Lionel Messi dan 10 Gelar Juara Bersama Barcelona

Foto: Twitter Barcelona

Lionel Messi benarlah alien. Keistimewaannya seperti tak dimiliki oleh pemain lain di dunia sepakbola saat ini. Satu golnya atas Levante pada Sabtu (27/4) malam tadi, membuat Barcelona meraih gelar juara La Liga musim 2018/2019. Messi pun meraih trofi sama dengan nomor punggungnya: 10.

Messi seperti tak pernah lelah untuk terus merumput. Hebatnya, ketika ia hadir, gol dan kemenangan seperti di depan mata. Maka jangan heran kalau ia akan selalu memecahkan rekor dan statistik.

Dalam pertandingan melawan Levante itu pun, Messi memainkan pertandingannya yang ke 450 di La Liga. Jumlah gelar liga yang ia dapatkan, 10 gelar, adalah yang terbanyak. Karena tak ada pemain Barcelona lain yang bisa meraihnya sebanyak ini. Apalagi, ini diraih Messi hanya di musim yang ke-15 buat kesebelasan Catalan tersebut.

Messi sendiri memulai debut pada musim 2004/2005. Kala itu, Pelatih Barca, Frank Rijakaard, memberinya delapan menit untuk mengawali debut dalam Derby Catalan menghadai Espanyol. Setelahnya, semua menjadi sejarah. Rekor demi rekor dicatatkan oleh pria berkebangsaan Argentina ini. Kini, rekor lain yang akan ia pecahkan adalah jumlah 505 pertandingan buat Blaugrana di La Liga yang masih dipegang Xavi Hernandez.

Berdasarkan Marcadari 450 pertandingan di La Liga, Messi bermain penuh selama 90 menit dalam 346 pertandingan dan tak pernah menerima kartu merah langsung. Rekornya pun mengerikan karena ia memenangi 337 pertandingan, 73 kali draw, dan hanya kalah 39 kali. Dia pun mencetak 416 gol.

Capaian gol Messi memang luar biasa fantastis. Sejak musim 2006/2007, ia selalu mencetak gol sebanyak dua digit. Capaian paling sedikitnya hanya di musim 2007/2008 di mana ia hanya mencetak 10 gol. Namun, di musim setelahnya, Messi selalu mencetak lebih dari 30 gol, kecuali pada musim 2008/2009 (23 gol), 2013/2014 (28 gol), dan 2015/2016 (26 gol). Namun, tentu saja, ia pun pernah mencetak 50 gol dalam semusim yakni pada musim 2011/2012!

Jangan lupakan pula prestasi individu Messi di mana ia meraih lima penghargaan Ballon d’Or, lima penghargaan Sepatu Emas Eropa, dan tujuh penghargaan pemain terbaik La Liga.

Pernah Hampir Meninggalkan Barca

Jumlah 10 gelar La Liga ini mungkin tak akan terjadi andai Messi mengingkari janjinya pada mantan pelatih Barcelona, mendiang Tito Vilanova. Tito, enam hari sebelum kematiannya, meyakinkan Messi untuk tetap bertahan di Camp Nou.

Hal ini diceritakan asisten Vilanova, Jordi Roura, seperti dikutip Marca. “Tito tengah dalam tahap yang sulit, dan Messi belum yakin akan kelanjutannya. Mereka pun bertemu dan meskipun aku tak di sana, aku tahu mereka ngobrol berjam-jam,” tutur Roura. “Messi memutuskan untuk bertahan dan kami harap dia akan terus bertahan di tahun-tahun selanjutnya.”

Roura pun memuji Vilanova yang membuatnya menjadi pelatih spesial buat Barcelona. “Dia adalah orang yang sederhana dan langsung. Dia punya banyak kepribadian dan dia menunjukkannya dengan wajahnya. Aku pikir itu yang membuatnya spesial,” kata Roura.

Messi Masih di Bawah Pele

Rekan Messi di Barcelona memang menganggap Messi pemain hebat, tapi bukan yang terhebat. Buat pemain berkebangsaan Brasil tersebut, Pele masih menyandang sebagai yang terbaik. Namun, tentu saja, Malcom tak segan melepaskan sanjungannya buat pemain timnas Argentina itu.

“Hal yang Messi lakukan selalu membuatku terkejut. Anda tak bisa memprediksi apa yang ia lakukan. Kita tahu dia bisa menusuk lewat kaki kirinya, tapi kita tak tahu kapan dia akan masuk,” kata Malcom dikutip dari Marca.

“Messi menunggu untuk sisi yang tepat, di momen yang pas. Dia luar biasa. Itu adalah perasaan yang unik bisa bermain bersamanya. Messi akan dikenang sebagai yang terbaik setelah Pele. Aku tak pernah berpikir seperti ini sebelumnya, tapi kini aku begitu dekat dengannya, aku melihat bagaimana ia bekerja hari demi hari dan dia amatlah sensasional,” tutur Malcom.

Namun, untuk saat ini, Malcom menegaskan kalau Messi adalah yang terbaik. “Messi adalah yang terbaik hari ini dan dia ada di depan yang lain. Dia bisa memutuskan hasil pertandingan hanya dalam dua menit,” ungkap mantan pemain Bordeaux tersebut.