Pertandingan kualifikasi Piala Eropa 2020 antara Inggris menghadapi Bulgaria dihentikan dua kali karena panitia pertandingan harus memeringati para rasialis di Sofia. Mereka berulang kali melakukan hormat ala Nazi dan memeragakan monyet. Pertandingan ini sendiri dimenangi Inggris 6-0.
Di menit ke-28, pertandingan dihentikan ketika Inggris menang 2-0. Panitia mengumumkan kalau hal tersebut masih dilakukan, pertandingan akan dihentikan. Namun, pertandingan kembali dihentikan pada menit ke-43, sebelum dimulai lagi usai terjadi diskusi antara wasit dan manajer Inggris, Gareth Southgate.
Ketua Federasi Sepakbola Inggris, Greg Clarke, hadir di stadion. Ia menyaksikan langsung bagaimana para pemain Inggris mendapatkan pelecehan rasial. Hal ini bikin sejumlah pemain dan staf timnas Inggris marah.
“Aku mendengar contoh nyanyian rasis yang mengerikan. Aku melihat sekelompok orang, dengan kostum serba hitam, sekitar 50 orang jumlahnya, yang membuat gestur fasis. Aku tak begitu yakin, mereka ada 100 meter jauhnya, tapi itu terlihat mengerikan,” kata Clarke.
“Aku telah bicara pada satu atau dua pemain dan aku juga bicara pada staf kepelatihan, karena kami bukan cuma punya tim yang multirasial, juga staf yang multirasial. Mereka terlihat begitu marah, dan aku bicara pada Gareth setelah pertandingan dan aku menawarkannya dukungan penuh.”
Atas kejadian ini, Clarke berharap Federasi Sepakbola Eropa, UEFA, menyelidiki insiden ini. Clarke pun sudah bicara dengan UEFA saat turun minum dan di akhir pertandingan. Mereka akan membuat investigasi kalau kejadian mengerikan ini akan diperlakukan dengan tepat.
Bek Inggris, Tyrone Mings, yang mencatatkan debut internasionalnya, menyatakan kalau para pemain memutuskan untuk melanjutkan pertandingan. Padahal, melihat apa yang terjadi di Sofia, apa yang dilakukan suporter Bulgaria sudah memenuhi protokol tiga-langkah penangkalan rasisme oleh UEFA.
“Kami membuat keputusan masuk akal untuk bermain di beberapa menit lagi dan memutuskannya saat turun minum. Semua orang membuat keputusan. Manajer, tim, staf pendukung,” kata Mings.
Apa yang terjadi di Sofia?
Di menit ke-28, pertandingan dihentikan usai Mings melepaskan umpan. Harry Kane bicara dengan wasit Ivan Bebek sementara pengumuman di stadion terdengar meminta suporter tak rasis. Manajer Inggris, Gareth Southgate, pun bicara kepada sejumlah pemainnya.
Pertandingan dilanjutkan tetapi dihentikan lagi tepat sebelum turun minum. Southgate dan beberapa pemain Inggris berdiskusi dengan ofisial pertandingan sebelum pertandingan dimulai kembali untuk kedua kalinya.
Setelah dihentikan untuk kedua kalinya, kelompok suporter Bulgaria yang mengenakan pakaian serba hitam mulai meninggalkan stadion. Namun, mereka melakukannya sembari membuat gestur rasis. Usai babak pertama usai, Kapten Bulgaria, Ivelin Popov, terlihat sedang berdebat dengan suporter tuan rumah.
Pendekatan apa yang akan dilakukan UEFA?
UEFA memiliki protokol tiga-langkah yang diperkenalkan pada 2009. Langkah pertama, wasit akan bicara pada panitia penyelenggara dan meminta pertandingan dihentikan untuk perilaku rasis. Kalau masih berlanjut, masuk ke langkah kedua di mana wasit membawa pemain ke ruang ganti, sementara pertandingan dihentikan.
Kalau setelah penghentian kedua masih berlanjut, langkah ketiga adalah menghentikan total pertandingan. Dalam kasus ini, baru langkah pertama yang diambil. Pemain Inggris sebenarnya bisa keluar dari lapangan saat pertandingan dihentikan untuk kedua kalinya. Namun, mereka tetap memutuskan untuk lanjut.
“Aku menjelaskan kepada para pemain kalau hal serupa terjadi di babak kedua, kami akan keluar. Kami semua melihat di babak kedua lebih tenang dan itu membantu para pemain kami untuk bermain bola,” ucap Southgate.
Yang biasanya dilakukan UEFA adalah memberikan sanksi berupa denda dan penutupan stadion untuk disaksikan khalayak ramai. Kelompok Anti-rasis, Kick-it-Out, meminta UEFA melakukan langkah keras, karena sanksi yang diberikan saat ini dianggap tak cocok.
“Kami muak dengan pelecehan rasis menjijikkan yang diarahkan pada tim pria Inggris oleh para pendukung Bulgaria, termasuk rekaman TV yang tampaknya menunjukkan penghormatan Nazi dan suara monyet,” kata pernyataan Kick-it-Out.
“Sekarang adalah saatnya bagi UEFA untuk meningkatkan dan menunjukkan sedikit kepemimpinan. Sudah terlalu lama, mereka secara konsisten gagal mengambil tindakan yang efektif. Fakta bahwa Bulgaria sudah menyelenggarakan pertandingan ini dengan menutup stadion karena rasis, menunjukkan kalau sanksi UEFA tidaklah cocok.
Menurut Kick-it-Out, denda atau penutupan stadion tidak lagi mempan. Mereka menyarankan kalau UEFA peduli untuk menghancurkan diskriminasi dan kampanye Equal Game yang didengungkan UEFA serius dilakukan, maka hukuman yang tepat adalah pengurangan poin atau diusir dari turnamen.
Sementara itu, mantan striker Inggris, Ian Wright, merasa kalau para pemain Inggris sudah melakukan hal yang tepat.
“Ini hari yang menyenangkan. Saya merasa sangat senang menonton ini. Kami memiliki begitu banyak pertandingan di mana kami mengalami pelecehan rasial ini dan orang-orang mengatakan ‘kalahkan saja mengalahkan mereka di lapangan’. Itu tidak berarti apapun. Hari ini, mereka menang karena [para rasialis] harus pergi.”
Inggris berhasil mengalahkan rasisme. Selain membuat para rasialis terusir dari stadion, mereka juga menang. Tak sekadar menang, karena mereka mencetak setengah lusin gol!
Sumber: BBC.