan ketiganya atas Chelsea di musim ini.
Sebenarnya striker asal Belgia itu juga tidak pernah bermain penuh sejak awal pertandingan di musim ini. Dan ia kerap kali hanya bermain dari bangku cadangan. Namun saat melawan United kemarin, ia seperti mempertegas bahwa bentuknya memang kurang cocok untuk skuat utama Chelsea.
Hal semacam ini sekaligus menggarisbawahi bahwa keadaan sulit kini sedang dihadapi Frank Lampard. Pertandingan melawan United juga bukan gambaran pertama ketika kurangnya gol telah menjadi penyebab kekalahan pasukan The Blues. Menyikapi persoalan ini, Lampard lalu mengatakan kalau ia tidak suka cara timnya yang kalah akibat mudahnya kehilangan peluang.
“Kami membuat peluang lebih banyak dari tim-tim lain di liga kecuali Liverpool. Saya tahu statistiknya, tetapi kami sering tidak bisa menyelesaikannya. Saya tidak suka cara tim ini kalah karena kehilangan peluangnya sendiri. Kami memiliki bagian kepemilikan bola yang banyak dan menciptakan peluang besar, tapi seolah kami tidak menyelesaikan apa-apa,“ ungkap Lampard dikutip dari Independent.
“Tammy Abraham memiliki kemampuan baik di awal musim ketika dia mencetak gol secara rutin, tapi sekarang kami tidak mendapatkan hal seperti itu lagi. Keadaan ini cukup sulit untuk kami. Kami juga tidak mendapatkan kesempatan (menyelesaikan peluang) yang lain dari setiap sisi (di lapangan).”
Di luar ketidakmampuan untuk menyelesaikan peluang, Lampard juga mengeluhkan keputusan kritis dari para wasit pertandingan. Hal itu dikarenakan, ketika timnya mencetak dua gol, semuanya dengan mudah dianulir. Tapi di saat yang sama, dengan mudah juga wasit menganulir pelanggaran keras Harry Maguire terhadap Michy Batshuayi.
“Keputusan wasit sangat penting. Itu adalah hal yang jelas dan tidak perlu diragukan lagi. Tapi Harry Maguire harus mendapatkan warna merah. Sebagian besar yang diperlihatkan oleh VAR untuk tampilan momen kejadian itu sangatlah jelas,” tutur mantan gelandang dengan gol terbanyak di Premier League tersebut.
Frank Lampard juga menyinggung keputusan VAR yang seolah merugikan timnya, terutama ketika terjadinya gol penting di babak kedua. VAR tampak berpihak pada tim tamu pada tiga kesempatan selama pertandingan. Menurut Lampard sendiri, gol Olivier Giroud yang dianulir adalah hal yang paling tidak adil dari keputusan wasit pertandingan.
“Dan gol Zouma? Azpilicueta dianggap mendorong, dan tentu saja itu adalah keputusan yang tidak jelas. Dan Giroud dianggap offside. Padahal gol yang dibuatnya itu jelas bersih. Saya menyakini itu semua hanya keputusan yang salah. Saya menjadi merasa lebih sulit untuk menerima kehadiran VAR. Semua orang yang saya ajak bicara juga mengatakan hal yang sama seperti saya,” tandas Lampard dengan kesal.
Kapten Chelsea, Cesar Azpilicueta sempat menambahkan bahwa ia merasa dilanggar dengan keras oleh Fred di babak kedua. Namun yang terjadi adalah, ia justru dianggap melakukan pelanggaran oleh wasit karena mendorong Brandon Williams. Momen ini terjadi sebelum Kurt Zouma melepaskan tembakan guna menyamakan kedudukan bagi Chelsea. Maka spontan gol yang dicetak pun menjadi dianulir.
“Yang mengecewakan saya adalah keputusan besar diambil oleh wasit di monitor. Saat terjadinya gol Zouma tentu saja saya harus mendorong Williams karena Fred mendorong saya. Mereka (United) memiliki empat pemain di sana. Setidaknya ketika wasit pergi ke monitor, butuh 30 detik untuk membuat keputusan. Dan wasit di lapangan harus menjadi orang yang membuat keputusan. Tapi saya rasa itu semua percuma,” pungkas Azpilicueta dilansir dari Sky Sports.