Kondusif dan Konsisten, Kunci Liverpool untuk Menjadi Juara

Foto: Standard.co.uk

Mungkin sejumlah pihak merasa kalau musim terbaik Liverpool ada di musim lalu. Meski cuma menempati peringkat keempat, tapi permainan impresif trio lini serang Liverpool begitu menyenangkan. Sayangnya, selain karena Manchester City yang kelewat superior, Liverpool juga dilanda dengan satu penyakit yang hadir sejak lama: inkonsisten.

Musim ini, Liverpool berada di peringkat pertama Premier League hingga pekan ke-17. Mereka menjadi satu-satunya kesebelasan yang belum pernah terkalahkan. Tentu, peluang The Reds untuk meraih gelar juara terbuka amat lebar.

Jurgen Klopp sendiri menyatakan bahwa tak boleh ada sedikitpun kesalahan bagi Liverpool untuk menantang Manchester City. Soalnya, kesebelasan asuhan Pep Guardiola tersebut tampil bagaikan juara yang tanpa cela.

Di liga, Liverpool memenangi enam pertandingan liga mereka. Capaian 45 poin hingga pekan ke-17 merupakan yang terbanyak yang pernah diraih Liverpool di Premier League.

“Aku menaruh rasa hormat pada City yang sangat, sangat, sangat bagus. Aku tak bisa bilang kalau City itu beruntung. Tidak. Setiap pertandingan mereka selalu tepat. Ini sama seperti tahun lalu di mana mereka mendapatkan 100 poin,” tutur Klopp.

Mantan manajer Borussia Dortmund tersebut menganggap bahwa City seperti tak punya tanda-tanda kelemahan. “Di 15 menit awal waktu lawan Everton mungkin saja, tapi itu dimainkan puluk 12:30 setelah pertandingan Liga Champions, jadi itu tentu saja ada pemanasan tambahan, dan bola melayang dan umpan gagal. Tapi setelahnya, mereka mengambil alih permainan dan menang dengan nyaman,” ucap Klopp.

Sebagai juara bertahan, Klopp menilai kalau City memang bermain selayaknya kesebelasan juara, sementara kesebelasan seperti Liverpool adalah penantangnya. Karena ini pula, Klopp merasa kalau mereka harus berkonsentrasi pada setiap pertandingan dan tidak merasa sudah mendapatkan hasil.

Suasana Ruang Ganti Kondusif

Klopp pun menyatakan bahwa timnya kini menuai hasil dari kondusifnya ruang ganti. Ini tak lepas dari kekuatan para pemain dan kehadiran para pemimpin di skuatnya. Ini jauh berbeda dengan yang terjadi pada Jose Mourinho di Manchester United. Para pemain Liverpool disebut jauh lebih berkembang di bawah pengelolaan Klopp.

Klopp percaya bahwa harmoni di dalam skuatnya-lah yang membuat klub maju ke depan. Ia pun menuturkan bahwa tak mungkin menjaga kemenangan beruntun tanpa kesatuan di ruang ganti yang dipenuhi berbagai macam kepribadian.

“Tak mungkin,” kata Klopp. “Aku selalu bilang bahwa tak mungkin soal satu atau dua pemain. Inilah yang begitu membantu yang dalam kasus kami bahwa Alisson dan Virgil adalah pemain hebat yang bisa ‘memecahkan’ masalah kami kalau Anda mau, tapi di ruang ganti yang buruk, itu tak mungkin.”

Klopp mencontohkan ketika Jordan Henderson dan James Milner absen kala melawan Manchester United, orang berpikir bahwa tak akan ada yang bicara di ruang ganti sebagai pemimpin. Padahal, pertandingan melawan United amatlah penting. Namun, di ruang ganti ternyata yang bicara adalah Virgil van Dijk. Bahkan, Alisson pun mulai mengeluarkan sepatah dua patah kata.

“Aku tak pernah punya masalah dengan ruang ganti yang seperti itu. Sejauh ini aku selalu punya ruang ganti yang bagus,” tutur Klopp.