Para Pengatur Serangan dari Sisi Lapangan

Semua peran dalam lapangan sepakbola merupakan hal penting untuk dimaksimalkan untuk memenangkan sebuah laga. Namun kalau pemain sayap yang kerap berfungsi sebagai pengatur serangan? Jelas hanya beberapa saja yang mampu melakukannya.

Salah satu peran yang dalam beberapa tahun terakhir menjadi sorotan ialah gelandang sayap. Dia lah yang punya kemampuan dalam menyusun serangan yang menjadikan posisi ini menarik perhatian banyak pelatih yang ingin memiliki variasi dalam serangannya. Biasanya, pengatur serangan berada di tengah lapangan, namun belakangan ini justru pemain sisi lapangan-lah yang cukup frekwentif dalam menginisiasi serangan.

Pemain sisi lapangan ini mampu menusuk ke jantung pertahanan lawan dengan kecepatan dribelnya lalu berbelok ke kotak penalti dan mengirimkan umpan datar yang siap difinalisasi menjadi gol oleh rekan-rekan penyerang murni. Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo dapat dijadikan contoh sempurna untuk pemain sayap dengan peran seperti ini; Namun keduanya sudah bermain sedikit lebih kedalam dengan tanggung jawab yang diberikan oleh sang manajer.

Lantas, siapa saja yang mengikuti jejak Messi dan Ronaldo saat ini? Hazard? Martial? Berikut merupakan daftar 10 pemain sayap yang kerap berperan sebagai pengatur serangan.

10. Marcus Rashford – Manchester United

Terlahir sebagai seorang penyerang murni, Marcus Rashford telah mengonversi dirinya menjadi seorang pemain sayap yang kerap memulai serangan dengan menyelinap ke dalam sistem pertahanan lawan dari sisi lapangan. Eksistensi Romelu Lukaku dan Henrikh Mkhitaryan merupakan salah satu faktor yang menyebabkan pergeseran posisi Rashord ke sisi lapangan.

Kelincahan dan kemampuannya dalam melihat situasi cukup ampuh dalam merusak dinding pertahanan lawan. Pemain tim nasional Inggris ini mampu menciptakan peluang emas bagi rekan-rekannya di depan gawang; Sementara itu, pemain 20 tahun ini juga kerap melakukan tembakan kearah gawang saat sudah tak ada lagi pemain bertahan yang menghalangi jalannya.

9. Julian Draxler – PSG

Banyak orang mengira bahwa Julian Draxler akan tersingkir dengan kedatangan dua pemain termahal dunia, Neymar Junior dan Kylian Mbappe, namun pemain tersebut menunjukkan bahwa dirinya tetap menunjukkan performa terbaiknya meskipun kabar tersebut sudah seperti musik yang mengalun ditelinganya.

Beberapa waktu lalu memang Draxler sempat kehilangan konsistensinya pada beberapa pertandingan pertamanya untuk klub ibukota Perancis itu. Masa adaptasi setelah kedatangannya di Januari tahun ini menghasilkan peran reguler di sisi kiri lini depan.

Transformasi perannya dari tengah lapangan menjadi sisi lapangan tak berimbas banyak kepada Draxler. Hal ini dibkutikan dengan beberapa gol dan sejumlah asis yang dicatatkannya sejak bermain untuk PSG.

8. Anthony Martial – Manchester United

Beberapa pihak menilai bahwa Martial butuh beberapa tahun untuk mendapatkan kepercayaan Jose Mourinho secara penuh untuk menjadi pemain inti di Old Trafford, namun pemain asal Perancis ini sukses besar dalam memanfaatkan beberapa menit yang didapatkannya untuk unjuk gigi.

Pemain belia ini sudah mulai mengaspal jalannya untuk menjadi salah satu pemain yang dihormati di kota Manchester dengan sejumlah gold an asis yang diciptakannya. Kecepatan, teknik dan kelincahannya mampu mengubah jalannya permainan. Tidak diragukan lagi, Martial bisa dimanfaatkan sebagai alternative pengatur serangan bagi Setan Merah.

7. Thomas Lemar – Monaco

Pemain kidal yang umumnya menguasai daerah kanan pertahanan lawan ini pada awal karirnya di Monaco memang hanya bermain di sisi lapangan dengan produk akhir berupa umpan lambung untuk sang penyerang. Namun, belakangan ini pemain asal Perancis tersebut telah mengembangkan dirinya untuk lebih berani dalam mengatur pola serangan.

Dengan kecepatan yang efektif untuk menembus pertahanan, Lemar memiliki segalanya untuk memutuskan waktu dan cara yang tepat untuk mengreasikan serangan yang berujung gol. Hal ini didukung dengan fakta bahwa dirinya telah menciptakan 14 kesempatan bagi Monaco musim ini, terbanyak dari siapapun yang berada dalam timnya.

6. Ousmane Dembélé – Barcelona

Cedera sempat menghambat pertumbuhan karirnya di Barcelona. Namun Ousmane Dembele mampu membuktikan bahwa dirinya pantas menjadi salah satu Blaugrana dengan kemampuannya mengatur serangan tak lama setelah pulih.

Bisa dipasangkan di kedua sisi lapangan dengan kegesitan dan kreatifitasnya, Dembele mampu menciptakan serangan melalui kedua kakinya untuk Suarez dan kawan-kawan di depan penjaga gawang lawang. Kekosongan yang ditinggalkan Neymar mulai terisi dengan talenta muda yang satu ini untuk kembali bersaing dengan Real Madrid dalam ajang La Liga dan Liga Champions.

5. Bernardo Silva – Manchester City

Perlahan tapi pasti, Bernado Silva melebur kedalam sistem permainan Manchester City setelah dirinya bergabung musim panas lalu dari Monaco. Dirinya merupakan pemain yang disukai pelatih kondang Pep Guardiola mengingat tipikal permainannya sesuai dengan selera sang manajer; dari segi gaya bermain, Bernardo bisa dibilang mirip dengan Leo Messi.

Pada generasi sebelumnya, Silva mungkin bisa dianggap sebagai playmaker mumpuni dengan kontrol bola yang luar biasa, kecepatan bergulir di daerah pertahanan lawan dan umpannya yang mampu menembus celah para pemain bertahan.

Namun pada permainan modern, pemain Portugal ini sukses beradaptasi untuk menjadi pemain sisi kanan lapangan. Banyak pihak yang terkesima dengan penampilannya saat berada dibawah bendera negaranya juga AS Monaco, termasuk Pep Guardiola sendiri.

4. Lorenzo Insigne – Napoli

Napoli merupakan salah satu tim yang nyaman untuk dipandang mata dan salah satu anggota tim Italian ini, Lorenzo Insigne, berhasil merenggut perhatian masyarakat sepak bola Naples.

Berasal dari akademi Napoli sendiri, Lorenzo telah berkembang menjadi salah satu pemain terbaik di lini depan dalam sepak bola Italia dalam beberapa musim belakang ini. Pemain sisi lapangan ini juga merupakan salah satu dari empat pemain depan yang bekerja sama dengan Marek Hamsik, Jose Callejon dan Dries Mertens. Kemampuan mengolah si kulit bundar dengan kaki lincah, dan mencetak gol melalui permainan individualnya, Insigne patut disebut sebagai pahlawan bilamana Napoli berhasil meraih tropi musim ini.

3. Philippe Coutinho – Liverpool

Barcelona dikabarkan siap untuk menggelontorkan dana besar untuk membyong Coutinho dari Inggris ke Spanyol, namun manajemen Liverpool menolak untuk melepas salah satu pemain kuncinya itu. Pemain Brasil ini memiliki kekuatan untuk mengatur tempo permainan rekan-rekannya dengan sentuhan kakinya terhadap bola.

Dia memiliki semuanya untuk mengancam pertahanan lawan seorang diri. Kreatifitas yang dimiliki Coutinho memungkinkan kubu Anfield untuk membuka serangan dari sisi lapangan. Tentunya, hal ini membuat Jurgen Klopp tak ingin melepasnya dalam waktu dekat ini.

2. Eden Hazard – Chelsea

Sepertinya semua orang sudah terbiasa melihat Hazard bermain di sisi kiri lapangan dengan memanfaatkan kecepatan dan kontrol bolanya. Padahal, pada awal karirnya bersama Lille dan tim nasional Belgia, dia merupakan seorang pengatur serangan yang berdiri di tengah lapangan.

Dribel bola yang dimiliki Eden tak perlu diragukan lagi; bahkan, menurut statistik, hanya Messi yang mampu menyainginya dalam hal menciptakan peluang sejak musim 2013/14. Hal ini berarti bahwa dia mampu mengatur pola serangan bagi timnnya. Selain itu, dia juga bisa menjadi sangat berbahaya saat dirinya bermain di tengah lapangan. Hal ini dibuktikan dengan penampilannya bersama Chelsea di ajang Liga Champions saat bertemu dengan Atletico Madrid.

1. Neymar – PSG

Neymar bisa disebut sebagai salah satu pemain terbaik di dunia dan sejak musim panas ini dirinya menjabat sebagai pemain termahal di dunia. Wajar jika PSG berani merogoh koceknya dalam-dalam untuk membawanya ke ibukota Perancis.

Neymar merupakan pemain dengan anugrah luar biasa sebagai pemain depan yang memulai permainannya dari sisi lapangan. Musim lalu, saat dirinya masih berada dibawah naungan Barcelona, dia merupakan motor serangan utama bagi skuat Blaugrana.

Talenta yang dimilikinya membuat manajer dari tim lawan perlu membayanginya dengan dua orang pemain belakang. Dia juga dinobatkan sebagai pemain dengan catatan asis terbanyak di Liga Champions. Bisa dilihat dari pertandingannya saat Barcelona harus menang dari PSG untuk melaju ke putaran selanjutnya, dia berhasil membawa tim Camp Nou menang 6-1 dari skuat Paris.