Rekor Buruk Frank Lampard dan Optimisme Chelsea

Foto: Twitter Chelsea

Frank Lampard betul-betul bikin kejutan. Awalnya, banyak yang merasa kalau tagar #LampardOut terlalu cepat keluar di pertandingan pertama Lampard pada Juli lalu. Kini, kekecewaan tersebut mulai terasa kuat hawanya. Tak lama setelah Chelsea kalah 0-4 di Old Trafford, tagar #LampardOut langsung menjadi trending di Twitter.

Kalah di pertandingan resmi pertama sebagai pelatih mungkin bukan hal yang buruk. Tapi kalah 0-4 untuk kesebelasan sekelas Chelsea bukanlah hal yang wajar. Apalagi, banyak rekor buruk yang disabet Lampard dari kekalahan telak ini.

Yang pertama, ini adalah kekalahan terburuk Chelsea dari Manchester United sejak 1965. Kekalahan ini juga menjadi yang terburuk dalam debut seorang manajer, sejak Gustavo Poyet kalah dari Swansea 0-4 kala menangani Sunderland pada Oktober 2013. Lampard pun menjadi manajer kedua Chelsea yang menderita kekalahan terbesar di pertandingan pertama. Sebelumnya ada nama Danny Blanchflower yang kalah 2-7 dari Middlesbrough pada Desember 1978. Ini pun menjadi kekalahan terbesar buat Lampard di Premier League, sejak April 2000 saat dirinya yang masih membela West Ham United, dibantai 1-7 oleh The Red Devils.

Kalah 0-4 memang memalukan. Akan tetapi kalau melihat secara statistik, Lampard sebenarnya tidak kalah. Apalagi Manajer Manchester United, Ole Gunnar Solskjaer, menyebut kalau timnya memang beruntung bisa menang.

“Ada banyak elemen soal hari ini yang saya suka. Kami begitu intens dalam pressing. Kami memenangi bola di banyak area. Kami mendominasi lini tengah. Di sebagian besar babak pertama, mereka tak bisa keluar. Tapi sepakbola adalah menang dan kalah di boks. Mereka memenanginya dengan menjadi klinikal,” kata Lampard dikutip dari BBC.

Dikutip dari Whoscored, Chelsea memenangi penguasaan bola 53 persen. Chelsea juga lebih aktif dalam melancarkan tekanan dengan melepaskan 18 sepakan, berbanding 11 milik Manchester United. Salah satu hal yang positif lainnya adalah Lampard menurunkan pemain muda seperti Mason Mount dan Tammy Abraham.

Usai pertandingan, Jose Mourinho yang hadir di staion mengkritisi permainan Mason Mount. Hal ini pun langsung dipertanyakan Lampard. “Dia tak menyukai penampilan Mason Mount? Dia bilang Mason Mount? Saya tak peduli apa yang orang lain bilang,” kata Lampard.

Simon Stone dari BBC menulis kalau Mount sebenarnya bermain baik. Masalahnya, ketika ia punya ruang untuk menembak, Mount malah terus memberi umpan. “Ketika Abraham menendang pada menit keempat, bolanya membentur tiang. Sebuah perbedaan jelas di level tertinggi antara kesuksesan dan kegagalan,” tulis Simon.

Menurut Simon, bertumpu pada pemain muda adalah strategi yang menghadirkan risiko. Tidak ada yang bisa mengubah strategi pencampuran pemain muda dan pemain senior, termasuk sang pemilik Chelsea, Roman Abramobich. Alasannya? Karena Chelsea mendapatkan larangan transfer di bursa transfer musim panas ini. Di sisi lain, The Blues justru melepas Eden Hazard ke Real madrid.

“Saya percaya kalau kami punya pemain muda berbakat, tapi biar lebih jelas, dengan cederanya pemain kami, dan fakta kalau kami tak bisa mendatangkan pemain baru, ini adalah pekerjaan yang masih dalam proses ke tingkat tertentu. Kami harus belajar dari pelajaran keras dan membetulkannya dengan sangat cepat,” ucap Lampard.

Setelah menghadapi Manchester United, Chelsea akan terbang ke Istanbul untuk berhadapan dengan Liverpool dalam Piala Super Eropa pada Rabu esok. Setelahnya, Chelsea akan menjamu Leicester City pada Minggu esok di Stamford Bridge.

Meski kalah besar tapi Lampard masih optimis. Agaknya, ia merasa kalau apa yang ditunjukkan suporter yang tandang ke Old Trafford merupakan representasi yang sebenarnya. Mereka masih menyanyikan nama Lampard meski Daniel James sudah mencetak gol keempat Manchester United.

“Apa yang penggemar ingin lihat dan mengapa mereka begitu menerima para pemain di akhir pertandingan adalah karena tim ini mencoba melakukan sesuatu yang benar. Ketika dukungan itu melawan kami, mereka melakukannya dengna begitu cepat. Ini adalah pelajaran buat tim muda saya. Ini menyakitkan tapi jangan sampai kami membiarkannya menghabisi kami atau berefek ke masa depan. Saya kalah beberapa gol di sini beberapa kali. Kami akan melompat kembali,” tutup Lampard.

Sumber: BBC.