Manajer Tottenham Hotspur, Mauricio Pochettino, mengakui jika skuatnya belum menjadi skuat terbaik selagi masih belum bisa memenangkan sebuah trofi. Hal inilah yang kemudian menjadi alasan mengapa pelatih asal Argentina itu mulai merasa tidak yakin dengan skuat yang dimilikinya musim ini. Padahal, Spurs sendiri telah menghabiskan dana sekitar 120 juta paun untuk merekrut beberapa pemain baru di musim pans kemarin.
Di sisi lain, Kieran Trippier adalah satu-satunya pemain di tim utama yang hengkang. Spurs lalu secara khusus menambahkan amunisi skuatnya dengan merekrut Tanguy Ndombélé dengan harga (rekor klub) sebesar 55 juta paun , Giovano Lo Celso dengan status pinjaman (dan opsi pembelian sekitar 60 juta paun pada akhir musim), dan Ryan Sessegnon.
Namun, ketika ditanya apakah perekrutan yang dilakukan Spurs di musim panas kemarin itu merupakan sebuah indikasi akan menjadikan skuatnya menjadi skuat terbaik yang pernah dimilikinya, Pochettino hanya mengatakan bahwa dirinya butuh waktu, dan akan memastikan lebih dulu seperti apa bentuk skuatnya di musim ini.
“Saya akan melihatnya pada akhir musim. Saat ini saya tidak percaya skuat saya adalah skuat terbaik. Tapi saya pikir jika Anda hanya melihat hasil yang saya raih, mudah untuk mengatakan skuat yang lebih baik adalah skuat saya di musim lalu karena kami bisa sampai ke final Liga Champions. Tapi yang jelas, sekarang saya akan lihat apakah kami bisa mengulang itu atau tidak. Karena, sebuah tim belum bisa dikatakan skuat terbaik selagi mereka masih belum memenangkan trofi,” ujar Mauricio Pochettino dikutip dari The Guardian.
Seiring dengan itu, Mauricio Pochettino juga mengakui bahwa Tottenham harus bisa, setidaknya, sampai memecahkan sebuah rekor kinerja terbak jika mereka memang serius dalam menantang gelar. Pasalnya, rasa frustasi terhadap sebuah kinerja itu akan terus menyelimuti jika hasilnya selalu nihil. Maka, bukan menjadi hal yang tidak mungkin, bahwa perasaan itu mulai mucncul di dalam benak Pochettino.
Oleh karenanya sekarang ia lebih lantang dalam memperingatkan seluruh pasukannya bahwa mereka harus siap untuk melangkah lebih jauh lagi di musim ini. Ia juga meminta kepada anak asuhnya itu untuk menunjukkan kualitas terbaiknya di setiap pertandingan, karena menurutnya, sepakbola bukanlah olahraga bola basket.
“Saya beruntung memiliki kemungkinan untuk bermain di empat kompetisi. Jadi, semua pemain harus siap bermain sekarang, dan mereka akan memiliki kemungkinan untuk bermain lebih banyak. Yang perlu mereka tunjukkan adalah kualitas mereka. Karena kita semua tidak pernah tahu apa yang akan terjadi. Masalah dalam sepakbola bukanlah seperti olahraga bola basket, yang bisa Anda ubah setiap lima menit,” tutur Pochettino.
“Anda dapat bermain dengan 11 orang dan waktu 90 menit. Itu jauh lebih bisa dipastikan ketimbang bermain dengan sistem quarter. Jadi, jika Anda ingin memberikan konsistensi kepada tim, Anda hanya perlu menjaga 11 pemain Anda untuk bermain secara konsisten. Saat Anda mulai inkonsisten, itu berarti muncul tanda bahwa Anda tidak bisa menang.”
Di satu sisi, sejauh ini salah satu pemain Spurs Harry Winks telah menjadi salah satu pemain yang paling konsisten berada di skuat Tottenham musim ini. Gelandang asal Inggris itu sendiri telah memulai di semua lima pertandingan awal Premier League setelah kembali dari cedera jangka panjang musim lalu. Menanggapi hal tersebut, Pochettino kemudian mengatakan bahwa Winks telah mengalami banyak peningkatan, dan karena itulah ia selalu masuk ke tim utama Spurs di musim ini.
“Dia (Harry Winks) banyak mengalami peningkatan. Hari ini dia adalah salah satu pemain paling agresif di lapangan. Itu bisa terlihat ketika dia mengolah bola. Anda bisa melihat bagaimana dia bermain. Dengan bola dia sangat agresif, dia bisa mempertahankan kepemilikan dan selalu berpikir ke depan untuk membantu membuka peluang. Saya pikir kami mengharapkan itu semua darinya,” ungkap pelatih berusia 27 tahun itu.
“Tapi, yang paling menyenangkan dari dia adalah permainan tanpa bolanya. Kemajuan bagaimana dia bekerja, bagaimana dia berjuang, seberapa agresif dia dan kelaparan untuk merebut bola dengan cepat, saya pikir, itu merupakan sesuatu yang bagus untuk tim ini. Apa yang dia butuhkan sekarang hanyalah terus bekerja dan mendorong lebih keras lagi. Karena itu semualah yang akan bisa membuatnya menjadi pemain yang baik atau bahkan pemain besar.”
Sumber: The Guardian