Real Madrid Kalah, Perlu Waspada atau Sinyal Juara?

Real Madrid mengawali pertandingan tandang mereka di Liga Champions dengan hasil minor. Bertandang ke CSKA Moscow, skuat asuhan Julen Lopetegui takluk 0-1. Hasil ini memberikan kesan negatif buat Lopetegui yang belum meraih kemenangan dalam dua pertandingan terakhir. Madrid kalah 0-3 dari Sevilla dan ditahan imbang Atletico Madrid tanpa gol.

Salah satu catatan yang mencolok dari pertandingan yang digelar di VEB Arena tersebut adalah tidak hadirnya lima pemain utama, Gareth Bale, Marcelo, Isco, Sergio Ramos, dan Luka Modric, sebagai starter. Hasil ini menunjukkan betapa sulitnya El Real menang di pertandingan tandang. Pasalnya, mereka cuma menang sekali dari lima pertandingan tandang musim ini.

Rafa Molina dari Marca, menulis bahwa kekalahan ini membuat Madrid berada dalam krisis. Pasalnya mereka bukan cuma kesusahan untuk memenangi pertandingan, tapi juga tak bisa mencetak gol. Terakhir, Madrid mencetak satu gol pada 22 September 2018 kala menang 1-0 atas Espanyol.

Hal ini seolah menunjukkan kalau Madrid seperti kehilangan sosok Cristiano Ronaldo yang hijrah ke Juventus pada awal musim ini. Tiga gol tanpa mencetak gol ini juga merupakan rekor baru–dalam artian negatif–karena hal ini tak terjadi saat lini serang dihuni CR7.

Mengulang Musim 2006/2007?

Molina mengutip data di mana Madrid terakhir kali tak mencetak gol adalah pada musim 2006/2007. Masa itu merupakan kedua kalinya Fabio Capello menangani El Real. Uniknya, di akhir musim Madrid justru meraih trofi La Liga. Padahal, mereka ditinggalkan dua ikon klub: Zinedine Zidane yang pensiun dan Ronaldo yang pindah ke Ac Milan.

Madrid kala itu memiliki poin yang sama dengan Barcelona dengan total 76 poin. Madrid mencatatkan 23 kemenangan dan 7 hasil seri, sementara Barcelona 22 kemenangan dan 10 hasil seri. Madrid juara karena unggul head-to-head di mana mereka menang 2-0 di kandang, dan bermain seri 3-3 atas El Barca.

Musim itu dimulai dengan buruk. Kemarau gol Madrid dimulai ketika mereka kalah 0-3 dari Recreativo Huelva pada 20 Desember 2006. Pada awal 2007, mereka kalah 0-2 dari Deportivo di Riazor dan seri 0-0 dari Real Betis.

Akan tetapi, setelah musim 2006/2007 pula, Madrid belum pernah kalah di dua pertandingan awal Liga Champions. Di musim 2006/2007 Madrid kalah 0-2 saat tandang ke Lyon di pertandingan pertama Liga Champions. Setelah itu, Madrid tak pernah kalah di dua pertandingan pembuka Liga Champions.

Tetap Tenang

Sementara itu, Lopetegui meminta semua pihak untuk tenang.

“10 hari yang lalu, kami mengalahkan Roma dan tak begitu terkalahkan. Kini, kami tak begitu buruk. Ada situasi di sepakbola yang mesti kami balikkan,” tutur Lopetegui.

Lopetegui yakin kalau timnya bisa kembali mencetak gol, kalau mereka terus membuat peluang.

“Kami harus terus mencetak gol. Kami menciptakan peluang dan kami akan menjadi lebih sukses. Saya tak punya keraguan kalau tim ini akan mencetak gol dan kemenangan akan datang.”

“Hari ini tidak mudah, tapi kami juga harus memikirkan pertandingan menghadapi Alaves. Kami gagal mencetak gol dari banyak peluang yang kami miliki. Kami kekurangan keberuntungan. Kami sudah mencoba dari jarak jauh, tengah, lewat crossing. Dari sudut pandang itu, saya pikir kami memiliki keberuntungan yang buruk.”

Hasil yang Mengejutkan

Sementara itu, Nacho menyatakan kalau kekalahan itu merupakan hasil dari buruknya keberuntungan yang mereka miliki. Nacho menyatakan kalau hasil ini bisa dibilang mengejutkan dan tidak diharapkan.

“Kami tetap percaya diri, meskipun sedikit turun karena kekalahan ini. Kekalahan ini tidak adil, setelah kena tiang dan berbagai peluang, tapi inilah sepakbola. Liga Champions baru saja mulai, jadi jalan masih panjang,” tutur Nacho.

Sama seperti Lopetegui, Nacho juga menyoroti kekalahan ini bukan karena performa mereka semata, tapi karena kegagalan membuat peluang. “Kami tak biasanya gagal mencetak gol dan kami punya lebih banyak pemain untuk melakukan itu. Terkadang sepakbola itu sulit dan kami harus bekerja sehingga kemenangan bisa datang.”

Sementara itu, pemain debutan Madrid, Sergio Reguilon, menyatakan kalau mereka mesti tenang. Meski dalam debutnya diwarnai kekalahan, tapi ia menyatakan tetap menggunakan kepala dingin.

“Ini masih Oktober dan kami adalah Real Madrid. Ini bukan bagaimana musim bergulir, tapi bagaimana ini berakhir. Memang pahit, karena kami tak meraih kemenangan,” kata Reguilon.