Setelah Dibantai City, Apa yang Akan Terjadi pada Sarri?

Foto: Independent.co.uk

Manchester City menghancurkan Chelsea dengan skor mengejutkan: enam gol tanpa balas. Kekalahan ini menjadi yang kedua buat Chelsea dalam tiga pertandingan terakhir. Jumlah kebobolan Chelsea dalam dua kekalahan ini pun mengerikan: 10 gol. Kekalahan ini merupakan yang terbesar bagi Chelsea sejak April 1991 ketika The Blues dikalahkan 0-7 oleh Nottingham Forest.

Pelatih Chelsea, Maurizio Sarri, mengakui bahwa pekerjaannya selalu penuh dengan risiko. Dia pun menyatakan kalau dia tak merasa tengah dalam bahaya. Padahal, kenyataan dan sejarah mengungkapkan sebaliknya.

Kebobolan 10 gol dalam dua laga tandang jelas bukan Chelsea banget. Chelsea kebobolan empat gol di babak kedua kala menghadapi Bournemouth, dan empat gol di 25 menit awal ketika melawan City. Secara peringkat, Chelsea mesti tergusur ke peringkat keenam di Premier League. Mereka terpaut satu poin dari Manchester United di peringkat keempat, dan kalah selisih gol dari Arsenal. Padahal, Chelsea masih berselisih 11 poin dari United ketika Mourinho meninggalkan Old Trafford pada Desember.

Chelsea kini menghadapi pertarungan serius untuk bisa tembus masuk ke zona Eropa. Kabar buruknya, jabatan Sarri juga amat mungkin untuk digoyang. Terlebih apabila ia gagal meloloskan Chelsea di babak kelima Piala FA menghadapi Manchester United, dan final Piala Liga Inggris menghadapi Manchester City.

Berdasarkan BBC, Roman Abramovich biasanya jarang menghubungi pelatih. Telepon genggam manajer Chelsea biasanya baru berdering bertuliskan nama Abramovich kalau sesuatu yang buruk memang terjadi.

“Abramovich tak mengharapkan Chelsea untuk dipermalukan. Dia tak terbiasa. Sarri ada di wilayah yang berbahaya dengan hasil seperti ini,” tulis Phil McNulty dari BBC.

Dalam pertandingan tersebut, Sarri memang terlihat berada dalam gabungan kondisi kebingungan, frustrasi, dan marah. Ia bahkan mengunyah puntung rokok sebelum membuat catatan. Ketika wasit meniupkan peluit tanda pertandingan berakhir, Sarri terlihat seperti disorientasi.

Ini merupakan pekan yang menyedihkan buat Sarri. Apalagi, ia digadang-gadang sebagai pelatih yang menerapkan sistem atas namanya sendiri: Sarri-ball. Sistem ini dikenal karena kecepatannya, umpan, dan sepakbola menyerang, yang berdasarkan pressing, umpan pendek, dan perubahan yang cepat. Namun, Sarri-ball tampaknya tak cukup bisa dipahami oleh para pemain Chelsea.

Selain itu, Sarri juga mendapatkan kritikan ketika ia memarahi para pemainnya di depan media. Sarri bahkan membawa penerjemah agar ia bisa memarahi para pemainnya dengan bahasa ibunya, bahasa Italia. Hal ini membuat sejumlah petinggi Chelsea dikabarkan mempertanyakan kemampuan Sarri untuk memotivasi para pemainnya sendiri.

Sementara itu, Sarri merasa kalau motivasi bukanlah masalah dari buruknya hasil permainan Chelsea. Namun, ini pun menunjukkan bahwa Chelsea agaknya tengah memiliki masalah yang jauh lebih dalam. Pasalnya, pemain Chelsea saat ini bukanlah anak sekolahan yang mesti dituruti dan dipahami maunya. Mereka adalah kumpulan para pemain profesional yang terbaik di muka bumi.

Apabila menilik sejarah, bisa dilihat apabila skuat Chelsea tidak terkoneksi dengan pola pikir manajer, maka akan sulit bagi sang manajer untuk mempertahankan ide, pemikiran, bahkan pekerjaannya. Hal ini bisa dibuktikan dari kinerja Jose Mourinho, Luis Felipe Scolari, dan Andre Villas-Boas.

Pep Guardiola sendiri mengaku senang di Manchester City karena manajemen klub mau bersabar agar ia bisa membangun timnya sendiri. City bahkan memberi Guardiola cek gila-gilaan untuk mendatangkan pemain. Ini juga yang membuat Guardiola berharap agar Chelsea dan Abramovich mau menunjukkan kepercayaan dan kesabaran.

Sayangnya, harapan Guardiola tak sejalan dengan sejarah yang ada. Scolari sebagai pemegang gelar juara Piala Dunia, dipecat setelah delapan bulan dan menempatkan Chelsea di peringkat keempat Premier League. Villas-Boas pun hanya bertahan sembilan bulan.

“Abramovich bukanlah–ketika kasus-kasus dipelajari–orang yang sabar. Kenapa dia harus sabar ketika ketidaksabarannya kerap membuktikan hal yang benar saat diukur dalam trofi? Sementara banyak orang merasa ini adalah kultur yang tak menyenangkan, Abramovich bisa menunjuk pada berapa banyak trofi yang ia menangi setelah mengambil keputusan besar itu,” tulis McNulty.

Ya, dan kini Sarri tengah berada dalam masalah yang serius.