Musim 2019/2020 tidak berjalan baik bagi Tottenham Hotspur. Pada kompetisi Premier League, mereka masih tertahan di urutan keenam klasemen sementara dan sudah menderita tiga kekalahan. Pada ajang piala, mereka disingkirkan kesebelasan gurem, Colchester United. Yang paling menyedihkan, mereka hancur lebur di kompetisi Eropa dan baru mendapat satu poin plus pembantaian 7-2 dari Bayern Munich.
Spurs musim ini menunjukkan penampilan yang berbeda dibanding musim lalu. Tidak ada lagi determinasi yang biasanya muncul dari skuad asuhan Pochettino tersebut. Yang ada, klub ini justru dihiasi masalah-masalah internal. Motivasi para pemain pun nampak tidak muncul yang diikuti dengan menurunnya beberapa kualitas individu.
Satu pemain yang penampilannya mulai meredup adalah Dele Alli. Musim ini, ia belum bisa menujukkan penampilan sebaik ketika ia pertama kali datang dari MK Dons. Bahkan, pemain berusia 23 tahun ini mulai terpinggirkan dari skuad The Lylywhites dan namanya tidak dilirik oleh Gareth Southgate di timnas Inggris.
Musim ini, Alli baru bermain 30 menit saja di Premier League. Menit itu ia dapatkan ketika mereka bermain imbang 2-2 melawan Arsenal. Namun empat laga seterusnya Alli tiga kali hanya duduk diam di bangku cadangan dan satu kali tidak dibawa Pochettino. Ketika bermain di Liga Champions, Alli selalu diganti ketika memasuki menit ke-70 dengan kontribusi yang tergolong minim.
Anjlok Sejak Musim Lalu
Tidak adil rasanya jika penurunan Tottenham Hotspur musim ini dibebankan kepada Alli seorang. Banyak pemain Spurs lainnya yang penampilannya merosot. Namun kehilangan Alli jelas sangat merugikan bagi Spurs mengingat mereka memiliki lini depan yang begitu kuat sekaligus menakutkan bagi lawan-lawannya.
“Anda berharap dia bisa kembali masuk ke papan skor, sejak kembali dari cedera hamstring. Dia perlu mendapatkan ketajaman dan berjuang kembali untuk masuk ke starting line up di Premier League,” tutur Jermaine Jenas yang ditimpali oleh Alan Shearer dengan menyebut kalau Alli harus cepat mencapai performa terbaiknya jika ingin bersaing di timnas Inggris.
Menurunnya performa Alli sebenarnya sudah terjadi sejak dua musim lalu. Hal ini terlihat dari jumlah golnya yang tidak bisa mencapai dua digit di Premier League. Bahkan musim lalu, ia hanya membuat tujuh gol saja alias setengah dari pencapaiannya pada musim sebelumnya. Bandingkan ketika ia mendapat musim terbaiknya pada 2016/17 saat ia menjaringkan 22 gol dengan 18 diantaranya dibuat di liga. Apa yang terjadi kepada Alli memang benar-benar mengecewakan mengingat sebelumnya dia dua kali mendapat predikat pemain muda terbaik versi PFA.
Bukan hanya gol saja yang menurun dari Alli, Sky Sports melansir kalau catatan tembakan, dribel, dan umpan kunci juga menurun dengan musim lalu sebagai penampilan terburuk Alli dalam empat musim kariernya di kota London.
Torehan ini membuat namanya tersingkir dari perannya sebagai pemain yang bergerak di belakang Harry Kane. Son Heung Min kini menjadi pemain yang menempati posisi tersebut setelah sebelumnya kerap bermain dari sisi sayap. Performa Son yang stabil membuat Alli kini tidak lagi dipilih oleh Pochettino hingga terkadang dimainkan di posisi yang bukan menjadi spesialisasi si pemain.
Kekhawatiran Pochettino
Salah satu faktor yang berperan terhadap menurunnya performa Alli adalah cedera. Musim lalu, ia gemar bolak-balik absen karena hasmtringnya selalu bermasalah. Cedera itu pula yang kemudian membuatnya sempat absen pada dua laga pembuka musim melawan Aston Villa dan Manchester City.
Rentannya Alli mengalami cedera sempat membuat Pochettino khawatir. Ia takut cedera kambuhan ini berpotensi membuat kariernya menjadi tidak konsisten. Wajar jika Pochettino berpikiran demikian karena usia Alli sendiri masih tergolong muda untuk menjadi pemain yang sering menderita cedera kambuhan.
“Kami khawatir terhadap kebugarannya. Cederanya selalu di tempat yang sama. Dia adalah pemain yang baru berusia 23 tahun dan sudah memiliki banyak masalah hamstring dalam beberapa tahun terakhir (dalam 18 bulan, Alli empat kali cedera hamstring),” tutur Pochettino pertengahan Agustus lalu.
Saat ini, Alli sedang berusaha untuk mengembalikan kebugarannya yang sedang berada pada titik yang rendah. Dilansir dari Football London, Alli kini mulai melakukan diet dengan memakan makanan berprotein tinggi, minmu lebih banyak air, mengurangi kadar gula dan mengontrol pola makan, serta mengambil beberapa kursus yoga. Selain itu, beberapa aktivitas komersial pun sudah mulai dikurangi demi membuat dirinya kembali bugar.
Tidak ada cara lain memang selain berlatih dan mengontrol kebugarannya. Inilah satu-satunya cara untuk bisa mendapatkan kembali satu tempat di bawah arahan Pochettino. Son kini sudah mulai menguasai posisinya. Di timnas Inggris pun, ia kini mendapatkan saingan-saingan baru yang sama-sama berusia muda dan penuh talenta seperti Mason Mount dan James Maddison. Alli kudu cepat untuk kembali ke lapangan dan menunjukkan lagi performa terbaiknya.