Santiago Bernabeu yang Mulai Berdebu

Foto: AS.com

Real Madrid memang menang 1-0 atas Rayo Vallecano. Karim Benzema mencetak gol tunggal pada menit ke-13. Namun, ketika wasit Ricardo de Burgos Bangoetxea meniupkan peluit tanda pertandingan berakhir, cuma segelintir penonton yang masih setia duduk di kursi Santiago Bernabeu.

Para penggemar sempat memberikan tepuk tangan meriah ketika Benzema ditarik keluar pada menit ke-73. Namun, mereka tak sempat menyaksikan penyelamatan gemilan Thibaut Courtois sebanyak dua kali di waktu tambahan, karena sudah pulang.

Menurut Marca, kosongnya Stadion Bernabeu merupakan tindakan spontan yang merupakan reaksi dari para penggemar Real Madrid yang muak dengan penampilan timnya. Bukan cuma ketika menghadapi Vallecano, tapi juga di pekan-pekan sebelumnya. Madrid bahkan kalah 0-3 ketika menghadai CSKA Moscow tiga hari sebelumnya di Liga Champions.

Kemenangan ini sebenarnya tetap menajaga jarak dua poin Madrid dari Atletico Madrid dan Sevilla, serta lima poin dari pemuncak klasemen, Barcelona. Namun, agaknya para penggemar Madrid tak begitu tertarik. Raihan tiga gelar Liga Champions secara beruntun begitu cepat terlupakan karena rasa frustrasi para penggemar atas penampilan El Real.

Menurut Marca, sejumlah penggemar terlihat tak khawatir untuk mengungkapkan ketidakpuasannya terhadap para pemain. “Ini sebenarnya memberikan lebih banyak energi ketegangan di lapangan dalam beberapa bulan terakhir; ini bukanlah strategi terbaik untuk membuat para pemain bermain baik, tapi penggemar selalu benar,” tulis Carlos Carpio.

Musim ini ditandai dengan kepergian Zinedine Zidane dan Cristiano Ronaldo. Entah berpengaruh atau tidak terhadap antusiasme para penggemar, tapi jumlah penonton di Santiago Bernabeu terbilang menurun cukup drastis. Kala menghadapi Rayo Vallecano misalnya. Ada 55.229 penonton di Bernabeu, yang cuma 68 persen dari kapasitas maksimal stadion yang dibangun pada 1957 tersebut. Sementara itu, rata-rata jumlah penonton di 12 pertandingan kandang musim ini cuma berkisar 77 persen atau 62.500.

Sedikitnya jumlah suporter yang hadir langsung ke stadion mirip dengan yang terjadi pada 1994 yang merupakan salah satu musim di mana jumlah penonton di Bernabeu mengalami kemunduran. Madrid sendiri mencatatkan rekor 62,96 persen kemenangan di kandang, yang artinya mereka gagal menang sebanyak 37,04 persen. Ini merupakan angka tertinggi sejak 24 tahun lalu di mana mereka gagal menang sebesar 41,67 persen.

Catatan terburuk Madrid di Bernabeu musim ini terjadi pada 19 Agustus lalu di pertandingan pertama di mana cuma 48 ribu penonton hadir ke Bernabeu. Namun, angka ini masih bisa diperdebatkan karena sejumlah penggemar kala itu masih dalam masa liburan.

Bernabeu baru penuh ketika menghadapi Atletico Madrid di mana jumlah suporter tercatat mencapai 78.642 orang. Sementara itu, di tiga pertandingan lainnya, jumlah penonton selalu di bawah 60 ribu. Salah satu alasan berkurangnya penonton yang hadir ke Bernabeu disebabkan performa yang sedang turun, dan minimnya koneksi dengan para penggemar.

Para penggemar juga sempat bersiul ketika Marco Asensio kehilangan bola beberapa kali. Hal serupa juga terjadi pada Dani Ceballos. Sementara itu, Marcos Llorente menyatakan kalau dia tak suka mendengar timnya disiuli para penggemarnya sendiri. Dia merasa kalau mestinya penggemar dan tim lebih baik bersatu.

“Aku tak setuju dengan siulan itu, aku pikir mereka membuat kami lemah dan aku lebih memilih tepukan tangan,” tutur Llorente.

“Kenyataannya adalah aku cukup marah ketika mendengar rekan setimku disiuli karena aku pikir kami lebih kuat ketika bersama. Ini adalah Real Madrid, Anda mesti selalu menang, kami terbiasa untuk menang dan semuanya tak berjalan lancar, lalu penggemar ada di belakangmu, yang bisa membantumu, tapi tepuk tangan itu lebih baik,” ucap pemain berusia 25 tahun tersebut.

Madrid saat ini memenangi sembilan dari 11 pertandingan. Namun, gaya bermain mereka tidak mencirikan Real Madrid yang seperti biasanya. Llorente menyebut kalau mereka saat ini tengah berkembang, tapi mereka tetap bahagia.