Dunia sepakbola kembali dikejutkan dengan kabar pemecatan manajer, dan kali ini manajer yang dipeca itu adalah Mauricio Pochettino. Mereka semua yang mengetahui kabar ini mengekspresikan kekagetannya dan mempertanyakan keputusan Tottenham Hotspur sebagai dalang pemecatan. Dari Harry Redknapp sampai kelompok suporter Trust juga merespons hal ini dengan cepat, dan beberapa diantara mereka sangat menyayangkan kepergian sang manajer.
Dilansir dari The Guardian, keputusan Tottenham memecat Mauricio Pochettino pada Selasa malam lalu adalah karena hasil-hasil kurang memuaskan di musim ini, seperti penurunan bentuk permainan tim dan catatan mengerikan dari sisi jumlah poin –diketahui Spurs hanya meraih 25 poin dari 24 pertandingan di Premier League. Namun, mantan manajer Spurs Harry Redknapp lebih cenderung menyalahkan para pemain Spurs atas pemecatan Pochettino.
“Alasan terkuat dari kejadian ini adalah keinginan klub punya penampilan tim yang bagus dengan mencari pengganti yang lebih baik. Orang-orang berbicara tentang para pemain Spurs yang seolah mencintai sang manajer. Padahal jika mereka sangat mencintainya, mungkin mereka seharusnya mulai bermain sedikit lebih baik. Di akhir hari mereka bersama sang manajer, mereka justru bermain buruk,“ pungkas Redknapp dikutip dari talkSPORT.
“Maka hasilnya tampak tidak cukup bagus. Para pemain tidak berkinerja cukup baik. Itulah yang membuat dia (Pochettino) dipecat sebagai manajer sepakbola. Semua orang tahu dia berhasil mencapai satu final Liga Champions. Itu adalah pencapaian besar. Meski belum pernah memenangkan trofi dalam lima atau enam tahun terakhir, tapi dengan pasukan pemainnya, dia begitu luar biasa.”
“Saya akan berjalan dan melihat keadaan Spurs besok, tetapi jelas saya tidak akan kembali sebagai manajer, karena itu tidak akan terjadi. Saya seorang yang realis. Tapi jika mereka (Spurs) menelepon saya dan berkata bahwa saya diminta datang sampai akhir musim, tentu saja saya akan melakukannya.”
Selain respons dari mantan manajer, seorang mantan pemain Spurs seperti Gary Lineker juga turut menanggapi kasus pemecatan ini dengan mengatakan bahwa Mauricio Pochettino telah melakukan banyak hal berharga, dan ia lalu mendoakan semoga Spurs tidak akan mendapatkan manajer terbaik lagi seperti sebelumnya.
“Dia (Pochettino) sudah banyak membantu klub untuk melakukan pukulan secara besar-besaran di atas berat badan mereka, dan dia sudah memberikan segala yang terbaik dengan luar biasa selama bertahun-tahun. Saya mendoakan semoga mereka (Spurs) beruntung dengan menemukan pengganti yang lebih baik… Tapi itu tidak akan terjadi,” pungkas Lineker dalam sebuah tulisannya di Twitter.
Yang sedikit mengejutkan, respons juga datang dari pemain Spurs yang sekaligus mantan anak asuh Pochettino selama beberapa musim terakhir, Dele Alli. Pemain asal Inggris tersebut menuangkan rasa terkejutnya dengan mengatakan kalau dirinya tidak bisa cukup berterima kasih kepada Pochettino. Karena baginya, manajer asal Argentina itu sudah mengajari banyak hal yang membuatnya bisa berada di puncak karier seperti sekarang.
“Saya tidak bisa cukup berterima kasih kepada pria ini (Pochettino). Dia sudah mengajari saya begitu banyak hal, dan saya sangat berterima kasih atas semua yang telah dia lakukan untuk saya. Saya hanya bisa berdoa semoga dia bisa beruntung dan berharap saya bisa bertemu lagi dengan Anda,” tutur Alli dalam postingan Tweet-nya.
Lalu mantan gelandang Spurs, Jermaine Jenas, yang sekaligus pemain menjadi pemain yang keluar dari klub setahun sebelum Pochettino mengambil alih kursi manajer, pun turut merespons kabar pemecatan ini dengan mengungkapkan kalau ia merasa takut klub The Lilywhites tersebut akan mengalami penurunan yang jauh lebih buruk dari sekarang, dan bahkan kesulitan untuk menemukan kembali permainan terbaiknya.
“Musim sejauh ini memang sangat sulit, tetapi semua ini tidak bisa dibenahi hanya dengan membeli pemain di jendela transfer saja. Karena ini adalah persoalan permainan yang baik atau buruk. Saya takut Spurs akan mengalami penurunan yang jauh lebih buruk, dan mungkin saja mereka bisa kesulitan menemukan permainan terbaik di bawah manajer yang berbeda. Seharusnya pihak klub mendukungnya, dan bukan memecatnya!” Ungkap Jenas.
Rasa terkejut juga turut menyelimuti perasaan Trust (kelompok supporter Tottenham Hotspur). Mereka ikut mempertanyakan alasan seperti apa yang ada dibalik keputusan klub dalam memecat Mauricio Pochettino. Bagi mereka, keputusan pemecatan ini terlihat janggal dan terkesan mendadak karena terjadi saat jeda Internasional, yang di mana pemecatan ini pun tampak tidak berlandaskan dasar yang jelas.
“Kami terkejut dan sedih mendengar klub kami telah memecat Mauricio Pochettino dan staf kepelatihannya. Kami mempertanyakan mengapa keputusan ini diambil pada akhir jeda internasional, dan mengapa mereka baru memutuskan itu sekarang. Kami mempertanyakan juga apakah waktu keputusan membuat klub memiliki banyak pilihan dalam mencari penggantinya,” ujar Trust dalam sebuah pernyataan yang dikutip dari The Guardian.
“Untuk mengambil keputusan, Dewan petinggi harus memiliki rencana yang jelas untuk apa dan siapa yang akan datang berikutnya. Mereka juga perlu memberi tahu para suporter klub tentang apa isi rencana di balik keputusan yang mereka buat. Dan Dewan petinggi perlu mempertimbangkan perannya sendiri dalam hal ini. Maka pertanyaannya, apakah keputusan ini dibuat hanya karena membebankan masalah kepada manajer saja?’”
Sementara itu, setelah keputusan pemecatan Mauricio Pochettino ini, banyak taruhan yang langsung dipasangkan kepada nama José Mourinho sebagai sosok manajer yang pas untuk mengisi kursi manajer Spurs. Dan benar saja, tidak sampai 24 jam, pihak klub asal London Utara itu akhirnya mengumumkan bahwa nama Mourinho telah menjadi manajer resmi mereka.
Sumber: The Guardian, talkSPORT