Mencari Kesebelasan Terbaik untuk Luka Jovic

Foto: Focus.de

Membela Eintracht Frankfurt selama dua musim, Luka Jovic akan kembali ke Benfica pada akhir kompetisi 1.Bundesliga 2018/2019. Hingga pekan ke-26, Jovic telah mencetak 15 gol bagi Eintracht. Hanya terpaut tiga gol dari Robert Lewandowski di klasemen topskorer dan berpeluang mengantarkan Eintracht ke Liga Champions 2019/2020.

Pencapaian ini membuat nama Jovic menjadi incaran berbagai kesebelasan ternama Eropa. Baik itu Chelsea yang tengah terkena embargo transfer atau FC Barcelona disebut menaruh minat pada jasa penyerang kelahiran 23 Desember 1997 itu. Meski demikian, Ketua Direksi Eintracht, Wolfgang Steubing, mengaku belum mendapat tawaran apapun untuk Jovic.

“Banyak laporan bahwa kesebelasan lain menginginkan Jovic. Namun hingga saat ini belum ada yang mengirim tawaran secara formal. Cepat atau lambat hal itu bisa saja terjadi,” aku Steubing.

Status Jovic saat ini masih pemain Benfica. Akan tetapi, Eintracht dapat memberi kontrak permanen kepada Jovic jika mereka mengaktifkan klausul pembelian sekitar tujuh hingga 12 juta euro.

Harga itu tentu tergolong murah untuk pemain sekelas Jovic. Pasalnya, penyerang Serbia itu kini disebut memiliki label 46 juta euro. Menurut Manuel Veth di Forbes, opsi permanen akan diaktifkan Eintracht pada akhir musim 2018/2019 sebelum kemudian menjual Jovic ke kesebelasan lain.

“Kami melakukan negosiasi dengan sangat baik dengan Benfica,” ungkap Direktur Olahraga Eintracht Bruno Hubner.

Eintracht hanya membayar 200 ribu euro kepada Benfica ketika meminjam jasa Jovic pada 2017/2018. Sejak saat itu, Jovic telah memberikan piala DFB-Pokal untuk Eintracht dan jadi duet terbaik 1.Bundesliga bersama penyerang Belanda, Sebastian Haller. Menjual Jovic dan mendapat keuntungan enam kali lipat tentu merupakan langkah bisnis yang baik.

Pertanyaannya, kesebelasan mana yang bisa memaksimalkan talenta Jovic? Berbagai klub disebut menginginkannya. Masalahnya, tak semua dapat menjamin tempat utama seperti Eintracht.

Bayern Munchen

Foto: Vesti-Online

Legenda Bayern, Lothar Matthaus, mengaku tidak terkejut dengan lonjakan harga Jovic. Menurutnya, Jovic merupakan pemain dengan potensial tinggi yang layak untuk menjadi investasi setiap kesebelasan.

“Dia baru 21 tahun, masih banyak hal yang perlu dipelajari olehnya. Akan tetapi, dirinya bermain untuk tim. Hal itu memperlihatkan kualitasnya dan jika saya seorang manajer, pasti akan membelinya untuk 46 juta euro,” aku Matthaus.

Bayern juga disebut telah melakukan komunikasi untuk membeli Jovic. Terbukti memiliki kualitas untuk menjadi penyerang mematikan di 1.Bundesliga, Jovic dapat menjadi opsi ideal Bayern menggantikan Lewandowski.

Bukan berarti Lewandowski harus dibuang. Akan tetapi setelah lima musim mengandalkan pemain berkepala tiga itu sebagi penyerang utama, sudah saatnya Bayern mengurangi rasa ketergantungannya kepada Lewandowski.

Keberadaan Niko Kovac di ruang ganti Bayern juga dapat membantu Die Roten menggaet Jovic. Pasalnya, Kovac merupakan sosok yang mendatangkan Jovic di Eintracht pada 2017.

Sial bagi Bayern, level permainan Jovic tidak akan merasakan peningkatan signifikan. Ia akan tetap berada di 1.Bundesliga. Tiket Liga Champions dan status sebagai raksasa Die Roten seharusnya tidak bisa membuat Jovic tergoda. Tiket Liga Champions juga bisa diraih Jovic di Eintracht. Perlahan mereka juga mulai diperhitungkan di Jerman. Menjuarai liga di Eintracht Frankfurt bukanlah hal mustahil bagi Jovic.

Premier League

Twitter: Twitter / @EuropaLeague

Jovic tidak akan memiliki masalah untuk beradaptasi di Manchester. Baik itu kostum merah atau biru yang ia gunakan. Akan tetapi, Jovic tak akan jadi pilihan utama jika hengkang ke Manchester City ataupun United.

Selama masih ada Sergio Kun Aguero dan Gabriel Jesus di Etihad Stadium. Selama Romelu Lukaku dan Marcus Rashford masih di Old Trafford. Talenta Jovic akan terbuang percuma.

Liverpool juga memiliki masalah serupa. Divock Origi, Mo Salah, Bobby Firmino, dan Sadio Mane membuat Klopp memiliki banyak opsi di lini depan. Klopp memang tidak takut untuk melakukan rotasi, tapi dengan saingannya yang begitu banyak. Kecuali Klopp melepas dua dari empat pemain tersebut, sulit bagi Jovic mendapat jam terbang.

Arsenal mungkin jadi opsi yang lebih baik bagi Jovic di Premier League. Pasalnya, meski memiliki Pierre-Emerick Aubameyang dan Alexandre Lacazette, Unai Emery belum terlihat memberikan tempat permanen untuk keduanya.

Jovic bisa datang ke Emirates Stadium dan mengambil tempat utama itu. Sementara Auba akan digeser ke sayap dan Lacazette jadi cadangan. Mereka juga bisa dimainkan bersama layaknya trio Ante Rebic, Haller, dan Jovic di Eintracht.

Real Madrid Lebih Baik dari Barcelona

Foto: ESPN

Kepala Pelatih Serbia, Mladen Krstajic, mendukung Jovic pindah ke Barcelona. Menurutnya, Jovic memiliki gaya permainan yang sama seperti Luis Suarez sehingga pas untuk pindah ke Camp Nou.

“Saya mungkin bisa membandingkan dia dengan Suarez. Penyerang klasik yang memiliki kontrol bola sempurna dan memiliki pemahaman sepakbola tinggi. Dirinya bisa membuat peluang sekecil apapun menjadi gol,” jelas Krstajic.

Sialnya, untuk dapat bersinar di Barcelona, Jovic harus akur dengan Lionel Messi. Zlatan Ibrahimovic pernah mengungkap alasannya gagal di Camp Nou di buku biografinya. Salah satu faktornya adalah Messi.

“Awalnya semua baik-baik saja. Namun kemudian Guardiola melihat Messi tidak senang dengan kondisi tim. Pep merasa Messi butuh lebih leluasa lagi. Akhirnya saya dikorbankan,” jelas Ibrahimovic.

Bukan tidak mungkin Jovic bisa akur dengan Messi. Hanya saja terlalu riskan untuk pindah ke sebuah kesebelasan yang membuat satu pemain sebagai poros permainan. Real Madrid jauh lebih baik ketimbang Barcelona soal hal ini.

Diasuh Zinedine Zidane, Los Blancos tak memiliki bintang spesial di dalam tim mereka. Cristiano Ronaldo sekalipun rela duduk di bangku cadangan bila Zidane meminta. Jasa Jovic juga kabarnya sudah ditawarkan ke Los Blancos.

Eintracht Frankfurt

Foto: Imgur

Pihak Eintracht ingin melepas Jovic karena itu adalah langkah bisnis yang tepat. Mereka bahkan disebut mengincar penyerang Rangers, Alfredo Morelos, untuk menggantikan Jovic. Namun, sebenarnya hal itu tidak harus dilakukan.

Ketika Eintracht meraih gelar juara DFB-Pokal pada 2017/2018, Niko Kovac, dipikir menjadi otak kesuksesan mereka. Namun nyatanya tanpa Kovac sekalipun, Eintracht bisa bersaing di papan atas 1.Bundesliga.

Hingga pekan ke-26 1.Bundesliga 2018/2019, Eintracht duduk di peringkat empat klasemen dengan hanya selisih tiga poin dengan RB Leipzig. Peluang untuk tampil di Liga Champions 2019/2020 terbuka lebar bagi mereka. Sangat disayangkan apabila hanya karena uang, klub asal Kota Frankfurt tersebut harus mengubah komposisi dan kunci kesebelasan mereka.

Apalagi Eintracht dapat menjadikan musim ini sebagai momentum untuk kembali ke masa-masa terbaik mereka. Layaknya pertengahan 1970 hingga 1980-an saat mereka menjuarai Piala UEFA dan empat kali meraih gelar DFB-Pokal.

Pertahankan Jovic selama satu atau dua musim lagi dan permanenkan status sebagai wakil 1.Bundesliga di Eropa, bukan tidak mungkin harga Jovic semakin meroket. Apalagi dia baru berusia 21 tahun.