Lampard dan Bursa Transfer yang Memuluskan Langkah Sarri ke Juventus

Chelsea dikabarkan tinggal selangkah lagi untuk mendapatkan Frank Lampard sebagai pelatih baru mereka. Ini berarti, para penggemar Chelsea sudah hampir tiba waktunya untuk mengucapkan selamat tinggal kepada Maurizio Sarri.

Dikutip dari BBC, Chelsea kabarnya sudah setuju secara prinsip bagi Sarri untuk bergabung dengan juara Serie A, Juventus. Persetujuan ini dicapai pada Kamis (13/6) malam lalu setelah pembicaraan antara pejabat senior klub. Dalam pembicaraan tersebut disepakati kompensasi yang harus dibayar Juventus adalah senilai lima juta paun.

Sarri sendiri tiba dari Napoli pada Juli 2018 lalu. Meskipun mengalami turbulensi di tengah musim, tapi Sarri sukses membawa Chelsea ke peringkat ketiga klasemen sementara. Sarri bahkan berhasil mempersembahkan trofi Europa League di musim pertamanya. Ia sebenarnya menandatangani kontrak berdurasi tiga tahun. Namun, ia justru menjadi manajer kesembilan yang hengkang dari Chelsea sepanjang periode kepemilikan Roman Abramovich.

Sepanjang kariernya di Chelsea, Sarri bukanlah tipikal pelatih yang dicintai semua penggemar. Tak sedikit yang merasa tak puas dengan kemampuan olah taktik Sarri yang menjemukan–alih-alih konsisten. Pemilihan pemain pun sering dikritik dan memperlihatkan kalau Sarri seperti tak punya imajinasi.

Salah satu yang memukulnya begitu keras adalah ketika kiper Chelsea, Kepa Arrizabalaga, menentang keputusannya untuk ditarik keluar di final Piala Liga Inggris di Wembley. Padahal, saat itu Sarri sudah menyiapkan Willy Cabalero yang secara usia dan pengalaman lebih matang dalam menghadapi eksekusi tendangan penalti. Sarri pun tak bisa berbuat banyak. Sialnya, Chelsea justru kalah di adu tendangan penalti menghadapi Manchester City itu.

Sejumlah masalah ini membuat masa depan Sarri di Chelsea agaknya akan lebih singkat. Sarri pun bahkan terlihat seperti pasrah. Ia tahu kalau masa depannya hanya ditentukan di final Europa League. Kekalahan hanya akan membuatnya dipecat.

Namun, semuanya berubah ketika ia mengalahkan Arsenal 4-1 di final. Setelah pertandingan, ia mengatakan kalau dirinya layak untuk bertahan di klub. Anehnya, setelah kemenangan tersebut, daya tawar Sarri menjadi lebih tinggi mengingat sejumlah klub menginginkan jasanya, dan yang paling serius adalah Juventus. Setelah gelar juara tersebut, Chelsea mulai enggan memecat Sarri. Akan tetapi Sarri justru mengungkapkan keinginannya kembali ke Italia dengan alasan keluarga.

Daya tawar Sarri kian tinggi mengingat Chelsea mendapatkan hukuman larangan transfer di dua bursa transfer. Ia bisa saja dengan mudah dipecat musim depan karena tak bisa memperbaiki klub dengan mendatangkan pemain baru. Apalagi Chelsea justru menjual Eden Hazard yang menjadi sentral permainan Chelsea ke Real Madrid. Chelsea hanya mendapatkan satu pemain yakni Christian Pulisic yang sudah deal sejak Januari lalu, tapi dipinjamkan ke Dortmund hingga akhir musim.

Juventus pun tak punya manajer setelah Massimiliano Allegri mundur di akhir musim. Allegri sendiri mempersembahkan semua gelar liga sejak ia menangani Si Nyonya Tua sejak 2014. Allegri dikabarkan akan beristirahat untuk memulihkan “baterainya” dan mengembalikan kehidupan pribadinya.

Sarriball Tak Cocok di Chelsea

Barangkali, salah satu alasan mengapa Sarri didatangkan ke Stamford Bridge adalah karena taktiknya bersama Napoli. Kala itu, Sarri mampu mengeluarkan potensi para pemain Napoli untuk setidaknya terus menempel Juventus untuk menjadi pesaing gelar juara Serie A.

Sejumlah pemain Napoli pun menjadi buruan, mulai dari Dries Mertens, Jorginho, hingga Kalidou Koulibaly. Padahal, nama-nama tadi mungkin hanya akan berakhir sebagai pemain biasa andai tak ditangani Sarri di Napoli.

Efektivitas taktik ini disebut sebagai “sarri-ball”. Ia pun kemudian menerapkannya ke Chelsea. Di awal musim, mereka mencatatkan 12 kemenangan tak terkalahkan. Namun, di pertengahan musim, Chelsea mulai inkonsisten dengan tiga kali kalah di empat pertandingan, termasuk kalah 0-6 dari Manchester City.

Sumber: BBC.