Nicolas Ibanez, Bukan Sekadar Hadiah Atletico Madrid

Foto: ETV Bharat

Atletico Madrid akhirnya memetik hasil dari klub satelit mereka di Meksiko. Setelah sebelumnya mencoba peruntungan di Prancis dan India, Rojiblancos ‘membuka cabang’ baru lewat Atletico San Luis. Hanya dua tahun setelah disokong rival sekota Real Madrid, Los Auriazules berhasil mendapatkan tiket promosi ke Liga MX.

Rojiblancos sejatinya seperti berjudi di San Luis. Berbeda dengan percobaan-percobaan sebelumnya di Prancis atau India, Los Auriazules bisa dibilang tidak memiliki modal untuk menjadi klub hebat.

Tak memiliki sejarah panjang seperti Lens yang melambungkan nama-nama tenar seperti Djibril Cisse, Raphael Varane, dan Marc-Vivien Foe. Tidak juga seperti Atletico Kolkota yang main di liga franchese, India Super League, sehingga punya risiko lebih kecil untuk merugi.

“Proyek ini dimulai dari nol. San Luis tidak memiliki fasilitas latihan saat mereka [Atletico Madrid] datang. Merekalah yang menyediakan fasilitas itu. Mereka juga yang mengatur urusan administrasi, komunikasi, pemasaran, sampai dengan pemilihan pemain,” ungkap Luis Torres Septien, direktur olahraga klub.

Hanya dua tahun, Los Auriazules promosi untuk pertama kalinya ke divisi tertinggi Meksiko. Seperti pernyataan Luis Septien, Rojiblancos memang terlibat dalam pemilihan pemain San Luis. Mereka yang mengangkut Momo Sissoko dari Mitra Kukar ke Meksiko.

Untuk kampanye pertama mereka di Liga MX, San Luis kabarnya meminta Fernando Torres ke pihak kantor pusat. Mengingat hubungan erat El Nino dengan Rojiblancos meski dirinya telah pergi ke Jepang. Per 15 Juni 2019, Torres masih tercatat sebagai pemain Sagan Tosu. Dikontrak hingga 2020 dengan opsi perpanjangan satu tahun.

Mengingat usia Torres yang sudah menuju kepala empat, sedikit peluang El Nino mendarat di Meksiko. Tetapi, Rojiblancos berhasil memberikan jasa Ricardo Centurion sebagai pemain pinjaman dari Racing Club, Argentina.

Pemain kelahiran 19 Januari 1993 itu sempat disebut memiliki potensi tinggi saat usianya masih remaja. Dia pernah diincar Juventus dan dijuluki sebagai titisan Di Maria sebelum memilih Genoa sebagai pelabuhannya di Italia.

Centurion mungkin adalah cara Rojiblancos berterimakasih kepada San Luis karena telah mengirim topskorer mereka, Nicolas Ibanez, ke Madrid. Penyerang Argentina itu mungkin masih asing di telinga penikmat sepakbola Eropa. Pasalnya, Ibanez tidak pernah membela kesebelasan populer sejak memulai karier profesionalnya pada 2015.

Dirinya diboyong San Luis dari Gimnasia la Plata, klub yang hanya sekali menjuarai liga Argentina, sebelum Perang Dunia II. Itu pun bukan berstatus sebagai jebolan akademi layaknya Lisandro Magallán yang ditebus Ajax Amsterdam dengan dana enam juta euro. Ibanez dibentuk oleh klub divisi tiga, Club Comunicaciones setelah dibuang CA Lanus.

Hadiah Kontrak di Madrid

Diboyong dengan dana 600 ribu euro oleh San Luis pada musim dingin 2018, Ibanez tidak memiliki label tinggi seperti Centurion di negaranya sendiri. Tapi, ia berhasil menunjukkan kemampuannya dengan mencetak 22 gol dari 43 pertandingan bersama San Luis.

Penampilan ini cukup untuk membawanya ke Madrid. “Sepanjang musim, penampilan dari Ibanez sangat menonjol. Pindah ke Atletico Madrid adalah hadiah yang layak ia dapatkan,” kata Presiden San Luis Alberto Marrero.

Ibanez dikenal sebagai pemain yang kuat dalam mempertahankan bola dan seorang raja di udara. Meskipun dirinya pernah mencetak empat gol dalam satu pertandingan, Ibanez lebih senang menjadi tembok dan memberi rekan-rekan satu timnya ruang bergerak.

“Mencetak empat gol tentu memori yang indah. Mereka bilang saya bisa mencetak lima di laga itu. Namun anggapan tersebut terlalu kekanak-kanakan menurut saya. Dari empat gol itu, yang terakhir menjadi paling spesial. Pasalnya skema permainan yang menciptakannya terlihat jelas,” kata Ibanez.

Pemain seperti Ibanez tentu akan menjadi aset berharga untuk Simeone. Ia memiliki gaya bermain sesuai kebutuhan klub dan dapat diproyeksikan sebagai penerus Diego Costa yang sudah kepala tiga.

Bukan Sekedar Klub Satelit

Foto: San Lorenzo de America

Alberto Marrero mengatakan bahwa kontrak yaASng diberikan Rojiblancos untuk Ibanez adalah hadiah atas penampilannya di Meksiko. Tapi mungkin itu bukan sekedar hadiah. Ibanez bisa dibilang sebagai contoh bagi pemain-pemain yang ingin mendapatkan tiket terbang ke Wanda Metropolitano.

Usianya masih tergolong muda, produktif. Berhasil membuktikan kualitasnya dalam waktu singkat dan seusai dengan kebutuhan Atletico Madrid. Ia bukan sebuah sumbangan atau bentuk belas kasihan dari Rojiblancos kepada San Luis. Tidak seperti Mix Diskerud yang diboyong Manchester City dari New York tanpa alasan yang jelas.

Pemain seperti Ibanez adalah alasan utama mengapa Atletico Madrid ikut terlibat dalam pemilihan pemain San Luis. Mereka tidak pernah mendapatkan jebolan terbaik RC Lens. Sementara pemain-pemain Atletico Kolkota bisa dibilang di bawah standard klub.

San Luis bukan sekedar klub satelit untuk Atletico Madrid. Los Auriazules bisa bergerak sebagai kolam talenta Benua Amerika untuk Rojiblancos. Entah itu Amerika Utara ataupun Selatan seperti Ibanez.

Wajar apabila akhirnya mereka tidak memberikan Fernando Torres ke San Luis. Mereka lebih memilih untuk memberi kesempatan kedua untuk pemain seperti Centurion ataupun Unai Bilbao. Pasalnya, mereka sudah tahu dan memaksimalkan kualitas Torres. Sementara Centurion dan Bilbao belum memenuhi potensinya meski memiliki ekspektasi tinggi pada awal karier mereka.

Atletico San Luis juga dikirimkan jebolan Argentina U17, German Berterame dan punggawa Meksiko U20 Carlos Gutiérrez oleh Rojiblancos. Siapa tahu mereka bisa menyusul Ibanez ke Ibu Kota Spanyol.