Pujian Brendan Rodgers untuk James Maddison

Foto: Standard.co.uk

Manajer Leicester City, Brendan Rodgers, sangat kagum dengan salah satu anak asuhnya yaitu James Maddison. Ia bahkan membandingkan Maddison dengan Philippe Coutinho. Di satu sisi, pemain asal Inggris itu bermain sebagai pemain nomor “10” yang fleksibel, dan bentuknya itu begitu menonjol ketika ia bermain melawan United di Old Trafford.

Seiring dengan itu, Leicester City mungkin kalah dari United lewat penalti Marcus Rashford, akan tetapi Maddison berhasil menampilkan sebuah kontes ciamik melalui kinerjanya di atas lapangan ketika melawan mereka. Penampilannya ini jugalah yang menjadi alasan bahwa Manchester United sangat membutuhkannya. Maddison sendiri merupakan tipe pemain yang berpikiran cerdas dan cerdik secara teknis.

Pujian-pujian yang merujuk pada penjabaran tersebut juga datang dari manajernya, Brendan Rodgers. Bahkan, tak tanggung-tanggung, ia mengatakan jika Maddison memiliki “keangkuhan” yang mengingatkannya pada Philippe Coutinho. Bagi Rodgers, Maddison selalu bermain dengan memperkuat perasaannya ketika sedang menyoroti ruang kosong di atas lapangan.

Dalam menyikapi Maddison ini, Rodgers secara gambaran besarnya mengatakan bahwa Maddison adalah playmaker sejati yang punya potensi besar di atas permainannya. Menurut mantan manajer Liverpool itu, dengan sebuah konsistensi, maka hanya tinggal menunggu saja bahwa Maddison akan mencapai level tertingginya sebagai pesepakbola.

“Dia punya potensi besar. Saya pikir dia akan meningkatkan pengelolaan permainannya dalam beberapa waktu ke depan, dan dia akan menjadi pemain dengan talenta besar setelah itu. Saya hanya mencoba untuk membantu mempersiapkannya agar dia bisa bermain di level tertinggi selama yang dia bisa,” ujar Brendan Rodgers dilansir dari The Guardian.

“Yang jelas dia harus konsisten. James adalah anak lelaki yang sangat rendah hati, memiliki keangkuhan yang bagus, arogansi yang indah, dan dia adalah anak yang baik dan seterusnya akan menjadi lebih baik. Dia mencintai sepakbola. Ini merupakan aspek yang positif.”

“Dia adalah tipe pemain yang akan pergi dari posisi ke posisi. Saya teringat dengan Coutinho ketika saya masih di Liverpool. Kadang-kadang dia bermain luwes, namun kadang-kadang dia bermain halus. James kurang lebih seperti itu. Dia pencari ruang gerak. Tugasnya adalah menciptakan dan mencetak gol. Dia juga membantu rekannya dengan ruang kosong tersebut. Ini merupakan bakat yang luar biasa.”

Melawan United, James Maddison yang tampak on fire, mendorong para suporter untuk meluapkan decakan kekaguman terhadap permainannya di atas lapangan. Saat itu pula, Brendan Rodgers menyuruhnya untuk memainkan permainan dengan cara yang halus, yang setidaknya membuat repot United di kandangnya sendiri.

“Dia memiliki keyakinan yang sangat kuat pada kemampuannya, dan itu adalah sebuah prinsip yang tidak salah tempat. Dia adalah pemain yang sangat bagus, bakat yang fantastis, dan dia terus bekerja untuk menjadi lebih baik. Itulah yang saya lihat darinya. Anda juga bisa melihatnya tadi (saat melawan United),” pungkas Rodgers.

“Di babak pertama, pergerakannya sangat mengancam barisan belakang mereka (United), meskipun dia tidak beruntung ketika kiper mereka melakukan penyelamatan dengan pergelangan kakinya. Di mata dia yang ada hanya skor dan menciptakan gol atau memfasilitasi gol. Penampilan di musim keduanya ini sudah naik level, dan dia sudah menunjukkan bakat yang luar biasa.”

Di sisi lain, James Maddison sendiri memang selalu memiliki peran bebas di posisinya, entah itu bermain sebagai playmaker klasik, bergerak melebar ke salah satu sisi, atau mundur ke tengah untuk mengatur permainan. Pegerakan-pergerakan inilah yang (sebelumnya) menjadi landasan mengapa Brendan Rodgers membandingkannya dengan Coutinho.

Aspek-aspek seperti itu juga sempat membuat United dikabarkan tertarik dengan Maddison di musim panas lalu, dan kemungkinan Ole Gunnar Solskjaer akan mempertimbangkan untuk menjadikannya target utama di musim depan. Maka tak menuntut kemungkinan, bakat mantan pemain Norwich City tersebut akan muncul sebagai tambahan yang ideal untuk skuat United yang memang sejauh ini kekurangan playmaker murni.

 

Catatan redaksi: kutipan diambil dari The Guardian