Sebagaimana yang telah diketahui banyak publik pecinta sepakbola, musim ini, Manchester City berhasil menunjukkan diri sebagai tim yang mendominasi dan sama sekali belum tersentuh satupun kekalahan di liga. Mereka pun sontak disebut sebagai Shark Team berkat dominasinya tersebut. Lantas, apa rahasia taktik Manchester City?
The Citizen telah memecahkan rekor modern untuk jumlah total gol sementara mereka musim ini. Secara teratur, mereka juga selalu terlihat mudah bermain dengan baik di bawah asuhan Pep Guardiola di Premier League. Skema Pep sendiri dipuji karena kejeniusan taktiknya yang berhasil mengelola tim dalam mengatasi berbagai oposisi.
Namun, yang jadi pertanyaan, mengapa Manchester City bisa begitu mendominasi Premier League secara taktis? Bagaimana pula mereka bisa melakukan ide jenius yang dimiliki seorang manajer Pep Guardiola untuk menjadikan City sebagai salah satu tim yang permainannya paling indah untuk ditonton dalam sejarah Premier League?
Jawabannya adalah konsep pemanfaatan celah kosong dan kombinasi maestro lapangan tengah yang dimiliki skuat pasukan The Citizen musim ini.
Pentingnya Celah Kosong Lapangan
Berulang kali, Manchester City tampaknya selalu mencari satu posisi yang optimal di lapangan. Mereka selalu memanfaatkan celah di ruang pertahanan lawan. Meski celah itu sulit ditemukan karena bisa saja bek lawan memblok umpan dengan cerdik dan dengan mudah menghentikan bola, tapi City selalu berhasil menemukannya.
Menonton mereka secara langsung, mungkin terasa sulit sekali untuk tidak menyadarinya. Pasalnya, pemain The Citizen terus-menerus mencari celah ini. Karena itulah celah ini sempat disebut ‘the pocket’ oleh media Inggris.
Ini adalah ruang emas milik Manchester City di dalam kotak penalti. Apa yang membuatnya begitu luar biasa adalah, salah satu dari sedikit daerah di sepertiga akhir lapangan, selalu menjadi tempat yang City manfaatkan secara konsisten.
Sampai saat ini, hanya sedikit tim yang berhasil mencoba ‘menyangkal’ keberhasilan taktik ini. Melakukan hal ini juga membuka banyak peluang untuk menembak bola. Tapi taktik ini menjadi sangat sulit untuk dipertahankan ketika melawan pemain yang mengetahui ke mana arah bola akan melaju.
Namun, City selalu bisa menemukan solusinya karena kualitas umpan pemain mereka yang tak perlu diragukan lagi. Sebuah respons buruk dari bek lawan, akan mengarah pada hukuman wasit, dan langkah yang tidak tepat dari bek lawan pun, bisa membuat pemain City menembak bola dengan bebasnya. Semua itu bisa terjadi karena celah di sisi lapangan berhasil dikuasai pemain City.
Ketika melawan Crystal Palace, Leroy Sane adalah bukti nyata yang bisa terlihat dan diamati semua pergerakannya.
Leroy Sane melihat David Silva dengan bola di kakinya dan mulai berlari ke tempat yang lebih dalam sebagai satu celah kosong yang terllihat. Silva, dengan kecemerlangannya, memainkan umpan keras dari atas. Sane lalu mengalahkan Scott Dann, sebelum akhirnya menembaki bola ke gawang Wayne Hennessey untuk membuka skor.
Penggunaan celah kosong ini menjadi salah satu alasan mengapa City berhasil mencetak lebih banyak gol dari enam tim besar lainnya di Premier League selama musim ini. Meskipun terlihat sangat mudah menerapkan permainan ini karena membuat sepakbola menjadi lebih sederhana, namun taktik ini membutuhkan kombinasi pemain untuk melakukan lari, operan yang luar biasa dan pemahaman mendasar tentang apa yang harus dilakukan.
Maestro Pemain Lapangan Tengah
Saat ini, Manchester City memiliki dua gelandang tengah yang paling berbakat dengan keahlian unik di Premier League seperti Kevin De Bruyne dan David Silva. Mereka adalah dua pemain yang sering tampil sebagai pemain dengan peran No. 8 di dalam tim.
Tapi nyatanya, di musim ini, mereka menjadi kombinasi playmaker dengan peran No. 10 dan pemain sayap. Hal ini bukanlah sesuatu yang tidak berdasar, karena faktanya kedua pemain ini telah menghabiskan satu tahun mereka ketika berhasil beradaptasi dengan bermain lebih lebar di lapangan.
Baik De Bruyne maupun Silva, kedua pemain ini memiliki mata yang luar biasa dalam melihat setiap ruang di lapangan. Mereka dapat mendorong tim ke daerah krusial lawan, dan memiliki perasaan sempurna untuk tau kapan harus berlari seperti yang sering ditunjukkannya di musim ini. Mereka selalu bersedia masuk ke area penalti dan mendukung para striker City.
Beberapa kombinasi pemain lini tengah milik tim papan atas Premier League kerap juga memainkan umpan untuk memberikan dukungan kepada para pemain di celah kosong. Namun, kreativitas lini tengah The Citizen yang ditambah permainan ciamik seperti Fernandinho, menjadi serangkaian skema kombinasi murni sekaligus yang paling tidak bisa diremehkan di liga.
Meskipun begitu, pengalaman skema kombinasi De Bruyne dan Silva sontak memberikan Manchester City tambahan beberapa opsi lain yang juga memanfaatkan para gelandang yang mereka miliki di skuatnya. Hal ini terlihat seperti rencana B pasukan berjuluk Sky Blues itu.
Mengingat Raheem Sterling dan Leroy Sane, yang juga sering masuk untuk menemukan celah di area belakang pertahanan lawan, City bisa mendapati diri mereka bermain dengan memanfaatkan ruang sempit. Saat Silva atau De Bruyne menghentikan sejenak pola pergerakan, seketika Sterling dan Sane pun bisa bebas bergerak menuju celah kosong.
Bila mereka perlu melebar, mereka pasti melebar dan meregangkan pertahanan lawan. Dengan pemain City yang masuk dan keluar, seketika menjadi mimpi buruk bagi garis pertahanan lawan untuk bisa diatasi. Taktik ini sempat diterapkan kala melawan Chelsea sebagai tes terberat Manchester City di musim ini. Namun, De Bruyne dan Silva justru berhasil membuat tuan rumah tunduk dihadapan tim mereka.
Untuk saat ini, Manchester City sudah memiliki pemain back-up dalam memainkan kombinasi para gelandangnya. Pemain itu adalah Bernardo Silva, yang menghabiskan sebagian besar musim lalu dengan bermain melebar untuk AS Monaco. Meski musim ini ia diperuntukkan sebagai pemain pengganti jangka panjang, namun dengan melihat usianya, Bernardo mungkin akan menjadi pengganti permanen yang potensial untuk David Silva, yang menjadi duet brilian bersama De Bruyne musim ini.
Jika menilik kembali masalah taktik maestro lapangan tengah, tidak patut dipungkiri, jika ingin menghentikan kreatifitas Manchester City saat ini, kunci utamanya adalah dengan membuat Kevin De Bruyne dan David Silva ‘terkunci’ selama pertandingan berlangsung.
Catatan redaksi: Tulisan ini merupakan saduran dari tulisan Amithai Winehouse di Dailymail.