Menyoal Kesuksesan VAR dari Perspektif Wasit

FOto: FourFourTwo

Kepala Organisasi Wasit Inggris, Mike Riley, menyakini bahwa sistem VAR akan menjadi lebih baik ke depannya. Meski di satu sisi, Riley sendiri mengakui kalau hal itu “masih membutuhkan waktu lama”, sebelum VAR akhirnya dapat dianggap sukses di Premier League. Tapi tetap saja, prioritasnya saat ini adalah mengusahakan kinerja VAR untuk tetap konsisten, yang salah satunya dengan mencegah VAR untuk memaksakan kesalahan pada wasit.

Sebagai kepala organisasi Professional Game Match Officials Limited (PGMOL), Mike Riley sangat berkeinginan merubah persepsi VAR yang dianggap buruk dalam penerapannya. Ia juga berusaha untuk meredakan ketegangan VAR dalam pemakaian pertamanya di Premier League musim ini akibat penerapannya yang terbilang kontrobersial .

Oleh sebab itu, pekan lalu, Riley telah menerima beberapa masukan serta komplain dari klub Premier League soal VAR di atas penggunaannya yang dianggap buruk sejak awal musim. Dan sekarang, ia berharap bisa meyakinkan publik –terutama para suporter– bahwa perbaikan VAR akan segera dilakukan dengan mengubah beberapa bagian sistemnya, dan menjadikannya sebagai “salah satu teknologi paling menarik dalam sepakbola.”

Fokus perbaikan ini akan merujuk pada konsistensi yang lebih besar, dan juga pengambilan waktu keputusan yang jauh lebih cepat dari sebelumnya. Dengan dua fokus yang datangnya dari komplain beberapa pihak tersebut, dimungkinkan perubahannya tidak sampai memberi dampak pada peraturan VAR (terutama di Premier League). Menurut Riley, prioritas utama dalam perbaikan ini hanyalah menghilangkan output sistem yang sering diprotes di musim ini.

“Kita semua telah memperdebatkan VAR sampai kita menjadi terbiasa dengannya. Lihatlah perkembangan yang dilakukan wasit melalui proses ini, mereka semua benar-benar memberikan keputusan yang bagus. Meski memang, masih banyak yang harus ditempuh untuk membuat VAR menjadi sistem yang bagus. Ada hal-hal penting yang dapat dilakukan untuk memperbaikinya. Salah satunya adalah menciptakan konsistensi pengambilan keputusan,” ujar Mike Riley dikutip dari The Guardian.

“Saya menyarankan agar pihak VAR dapat meningkatkan timing, dan jika sudah mencapai perbaikan itu, maka yang akan kita dapatkan adalah pengambilan keputusan yang berkualitas lebih baik dari sebelumnya. Hal ini akan meminimalkan dampak negatif pada permainan. Saya berbicara dengan Howard Webb, dan dia mengatakan kalau keputusan terburuk adalah di mana wasit dan tim di lapangan membuat keputusan yang tepat, dan VAR turun tangan untuk membuat keputusan yang salah.”

“Itu selalu terjadi, karena itu semua sudah terjadi di mana-mana. Jika kami (para wasit) berusaha melindungi dan membenahi proses semacam itu, akan ada saatnya kami tidak melakukan intervensi pada pelanggaran, dan orang-orang akan berpikir kalau kami tidak bekerja dengan baik. Namun, itu adalah anggapan yang lebih baik daripada situasi di mana semua orang mengatakan Anda (sebagai wasit) selalu salah. ”

Sejauh ini, Premier League mengakui bahwa telah terjadi empat kali kesalahan selama 12 putaran pertama pertandingan di musim ini. Tiga diantaranya adalah hadiah penalti gratis yang diputuskan tanpa keputusan asli wasit lapangan. Satu kesalahan lagi adalah ketika tidak disahkannya gol dari Sokratis Papastathopoulos pada menit akhir pertandingan saat Arsenal bertanding melawan Crystal Palace.

Melihat hal semacam itu, Riley tetap percaya bahwa solusi untuk memperbaiki kesalahan dan masalah-masalah seperti ini secara lebih luas adalah dengan menggandakan aturan yang ada. Inti dari hal ini adalah memberikan peran kepada asisten video (pengatur VAR) untuk megoreksi wasit ketika mereka telah membuat kesalahan yang “jelas.”

“Kita semua harus melalui titik pembelajaran ini, dan keluar dengan konsistensi yang lebih besar, yang di mana VAR harus memiliki peran yang baik. Jika kita tetap berada di garis depan dalam pikiran kita bahwa apa yang kita coba perbaiki adalah kesalahan yang jelas, maka itu merupakan hal yang baik. Justru hal seperti ini akan mengurangi gangguan kesalahan seminimum mungkin, dan memberikan gambaran keputusan yang semaksimal mungkin,” pungkas Riley.

Jika berkaca dari perspektif angka-angka, dilansir dari The Guardian, sebenarnya VAR telah meningkatkan kualitas pengambilan keputusan di musim ini, dengan persentase sebesar 91% (keputusan yang diambil oleh wasit dan VAR sudah benar). Sedangkan di musim lalu, kualitas pengambilan keputusan hanya mencapai persentase sebesar 82%. Selain itu, dalam 11 pertandingan di musim ini, hanya ada 24 kesalahan dalam pengambilan keputusan yang dilakukan, dan angka ini jauh lebih kecil dari musim lalu yang mencapai jumlah angka 47 kali (dalam jumlah pertandingan yang sama).

Kendati di satu sisi, lebih dari setengah pelanggaran yang dicek oleh VAR selesai dalam waktu kurang dari 30 detik, dan beberapa diantaranya ada yang selesai dalam waktu 90 detik. Penyebab sebagian besar keterlambatan panjang ini adalah karena VAR selalu fokus untuk mengoreksi offside dari satu ulasan. Padahal sebetulnya offside sendiri telah membuktikan bagian paling kontroversial dari penggunaan VAR secara lebih umum –beberapa keputusan yang dibuat VAR, jaraknya selalu tipis dari satu inci garis offside.

Namun uniknya, sebagian klub-klub Premier League tampak senang melihat pendekatan seperti itu, dan meminta agar dapat terus berlanjut. Hal ini dikarenakan, mereka percaya penuh terhadap VAR, dan mereka menganggap VAR sedikit demi sedikit berhasil menerapkan konsistensinya. Maka bisa jadi, dengan peningkatan konsistensi dan efisiensi semacam itu, persepsi-persepsi buruk terhadap VAR di musim ini bisa berkurang.