Sheffield United dan Cerita Unik dalam Promosinya ke Premier League

Foto: Twitter Sheffield United

Sheffield United hampir pasti mengunci satu slot untuk promosi ke Premier League usai menang 2-0 atas Ipswich Town. Kemenangan Sheffield ini memang sudah diprediksi sebelumnya mengingat Ipswich pun sudah dipastikan terdegradasi ke League One setelah menempati peringkat terakhir di Divisi Championship.

Gol dari Scott Hogan dan Jack O’Connell membuat The Blades mengumpulkan 88 poin dari 45 pertandingan yang mereka mainkan musim ini. Ini membuat Sheffield berjarak enam poin dari Leeds United yang berada di peringkat ketiga. Leeds sendiri baru bertanding pada Minggu (28/4) siang waktu Inggris menghadapi Aston Villa yang tengah dalam performa terbaik setelah memenangi 10 pertandingan terakhir mereka.

Sheffield hanya tak akan promosi kalau (1) Leeds memenangi pertandingan terakhir melawan Ipswich dan (2) Sheffield United kalah di laga melawan Stoke, juga (3) Leeds berhasil membalikkan selisih 13 gol yang membedakan posisi mereka.

Dalam pertandingan yang dihelat di Bramall Lane tersebut, Sheffield tampil gugup. Secara penguasaan bola, Sheffield bahkan masih kalah ketimbang lawannya tersebut. Namun, kualitas memang membedakan keduanya. Menjadi wajar bagi Sheffield untuk gugup karena inilah satu-satunya kesempatan mereka mengakhiri 12 musim tak berlaga di divisi teratas di Liga Inggris.

Meski kalah secara efektivitas serangan, tapi Ipswich tampil tanpa beban. Mereka memang hanya memenangi empat dari 44 pertandingan mereka di Championship. Namun, mereka berhasil membuat gawang yang dijaga Dean Gerken tak kebobolan lebih banyak.

Kalau Sheffield benar-benar promosi, maka ini akan menjadi cerita indah bagi Manajer Sheffield, Chris Wilder, yang membawa klub promosi dari divisi lima, empat, tiga, dan kedua. Salah satu resepnya adalah dengan mempertahankan kekompakan skuat dengan tak banyak membongkar pasang pemain. Ini terlihat dari sejumlah skuat yang berhasil menjuarai League One pada 2016/2017, masih tetap berada di Bramall Lane. Ada tambahan pula seperti Oliver Norwood yang memberikan aura positif karena ini merupakan musim ketiganya promosi dari Divisi Championship dengan tiga klub yang berbeda!

Uniknya, mantan pemain Leeds United, Rio Ferdinand, merasa kalau Sheffield United lebih layak mendapatkan promosi-otomatis ketimbang mantan timnya itu. Padahal, Leeds belum pernah mencicipi kembali Premier League setelah terakhir kali terdegradasi pada akhir musim 2003/2004. Selain itu, Leeds pun musim ini menunjukkan penampilan yang gemilang di bawah arahan pelatih legendaris, Marcelo Bielsa.

Leeds sendiri sempat memimpin klasemen Divisi Championship setidaknya hingga akhir tahun. Namun, mereka mengalami penurunan performa yang agaknya membuat mereka paling tinggi menempati peringkat ketiga musim ini. Penurunan performa ini sempat menghadirkan kekecewaan dari para suporter dan kritik dari sejumlah pundit. Namun, dibandingkan dengan musim lalu yang hanya finis di peringkat ke-13, capaian musim ini jelas tak terlalu buruk.

Meskipun demikian, dalam wawancaranya dengan Joe, Rio Ferdinand mengungkapkan kalau ia lebih memilih melihat Sheffield yang lolos otomatis.

“Aku akan senang melihat Leeds di Premier League. Basis suporter mereka, gairah yang mereka dapatkan, mereka akan menjadi tambahan yang hebat. Karena di sanalah mereka seharusnya,” kata Rio.

“Aku punya waktu yang hebat di sana, jadi akan sangat fantastis buatku melihat mereka di Premier League. Aku ingin melihat mereka naik lewat babak play off, karena rekanku (Chris Wilder) adalah manajer Sheffield United, jadi aku ingin melihatnya juga promosi, tapi Leeds juga promosi lewat play-off.

Nah, agaknya ucapan Rio ini hampir mendekati kenyataan, mengingat peluang Leeds untuk promosi-otomatis agak sulit secara matematis. Harus menang dengan selisih 13 gol adalah sesuatu yang mustahil terjadi di kompetisi sepakbola profesional. Lantas, apakah terlalu dini untuk memberi selamat pada Sheffield?