Menang 2-0 dari Napoli, Arsenal Masih Belum Aman

Foto: Twitter Europa League

Arsenal berhasil menang 2-0 atas Napoli dalam leg pertama babak perempat final Europa League. Meskipun tampil dominan, tapi Manajer Arsenal, Unai Emery, mengatakan kalau peluang mereka masih 50-50 untuk lolos ke semifinal.

Arsenal membuka keunggulan pada menit ke-14 lewat gol Aaron Ramsey yang memanfaatkan umpan Ainsley Maitland-Niles untuk menjebol gawang Alex Meret. 11 menit berselang, Kalidou Koulibaly mencetak gol bunuh diri ketika ia membelokkan tendangan Lucas Torreira. Untungnya Meret tampil bagus sehingga Napoli tak kebobolan lebih banyak gol, mengingat Arsenal melepaskan 16 attemps yang tujuh di antaranya mengarah ke gawang.

Napoli Lawan Sulit

Foto: Twitter Arsenal

Meski menang dengan nyaman tapi Emery enggan menganggap enteng Napoli. Ia pun merasa beruntung hasil akhir memihak Arsenal.

“Leg pertama amatlah penting untuk mendapatkan hasil bagus. Kami layak menang, tapi kami tahu ini akan menjadi amat sulit,” jelas Emery kepada BBC

“Performa Napoli di kandang biasanya sangat kuat. Kami berencana untuk memenangi pertandingan tersebut, tapi kami juga harus memberi rasa hormat untuk mereka. Peluangnya masih 50-50. Tantangan kami adalah untuk kompetitif saat tandang. Terkadang kami kehilangan spirit saat tandang.”

Masalah di Lini Serang Arsenal

Foto: Twitter Arsenal

Selain karena rasa hormatnya pada Napoli, salah satu alasan yang membuat Emery tak yakin benar dengan skuatnya, barangkali karena kurang tajamnya lini depan The Gunners. Secara kasar pun, dua gol Arsenal tercipta oleh dua gelandang: Ramsey dan Torreira.

Memang, ada faktor kiper Napoli yang tampil bagus. Mengingat Pierre Emerick-Aubameyang melepaskan lima attemps yang tiga di antaranya mengarah ke gawang. Namun tiga tendangan tersebut berhasil diantisipasi Napoli.

Arsenal sejatinya bisa mengunci laga ini dengan mencetak lebih dari dua gol. Namun, apa daya karena Auba maupun Alexandre Lacazette tak bisa menambah keunggulan. Di sisi lain, Ramsey yang akan rutin menghadapi Napoli di liga musim depan, tampil begitu impresif. Seperti Auba, ia pun melepaskan lima attemps yang tiga di antaranya mengarah langsung ke gawang.

Selain ketajaman di lini serang, masalah lain yang terlihat adalah begitu mudahnya Arsenal kehilangan bola saat menghadapi lawan yang agresif. Napoli memang tampil agresif dengan melepaskan 29 tekel berbanding 17 tekel milik Arsenal. Pressing Napoli membuat Arsenal kehilangan bola sebanyak 31 kali! Bandingkan dengan Napoli yang hanya 17 kali.

Meskipun demikian, Emery yang memenangi Europa League tiga kali beruntun bersama Sevilla, berharap kalau dominasi Arsenal di Emirates sudah cukup untuk membawa mereka ke semifinal, di mana mereka akan menghadapi Villarreal atau Valencia. Menjuarai Europa League juga menjadi penting bagi Arsenal agar bisa mendapatkan tiket otomatis ke liga Champions musim depan. Ini penting mengingat perebutan peringkat empat besar di Premier League begitu ketat.

Napoli Tak Punya Motivasi

Foto: Twitter Arsenal

Di sisi lain, Napoli seperti bermain tanpa motivasi. Meski menguasai penguasaan bola, tapi semua itu tak berguna karena secara permainan, Napoli tidaklah efektif. Dari 10 attemps, hanya dua yang mengarah ke gawang.

Napoli saat ini dilatih Carlo Ancelotti yang pernah tiga kali menjuarai Liga Champions, dua kali bersama AC Milan dan sekali dengan Real Madrid. Namun, ia belum pernah memenangi kompetisi tingkat kedua di Eropa.

Meskipun demikian, Napoli memang tak perlu bernafsu untuk menjuarai Europa League. Pasalnya, kondisi mereka di liga jauh lebih baik ketimbang Arsenal. Secara matematis, Napoli masih bisa juara Serie A, meskipun agak mustahil melihat Juventus kalah di tujuh pertandingan sisa. Namun, yang pasti, untuk posisi Liga Champions, Napoli masih aman dari kejaran Inter dan AC Milan.

Hasil akhir di Emirates Stadium pun dianggap Pelatih Napoli, Carlo Ancelotti, bukan akhir dari segalanya. Mereka masih percaya diri untuk bisa melaju ke empat besar. “Hasilnya sulit diubah, tapi kami masih memiliki 90 menit tersisa,” ujar mantan pelatih Real Madrid tersebut.

“Babak pertama kami begitu buruk. Kami tak cukup berani untuk mengontrol pertandingan seperti yang kami inginkan. Di babak kedua, kami menunjukkan kami membuat sejumlah peluang. Akan menjadi lingkungan yang berbeda di leg kedua nanti dengan suporter di belakang kami. Saya percaya diri.”