Menantikan Penurunan Performa Tottenham Hotspur

Tottenham Hotspur kalah 0-1 atas tamunya, Manchester United, pada Minggu (13/1) malam tadi di Stadion Wembley. Spurs menjadi kesebelasan big six pertama yang dihadapi United di bawah arahan Ole Gunnar Solskjaer. Meski kalah, tapi secara statistik Spurs memang lebih unggul.

Kekalahan atas United membuat Spurs kian sulit untuk mengejar perolehan pemuncak klasemen, Liverpool. Kini, Spurs terpaut sembilan poin atas The Reds dan dua poin dari Manchester City yang baru akan bermain malam ini.

Dari tiga pertandingan terakhir di liga, Spurs kalah dua kali. Terakhir, Spurs kalah dari Wolverhampton Wanderers di kandang sendiri. Bencana untuk Spurs akan mulai terlihat Januari ini setelah Son Heung-min dipanggil ke timnas Korea Selatan untuk Piala Asia 2019. Kabar buruk lain pun hadir usai kekalahan atas United di mana Harry Kane dikabarkan kembali menderita cedera.

Hal ini diakui oleh Mauricio Pochettino yang merasa khawatir atas kambuhnya cedera ankle Kane. Cedera ini terjadi ketika terjadi benturan dengan Phil Jones pada menit-menit akhir. Kane pun mesti keluar dari lapangan dengan perasaan tak nyaman.

Kehilangan Kane di momen penting musim ini akan menjadi kerugian yang amat besar buat Pochettino. Pasalnya, Kane adalah top skorer Spurs saat ini dengan 14 gol. Sementara itu, Heung-min baru kembali dari tugasnya di timnas pada 1 Februari mendatang. Spurs memang punya Fernando Llorente sebagai satu-satunya opsi penyerang tengah. Namun, Llorente belum menunjukkan performa yang maksimal. Sialnya, Kane kemungkinan cedera dalam waktu yang cukup lama.

“Kekhwatiranku adalah tekel yang buruk di momen-momen akhir,” kata Pochettino pada Mirror. “Itu memang tidak disengaja, tapi itu tetap tekel yang buruk, dan kini ankle-nya bengkak dan dia terpincang-pincang usai pertandingan. Kami akan kehilangan Son untuk Piala Asia dan kalau Harry Kane menderita cedera, itu akan sangat besar artinya untuk kami.”

Bisakah Spurs Tanpa Harry Kane?

Mengandalkan Fernando Llorente jelas bukan merupakan pilihan terbaik mengingat sang pemain belum sekalipun mencetak gol di Premier League. Namun, tak ada yang bisa dilakukan oleh Pochettino apalagi Spurs kemungkinan tak akan mendatangkan pemain baru di bursa transfer musim dingin.

Pochettino kemungkinan akan memperkuat area lain permainannya demi menyokong kehadiran Llorente. Ia bisa memaksimalkan bola-bola atas dan menjadikan Llorente sebagai pemantul bola untuk dialirkan ke sayap atau lini kedua. Hal ini juga yang sebenarnya diungkapkan Pochettino soal kehadiran Llorente di babak kedua dalam konferensi pers usai kekalahan dari MU.

“Mungkin kami mendominasi dan menciptakan banyak peluang. Itu adalah babak kedua yang amat luar biasa, aku amat senang. Terkadang Anda memenangi pertandingan dan Anda kecewa, seperti ketika kami menang 3-0 di Old Trafford. Mereka bermain lebih baik ketimbang kami kala itu,” kata Pochettino kepada BBC.

“Hari ini hasilnya mestinya berbeda dan aku amat bahagia. Ini adalah cara kami tumbuh dan bermain. Mengambil risiko, bermain sepakbola yang kami inginkan. Tim ini fantastis, itu adalah 45 menit terbaik aku menyaksikan Tottenham sejak aku mengambil alih. Ada 11 penyelamatan dari De Gea yang luar biasa. Dia amat layak untuk menjadi Man of the Match.”

Apa yang diucapkan Pochettino memang benar adanya. Kegagalan mereka mencetak gol lebih karena penampilan spektakuler David De Gea. Ada sejumlah peluang yang mestinya bisa 100 persen gol karena bagusnya peluang yang didapatkan. Namun, semua tertahan dengan penampilan bagus De Gea.

Llorente pun hadir memberikan dimensi baru buat lini penyerangan Tottenham Hotspur. Ia kerap membuat bek MU kelimpungan untuk mengatasi pergerakan dan kekuatannya. Namun, yang paling penting adalah sistem penyerangan Spurs yang memang mematikan karena ditunjang para pemain macam Christian Eriksen dan Dele Alli.

Ini, mestinya bisa menjadi momen di mana Spurs tak lagi bergantung pada Kane. Spurs mesti menemukan formula baru agar bisa lepas dari bayang-bayang Kane.

Awal Bencana

Cederanya Kane dan dipanggilnya Heung-min ke timnas Korea Selatan adalah ujian yang berat buat Spurs. Kalau mereka bisa melewatinya, akan ada banyak benefit yang didapatkan, salah satunya dengan tak lagi bergantung dengan pemain tertentu. Namun, kalau gagal, ini akan menjadi periode buruk buat Spurs.

Pada bulan Januari ini, Spurs dipastikan tak akan kelelahan menjalani pertandingan tandang karena tiga pertandingan mereka di Januari adalah Derby London. Namun, ini juga yang menjadi kekhawatiran karena lawan yang mereka hadapi tak bisa dipandang sebelah mata.

Spurs mungkin tak akan kesulitan mengalahkan Fulham yang terjerembab di Zona Degradasi. Lawan sesungguhnya baru akan hadir pada diri Crystal Palace yang pernah mengalahkan Manchester City, juga Wolverhampton Wanderers. Spurs kemudian akan menghadapi sesama big-six yakni Chelsea pada 24 Januari mendatang.

Kalau Spurs babak belur pada periode ini, mereka akan kehilangan kesempatan untuk menjadikan musim ini sebagai musim yang paling dekat dalam merengkuh gelar juara Premier League. Kekalahan juga akan membuat Spurs berpeluang tergeser Chelsea, bahkan Arsenal dan Manchester United.

Lantas, inikah momen turunnya performa Spurs?