Liverpool: Segalanya Mungkin di Sepakbola

Liverpool berhasil membalikkan semua prediksi dengan menang 4-0 atas Barcelona. Hasil ini membuat The Reds lolos ke final Liga Champions dengan agregat 4-3. Banyak yang memprediksi kalau Liverpool sebenarnya tak punya peluang untuk lolos mengingat mereka harus mengejar ketertinggalan tiga gol, dan lawan yang mereka hadapi sekelas Barcelona. Tentu tak mudah bisa menyamakan agregat, apalagi mencetak empat gol ke gawang El Barca.

Hal ini juga dirasakan oleh Manajer Liverpool, Jurgen Klopp, yang melihat para pemainnya meneteskan air mata usai kemenangan sensasional tersebut. “Kalau aku harus menggambarkan klub ini, maka ini seperti jantung yang besar dan malam ini berdebar-debar tak karuan,” ungkap Klopp dikutip dari BBC. “Anda bisa mendengar debaran itu di seluruh penjuru dunia.”

Rasa senang Klopp pun membuatnya tak bisa menahan diri. Dalam wawancaranya dengan BT Sport, Klopp bahkan mengeluarkan umpatan yang sebenarnya tak boleh tayang di televisi Inggris pada jam watershed. Dengan entengnya, Klopp bilang kalau ia tak masalah kalau mesti membayar denda akibat ucapannya itu.

“Menang itu sulit tapi dengan clean sheet, aku tak tahu bagaimana cara mereka melakukannya. Ini sungguh berarti buat kami semua. Ada hal yang lebih penting lain di dunia ini. Namun, menciptakan atmosfer yang emosional seperti ini amatlah spesial,” kata Klopp.

Ini adalah pertama kalinya sejak 1986–ketika Barcelona mengalahkan Gothenburg di Piala Eropa–ada kesebelasan yang kalah 0-3 di leg pertama bisa memenangi semifinal.

“Aku bilang pada para pemain sebelumnya ‘Aku tak merasa ini mungkin, tapi karena kalian, aku merasa kita masih punya peluang’. Mereka punya mental yang begitu besar. Sungguh luar biasa.”

“Setelah musim yang kami mainkan, pertandingan yang kami hadapi, cedera yang kami miliki saat ini, kalau Anda mencari siapa yang bertaruh kami akan menang, aku pikir Anda tak akan banyak menemukannya.. Kami tahu klub ini adalah campuran atmosfer, emosi, gairah, dan kualitas sepakbola. Dihilangkan satu, dan itu tak akan berhasil.”

Namun, setelah kemenangan ini, ada kekhawatiran yang melanda sejumlah penggemar. Pasalnya, Klopp sudah dua kali kalah di final Champions, sekali di final Europa League, dua kali di final Piala Jerman, dan sekali di final Piala Liga Inggris.

“Aku tahu apa yang orang-orang katakan tentangku dan kalah di final. Itu memang benar. Tahun lalu kami benar-benar merasa kalau kami harus kembali. Kami tak bisa membiarkannya seperti ini, itu tak mungkin. Kini kami mendapatkan kesempatan lain dan kami sudah sejauh ini untuk meraihnya, tentu saja.”

“Aku tak yakin kalau ini akan terjadi lagi, karena momen ini amatlah spesial. Ketika aku melihat para pemain usai pertandingan dan melihat ada air mata di mata mereka, itulah sepakbola. Klub ini menyentuhmu dengan gila, ini seperti Anda merasakan lebih ketimbang orang lain pada momen ini.”

Segalanya Mungkin di Sepakbola

Sementara itu, pencetak dua gol dalam pertandingan tersebut, Georginio Wijnaldum, menyatakan kalau timnya telah menunjukkan kalau segalanya mungkin di sepakbola. Wijanldum sendiri yang masuk menggantikan Andy Robertson yang cedera di jeda babak pertama.

“Setelah pertandingan di Spanyol, kami percaya diri kalau kami bisa mencetak empat gol dan menang 4-0,” ungkap gelandang berkebangsaan Belanda tersebut.

“Orang-orang di luar sana meragukan kami. Mereka pikir kami tak bisa melakukannya. Namun sekali lagi, kami menunjukkan kalau segalanya mungkin di sepakbola. Aku amat marah ketika manajer menyimpanku di bangku cadangan. Aku hanya mencoba membantu tim ku. Aku bahagia aku bisa melakukannya dengan dua gol.”

Robertson sendiri mengaku tak masalah dengan cedera yang membuatnya digantikan Wijnaldum. “Siapa yang ke final? Kami. Itulah yang sekarang penting. Gini masuk dan mencetak dua gol. Aku tak peduli lagi soal itu sekarang,” tutur pemain kelahiran 11 Maret 1994 tersebut.

Robertson juga menyatakan kalau kemenangan yang tak biasa ini bisa membantu timnya untuk terus berjuang meraih titel Premier League pada akhir pekan nanti. Mereka harus mengalahkan Wolverhampton Wanderers dan berharap Manchester City seri atau kalah dari Brighton Hove and Albion di saat yang sama. Kalau ini terjadi, maka Liverpool akan menjuarai Premier League untuk pertama kali, dan pertama kali juara sejak 1990.

Final Liga Champions sendiri akan digelar di Madrid pada 1 Juni mendatang. Ini akan menjadi kali pertama pertandingan final tanpa kehadiran kesebelasan Spanyol sejak 2013. Sejak itu, kesebelasan Spanyol tujuh kali ke final dalam lima musim terakhir.