AC Milan meraih kekalahan ketiga beruntun. Kali ini, mereka kalah dari Fiorentina dengan skor 1-3. Dalam pertandingan yang dihelat di San Siro pada Minggu (29/9) malam lalu, Milan tak menampilkan permainan terbaik. Kekalahan ini menghadirkan desakan agar Marco Giampaolo segera dipecat.
Gol Fiorentina dicetak lewat penalti Erick Pulgar pada menit ke-14. La Viola menambah keunggulan pada babak kedua lewat Gaetano Castrovilli pada menit ke-66, serta Franck Ribery di menit ke-78. Milan hanya bisa membalas lewat Rafael Leao pada menit ke-80.
Dikutip dari Sempre Milan, pihak klub dikabarkan akan mengontak Andriy Shevchenko untuk menggantikan Marco Giampaolo. Pasalnya, dari enam pertandingan di awal musim, Milan sudah menelan empat kekalahan. Hal ini tak pernah terjadi pada Milan sejak 1938. Kekalahan ini membuat kursi Giampaolo mulai digoyang.
Berdasarkan Tutto Mercato, penunjukkan Shevcenko kini bukan lagi sebatas wacana. Pelatih timnas Ukraina tersebut bisa saja direalisasikan melihat hasil buruk yang diraih kala menghadapi La Viola. Saat ini, klub masih dalam tahap memantau. Masa depan Giampaolo pun masih jauh dari kata aman.
Wajar kalau manajemen merasa gerah. Milan kini hanya nangkring di peringkat ke-12 dengan enam poin. Sebelum kalah dari Fiorentina, Milan juga kalah dari Torino 1-2. Di Derby Milan, AC Milan juga kalah 0-2 dari Inter.
Vito Angele dari Sempre Milan, menyebut ada dua hal yang kini terjadi di klub. Menurut Vito, yang saat ini dikhawatirkan dari kekalahan beruntun ini adalah kondisi mental para pemain.
“Pemain yang terdampak paling besar adalah Hakan Calhanoglu: pemain Turki yang sekali lagi bermain paling buruk di lapangan, tapi dibiarkan di lapangan selama pertandingan oleh Giampaolo yang canggung,” tulis Vito.
Hal yang mengerikan lainnya adalah kehadiran Pimpinan Elliott Management, Gordon Singer, yang hadir dalam kekalahan Milan atas Fiorentina. Kekalahan jelas bukan sesuatu yang bisa diapresiasi oleh pimpinan Elliott.
“Inilah mengapa Giampaolo berada dalam bahaya untuk pertama kalinya,” kata Vito.
“Kalau mantan pelatih Sampdoria ini dipecat, Milan bisa memilih solusi sementara. Dalam hal ini nama Claudio Raniero, Roberto Donadoni, atau kepulangan Gennaro Gattuso, sangat dihargai oleh Elliot, bisa menjadi penggantinya.”
Giampaolo sendiri enggan ambil pusing dengan segala rumor soal masa depannya. Usai pertandingan, ia memilih bicara soal senjata dan gagasan tentang bagaimana ia ingin tim bermain.
“Tim ini bermain dengan karakter hebat tiga hari lalu dan aku melihat momen di sepakbola yang aku suka. Malam ini, mereka bermain buruk di tingkat individu, dengan tanpa organisasi atau rasa tanggung jawab kolektif.”
“Ada sejumlah pemain yang masih muda dan bisa mencoba sejumlah gerakan individu, tapi mereka hanya bisa membawamu sejauh ini. Ketika sesuatu tak berjalan baik, Anda harus memiliki kekuatan untuk berpegang teguh pada intetitasmu sebagai tim.”
“Jika kita mencoba menyelesaikan berbagai hal secara individu, kita berisiko tenggelam dalam kesulitan dan itulah yang terjadi malam ini. Para penggemar terbiasa dengan kacamata yang sangat berbeda dan mereka memiliki hak untuk memprotes,” kata Giampaolo.
Ketika ditanya soal masa depannya di klub, Giampaolo tak menjawab dengan tegas.
“Aku bertanggung jawab, tentu saja, tetapi aku maju karena saya percaya pada ide-ide saya. Satu hal yang membuatku jengkel adalah tim itu tampak seperti muncul di San Siro tanpa pernah melakukan sesi latihan bersama. Anda bisa kalah, tetapi tidak seperti itu. Sampai tiga hari lalu, aku menyukai penampilan dan melihat respons yang bagus melawan Torino.”
Pada Sabtu, 5 Oktober, mendatang, Milan akan tandang ke Luigi Ferraris untuk menghadapi Genoa. Kekalahan akan membuat Milan semakin terbenam dan masa depan Giampaolo makin jelas: dipecat.