Istilah “Libero” mungkin lebih dikenal pada olahraga bola voli. Salah satu alasannya, karena sebagai peran, libero sudah jarang digunakan di sepakbola. Apalagi, pada formasi yang menggunakan empat bek, hampir jarang ada pemain yang berperan sebagai libero.
Lantas, apa sebenarnya libero?
Libero adalah pemain yang berdiri paling belakang dalam garis pertahanan. Tujuannya adalah memberikan pengamanan ekstra andai dua bek tengah lainnya dilewati lawan. Ia nantinya akan menyapu bola sehingga peran ini juga dikenal sebagai “sweeper” atau “penyapu”.
Saat kelahirannya, libero adalah pemain yang biasanya berada dalam formasi lima bek. Posisinya ada di tengah dan berdiri lebih dalam ketimbang dua bek tengah lainnya. Contoh yang biasa digunakan adalah Franz Beckenbauer di final Piala Dunia 1974. Ketika itu, Jerman menghadapi Belanda yang dijagokan juara lewat permainan “Total Football”-nya.
Libero biasanya punya dua tipe. Yang pertama adalah ia bisa memotong aliran umpan lawan dan bisa menutup ruang di depan gawang. Sementara itu, saat tim sedang menyerang, ia diberikan kebebasan untuk naik ke area tengah demi membantu serangan.
Hal yang sama juga dilakukan pemain Jerman lain, Matthias Sammer, di Piala Eropa 1996. Ia bermain lebih dalam ketimbang bek yang lain. Tujuannya adalah memutus aliran umpan di depan gawang. Ia juga akan naik untuk menyerang bila diperlukan.
Seiring berjalannya waktu, pos libero tidak melulu ada di format lima bek. Hal ini yang terjadi di AC Milan ketika dilatih Arrigo Sacchi. Franco Baresi menjadi libero dan berdiri di belakang tiga bek lainnya: Mauro Tossatti, Alessandro Costacurta, dan Paolo Maldini.
Beberapa libero lahir dari gelandang berpengalaman. Contohnya saja mantan pemain Borussia Monchengladbach dan Inter, Lothar Matthaus. Ia mengubah posisinya dari gelandang menjadi libero saat bermain untuk Bayern Munich. Pengalaman dan kemampuannya membaca arah permainan, turut membantu Bayern menjuarai Piala UEFA 1996.
Satu hal yang paling dibutuhkan libero adalah kemampuan membaca pertandingan. Ia menjadi orang pertama yang melakukan serangan bila kiper memberi umpan pendek. Ia juga jadi orang terakhir yang harus ditemui pemain lawan saat mereka menyerang. Tanpa kemampuan membaca pertandingan, perannya menjadi tidak berguna karena selain tak bisa memutus umpan, juga mengacaukan jebakan offside.
Saat menyerang, libero tak cuma bertahan. Ia ikut naik menyerang. Karena hal itu, ia disebut “libero” yang dalam bahasa Italia berarti “bebas”.
Evolusi Libero di Sepakbola Modern
Saat ini, peran libero agaknya sudah menghilang. Salah satu alasannya karena bek tengah di sepakbola modern saat ini, sudah cakap untuk memegang bola dan memberi umpan. Umumnya, bek tengah saat ini bukan cuma atribut bertahannya yang bagus, tapi juga akurasi umpan dan visi bermainnya.
Misalnya saja Harry Maguire di Manchester United, yang beberapa kali memberikan bola panjang dari lini pertahanan, buat striker The Red Devils. Pun dengan yang dilakukan Matt Hummels di Bayern Munich juga di Borussia Dortmund.
Peran Hummels sendiri memunculkan arketipe lain sebagai “ball playing-defender” atau bek yang memainkan bola. Saat memegang bola, ia tak buru-buru mengoperkannya pada rekannya yang lain. Namun, berusaha membaca pertandingan, sambil melihat peluang di lini depan.
Sementara itu, selain Matthaus, gelandang yang menjadi libero juga ada beberapa, seperti Sergio Busquets di FC Barcelona, maupun Javi Martinez di Bayern Munchen. Bedanya, Busquets pernah menjadi bek, sementara Martinez, harus mengubah posisinya dari gelandang bertahan menjadi bek tengah, ketika Bayern menyerang lewat fullback mereka. Kesamaannya? Keduanya punya akurasi umpan yang bagus.
Libero di sepakbola modern telah amat berubah. Dengan intensitas pertandingan yang kian meningkat, bek sudah tidak lagi fokus untuk menjaga satu pemain. Dengan permainan yang kian cepat, tim pelatih agaknya lebih suka membikin jebakan offside, ketimbang menaruh satu pemain tambahan di belakang garis pertahanan.
Sumber: The Hindu, The Conventional Playmaker.