Mauro Zijlstra mengaku proses naturalisasinya tengah berjalan. Kalau segala prosesnya lancar, kehadiran Zijlstra jelas akan menjadi tambahan kualitas bagus untuk timnas Indonesia.
Gaya Main Zijlstra Cocok untuk Timnas Indonesia
Zijlstra memiliki tinggi badan 188 sentimeter. Tubuhnya berisi dan sangat mumpuni untuk bertarung dengan bek lawan. Ia kerap memenangi duel bola dengan lawan karena selain kuat, juga lincah. Meski jangkung, tapi ia lebih memilih memainkan bola di bawah. Ia kerap melewati lawan dengan satu dua sentuhan mengejutkan dari kakinya.
Kemampuan teknis Zijlstra tidak perlu dipertanyakan. Tendangannya keras dan akurasinya baik. Ia pun tak akan memaksakan peluang untuk dikonversinya sendiri. Kalau tak memungkinkan mencetak gol, ia akan memberi asis pada rekannya. Di timnas, kalau Zijlstra jadi penyerang tunggal, maka ia akan menahan bola untuk dikonversi oleh gelandang serang, dalam hal ini Marselino.
Walau berposisi sebagai penyerang, tapi visi Zijlstra juga bagus. Ia akan turun ke area tengah, menarik bek lawan, dan membuka ruang buat pemain sayap. Jelas, ini skema yang cocok karena timnas Indonesia kerap memasang penyerang sayap yang diisi Ragnar Oratmangoen.
Penempatan posisi Zijlstra-lah yang jadi keunggulannya. Ia tahu kapan harus berada di tempat, kapan harus mencari ruang. Hal seperti ini amat berguna dalam sistem permainan yang mengandalkan serangan balik.
Gaya main NEC sebenarnya mirip dengan timnas Indonesia yang mengandalkan serangan dari sayap. Zijlstra diharapkan tidak akan kesusahan untuk beradaptasi dengan formasi yang diterapkan Coach Shin Tae-yong. Zijlstra juga bakal disukai STY karena ia punya pengambilan keputusan yang cepat; apakah bola bakal dibawa atau diumpan.
Karier Zijlstra Masih Sangat Panjang
Zijlstra dikenal ketika main untuk NEC Nijmegen U-21 di U21 Divisie 1. Namun, pada musim panas 2024 ini, ia memilih pindah ke FC Volendam. Ada yang menarik dari alasannya pindah ke Volendam, yakni kesempatan main di tim senior.
Dalam wawancara dengan Yussa Nugraha, Zijlstra bilang kalau ia sebenarnya masih bisa bertahan di NEC. Akan tetapi, mereka tak memberi kesempatan besar pada Zijlstra untuk bergabung dengan tim senior.
Karena itu, Zijlstra pun mencari klub yang kesempatan untuk promosi ke tim seniornya lebih besar. Volendam pun dipilih, selain karena dekat dengan tempat tinggalnya.
Umur Zijlstra sudah 19 tahun. Ia sebenarnya masih punya empat tahun sebelum menyerah. Namun, ia sudah memikirkan bagaimana caranya untuk segera promosi ke tim senior. Soalnya, mentalitas untuk bermain di tim senior sangatlah penting untuknya.
Zijlstra memiliki garis keturunan Indonesia dari ayahnya. Neneknya berasal dari Bandung. Hal ini yang membuatnya secara aturan bisa dinaturalisasi.
PSSI harus segera menaturalisasi Zijlstra karena Belanda sendiri kekurangan striker mumpuni. Dari ulasan di atas, Zijlstra sebenarnya masih berpeluang untuk membela timnas Belanda. Sehingga, naturalisasi Zijlstra akan menjadi sesuatu yang sangat penting untuk timnas Indonesia.