Sampdoria 1-3 Inter: Enam Kemenangan Beruntun dan Kartu Merah Alexis Sanchez

foto: Twitter Inter

Inter Milan berhasil meraih enam kemenangan beruntun mereka di Serie A. Korban terbaru mereka adalah Sampdoria yang berhasil mereka libas dengan skor 3-1. Dalam laga yang dihelat di Luigi Ferraris, Sabtu (28/9) malam, tiga gol Inter dicetak Stefano Sensi pada menit ke-20, Alexis Sanchez menit ke-22, serta Roberto Gagliardini pada menit ke-61. Gol balasan Sampdoria dicetak Jakub Jankto pada menit ke-55.

Secara statistik pertandingan, Inter memang lebih unggul dengan 54 persen penguasaan bola. Akan tetapi soal membuat peluang, Sampdoria unggul dengan 20 attemps berbanding 15 attemps milik Inter.

Kemenangan ini membuat Inter kokoh di puncak Serie A dengan poin sempurna, 18 poin, hasil enam kemenangan beruntun. Ini adalah rekor yang untuk pertama kalinya dicatatkan sejak musim 1966/1967. Enam kemenangan beruntun ini merupakan yang kedua dalam sejarah Inter. Sementara itu, Juventus menguntit di peringkat kedua dengan 16 poin. Juve gagal meraih poin penuh ketika ditahan imbang Fiorentina 0-0 di pekan ketiga.

Inter pun menjadi kesebelasan yang paling sedikit kebobolan dengan dua gol. Klub lain yang bisa membobol gawang Inter adalah Cagliari yang melakukannya di pekan kedua. Namun, Inter bukan tim paling produktif. 13 gol yang mereka cetak ke gawang lawan, masih kurang dua gol untuk menyamai capaian gol Atalanta, yang selalu mencetak dua atau lebih di setiap pertandingan.

Kartu Merah Alexis Sanchez

Salah satu yang menarik dari kemenangan Inter adalah kartu merah yang diterima Alexis Sanchez. Ini menjadi ironi ketika Sanchez tampil cukup efektif di lini penyerangan Inter, yang bermain tanpa Romelu Lukaku sejak awal. Sanchez diduetkan dengan Lautaro Martinez sebagai penyerang.

Awalnya, Sanchez mendapatkan kartu kuning pada menit ke-43. Lalu, semenit setelah babak kedua dimulai, Sanchez melakukan penetrasi ke dalam kotak penalti Sampdoria. Ia lalu terjatuh, dan secara otomatis bangkit lagi. Namun, wasit justru menganggap Sanchez melakukan diving yang membuatnya diberi kartu kuning kedua.

Hal ini sempat membuat Inter goyah. Apalagi, sembilan menit kemudian, Jankto mencetak gol untuk mengejar ketertinggalan. Untungnya, Gagliardini mencetak gol ketiga Inter yang seolah mengunci kemenangan mereka. Kartu merah ini membuat Sanchez tak bisa bertanding melawan Juventus.

“Aku lebih memilih pertandingan yang lebih santai di level emosional, sebagaimana kami benar-benar mendominasi di babak pertama dan kami mengambil alih jalannya pertandingan.

“Kami berada dalam situasi seperti itu dan muncul bersama sebuah kemenangan yang membentengi kami. Itu membantu kami menyadari kalau kami bisa menghadirkan kesuksesan dan melanjutkan bermain sepakbola kami meski harus bermain dengan 10 pemain,” kata pelatih Inter, Antonio Conte, dikutip dari Telegraph.

Kartu merah ini juga menjadi sorotan gelandang Nerazzurri, Marcelo Brozovic. Menurutnya, kartu merah yang diterima Alexis terbilang berlebihan. Namun, kini mereka akan fokus untuk menghadapi lawan selanjutnya di Liga Champions, Barcelona.

“Asis buat Gagliardini bernilai sama seperti dua gol yang kami cetak. Kami bermain bagus, mungkin kami sedikit kesulitan setelah kartu merah, yang sedikit berlebihan, tapi kami berhasil menang. Antonio Conte bilang apa yang harus kami lakukan di sesi latihan. Kami tahu apa yang harus dilakukan di atas lapangan dan Anda bisa lihat, kami melakukannya lagi hari ini,” kata Brozovic dikutip dari Sempre Inter.

“Kami tak peduli [tentang pertandingan melawan Juventus], karena Barcelona yang lebih dulu menunggu kami. Mereka adalah salah satu kesebelasan terkuat di dunia, tapi kami juga ingin menunjukkan kalau kami adalah kesebelasan papan atas,” ucap Brozovic.

Conte menambahkan: “Di babak pertama kami meninggalkan lapangan dengan keunggulan 2-0 dan kami bisa mencetak gol lagi. Lalu, hal luar biasa terjadi, sebuah kartu merah dan kebobolan lewat peluang yang berbahaya.”

“Kondisi itu bisa membunuh siapapun, tapi bukan kami. Para pemain amat baik dalam menangani situasi kompleks dan terus bertarung. Dari bangku cadangan kami bisa menyeimbangkan situasi yang harus lebih dilawan. Aku bahagia setelah dua menit hal luar biasa terjadi, gol 2-1 itu bisa membunuh seekor gajah.”