Serba Salah Shkodran Mustafi

Shkodran Mustafi telah membuka komentar soal masa-masa sulitnya di Arsenal. Ia mengakui bahwa ia selalu menjadi target “penghinaan” dari para suporter klub, dan mengatakan ia akan mempertimbangkan untuk pindah atau kembali ke Bundesliga. Bek tengah itu juga mengatakan tentang kritik-kritik yang selalu datang kepadanya, yang ia anggap sebagai sesuatu yang “tidak rasional” dan kerap membuatnya emosi.

Di sisi lain, Mustafi bergabung dengan klub asal London Utara tersebut pada 2016 dengan biaya sebesar 35 juta paun dari Valencia, dan sampai sekarang, ia masih menjadi bek Jerman paling mahal dalam sejarah. Namun sayangnya, reputasi kariernya mulai menurun sejak penampilannya dalam kekalahan 5-1 Arsenal dari Liverpool di Anfield pada Desember 2018 lalu.

Maka, dalam sebuah wawancara panjang ​​dengan media Der Spiegel baru-baru ini, pemain berusia 27 tahun itu menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi sebelum pertandingan tersebut. Ia pun membeberkan beberapa fakta bahwa semua kesalahan yang terjadi saat itu tidak datang karena kesalahannya semata, namun juga karena masalah teknis yang dibuat secara mendadak oleh sang manajer.

“Saya mengalami cedera selama tiga minggu sebelum pertandingan itu, akan tetapi saya dipaksa pergi ke pertandingan dan tanpa sesi latihan sama sekali karena manajer membutuhkan saya. Semua terjadi dengan mendadak. Di babak pertama, kami kalah 4-1 dan saya melakukan beberapa kesalahan. Dari sinilah semua situasinya mulai menjadi luka bagi diri saya. Setelah itu, saya menerima banyak komentar negatif dari suporter Arsenal, dan artikel-artikel selalu menulis bahwa saya banyak dikritik,” ungkap Shkodran Mustafi dilansir dari The Guardian.

Di satu sisi Mustafi adalah pemain yang turut bermain untuk Jerman saat memenagkan Piala Dunia pada 2016. Ia juga sudah memiliki 20 caps untuk negaranya tersebut. Namun sampai saat ini, ia belum dipanggil lagi ke timnas berjuluk Der Panzer itu, dan bahkan kembali tidak dipanggil selama jeda internasional bulan ini. Menanggapi hal itu, ia menambahkan bahwa ia merasa kecewa, dan sangat marah ketika mendengar beberapa kritik yang datang dari mantan pemain Arsenal, khususnya Emmanuel Petit.

“Saya cukup kritis terhadap diri sendiri untuk mengakui bahwa saya telah membuat kesalahan, dan saya dapat dengan mudah menerima kritik. Tetapi kritik yang saya dapatkan terus meningkat sampai berubah menjadi tidak rasional. Saya menjadi target utama pada pengkritik, dan suatu kali sempat ada beberapa orang yang mencoba menyalahkan saya atas kekalahan Arsenal ketika saya tidak bermain. Ini merupakan hal yang tidak logis,“ jelas Mustafi.

“Pun dengan komentar Petit yang menyebut kalai ‘Mustafi adalah raja kesalahan’, itu membuat saya sangat marah. Inilah satu hal yang seharusnya dikritik oleh suporter atau media, karena itu merupakan komentar yang bodoh. Karena hal semacam ini adalah sesuatu yang sama sekali berbeda ketika berasal dari mantan pemain, yang seharusnya tahu betapa sulitnya bermain di lapangan. Saya berharap orang seperti itu punya komentar yang sedikit lebih masuk akal, dan menyadari situasi agar tidak sembarangan bicara.”

Bagaimana pun juga Shkodran Mustafi adalah pesepakbola normal yang punya perjalanan karier naik turun sama seperti banyak pesepakbola di dunia. Ia pasti sudah tahu rasanya asam manis atmosfir sepakbola, terutama di Inggris, yang begitu menguras fisik dan hati. Namun kendati begitu, Mustafi membahas mengapa ia masih memilih menetap di Arsenal meskipun manajernya, Unai Emery, menjelaskan bahwa ia bukan bagian dari rencananya untuk musim ini.

“Ada pembicaraan tentang opsi meninggalkan Arsenal di musim panas. Tapi, tidak ada pilihan yang cocok untuk saya dan pihak klub. Arsenal juga memiliki beberapa tuntutan. Langkah selanjutnya sangat penting bagi saya untuk dapat menulis bab positif lagi pada karier saya. Jika saya pindah ke tempat yang salah lagi dari sekarang, maka situasinya sama sekali mungkin tidak membaik. Di masa depan, saya terbuka untuk penawaran, dan mungkin saya akan kembali ke Bundesliga,” ujar mantan pemain Valencia tersebut.

 

Sumber: The Guardian