Tottenham Hotspur secara perkasa mengalahkan Borussia Dortmund di leg pertama babak 16 besar Liga Champions dengan skor 3-0. Masing-masing gol dari Son Heung-min, Jan Verthongen, dan Fernando Llorente, membuat peluang Spurs lolos ke perempat final kian mudah.
Di babak pertama, kedua kesebelasan saling adu serangan. Kedua kesebelasan sama-sama melepaskan empat attemps, tapi tak ada satupun gol yang tercipta. Namun, di babak kedua, keadaan berubah. Spurs yang mengandalkan Heung-min sebagai penyerang bisa memanfaatkan kesalahan pertahanan Dortmund. Ketika Jan Verthongen mengirimkan umpan silang dari sisi kiri, bek Dortmund, Dan-Axel Zagadou, gagal membaca arah bola sehingga Heung-min langsung menyambarnya menjadi gol.
Setelah gol tersebut, Spurs kian agresif melakukan penyerangan. Hingga menit ke-80, mereka sudah melepaskan 14 attemps, sementara Dortmund cuma lima. Hingga pada akhirnya, kejelian Serge Aurier dari sisi kanan, mampu dimanfaatkan Verthongen menjadi gol. Achraf Hakimi yang mengisi pos sisi kanan Dortmund tak mampu membaca pergerakan bola dan Verthongen yang membuat bek berkebangsaan Belgia tersebut menggandakan keunggulan buat Spurs.
Tiga menit berselang, Spurs kian menjauh setelah tendangan sudut Christian Eriksen mampu disundul Fernando Llorente yang baru masuk dua menit sebelumnya. Hingga wasit Antonio Miguel Mateu Lahoz meniup peluit, tidak ada gol tambahan atau balasan yang tercipta.
Apa yang terjadi di babak kedua disebut jurnalis BBC, Phil McNulty, sebagai sajian yang luar biasa. Apalagi, mengingat Spurs harus susah payah untuk lolos dari fase grup, kemenangan di 16 ini merupakan hasil kerja keras seluruh elemen tim. Di pertandingan tersebut, Spurs bahkan tak difavoritkan untuk menang oleh sejumlah pengamat. Ketiadaan Harry Kane dan Dele Alli disebut-sebut membuat Spurs kehilangan ketajaman.
Kemenangan ini juga menjadi tambahan motivasi luar biasa buat Spurs. Pasalnya, dengan kondisi skuat yang camping, Spurs masih bisa bersaing di liga bersama Manchester City dan Liverpool yang tak menunjukkan tanda-tanda akan melambat atau terpeleset.
Kredit wajib diberikan kepada Mauricio Pochettino yang mengubah pendekatan tim dalam menyerang. Kehilangan Alli dan Kane membuat Spurs lebih menguatkan area tengah. Dalam pertandingan semalam, Pochettino malah menurunkan Verthongen sebagai wingback kiri. Ini merupakan upaya cerdas Pochettino untuk turut menguatkan sisi kiri pertahanan Spurs. Apalagi, Verthongen juga punya umpan yang bagus.
Hasilnya pun begitu jelas. Verthongen memberikan satu asis dan mencetak satu gol. Tambahan lainnya, Dortmund sulit untuk menyelesaikan peluang dari sisi kanan, meski area serangan Dortmund dominan di sisi tersebut.
Skuat Dortmund yang Mengecewakan
Hal berbeda justru ditampilkan Dortmund. Ketika para penggemar menantikan penampilan masa depan Inggris, Jadon Sancho, dan calon pemain Chelsea musim depan, Christian Pulisic, keduanya justru tampil di bawah standar. Apalagi tak bisa dipungkiri kalau Dortmund malam tadi memang kalah dominan.
Sancho awalnya menunjukkan kecepatan dan kualitasnya di babak pertama. Namun, kehebatannya tersebut seperti menghilang di babak kedua, ketika Spurs mengambil alih penuh atas kontrol pertandingan. Permainan Pulisic juga tak jauh berbeda yang menyiratkan kalau ia mesti terus berbenah agar bisa bersaing bersama skuat The Blues.
Manajer Spurs, Mauricio Pochettino menggambarkan bahwa babak pertama begitu sulit, tapi babak kedua fantastis. Menurutnya, pertandingan ini sudah sulit sejak awal.
“Ketika kami memegang bola, kami sulit untuk bermain dengan cara yang kami inginkan. Ketika tim mulai merasa nyaman, lalu kami mencetak gol. Setelahnya kami bermain dengan lebih percaya diri.”
“Di babak pertama kami bermain sedikit, bukan gugup, tapi tidak dengan rasa percaya diri. Babaka kedua amat amat bagus. Kami bicara soal posisi pertahanan dan mengubahnya sedikit. Terkadang itu berhasil dan terkadang lagi tidak. Saya ingin membuat keputusan terbaik untuk tampil dengan cara terbaik pula. Ini adalah pertandingan yang fantastis,” kata Pochettino.