Gareth Bale adalah salah satu pesepakbola yang punya hobi unik yaitu bermain golf. Ia bahkan mengatakan jika golf membuatnya lebih tenang dan memberinya “momen” untuk istirahat di tengah masalah yang sedang menyelimutinya. Jadi, Bale mengakui bahwa tidak masalah kalau ia dijuluki “pegolf” di Real Madrid –salah satu komentar yang dibuat Thibaut Courtois, dan ia telah mempertahankan hasratnya untuk selalu melakukan olahraga yang kerap ia abadikan fortonya di media sosial tersebut.
Di sisi lain, pemain asal Wales itu sempat berbicara sebelum kualifikasi Euro 2020 melawan Azerbaijan soal situasi yang sedang dihadapinya, dan ia sedikit memberi kesan bahwa ia tidak akan membuang energinya untuk memikirkan kritik yang menghujam di awal musim ini. Bale kemudian mengatakan bahwa banyak yang mencari “kesempatan” di balik hubungan kurang harmonisnya di Madrid musim panas ini.
Terlebih lagi, baginya sangat nyaman untuk diam dan menikmati kehidupannya, yang pasti diisi oleh hobi barunya yaitu golf. Dan ketika ditanya soal sebutan “pegolf” yang melabelinya baru-baru, Bale hanya tersenyum dan menjawab bahwa memang dirinya adalah seorang “pegolf”. Menurutnya, orang-orang terlalu sensitif dan menganggap sebutan itu di luar konteks yang sebenarnya.
“Saya memang seorang pegolf. Pernahkah Anda melihat gambar saya? Saya berbicara dengannya (Courtois) tentang hal itu, dan dia mengatakannya sebagai lelucon. Orang-orang mengambil ucapannya di luar konteks, tapi yang jelas saya sangat senang dengan nama panggilan itu, jujur saja. Ini hebat. Sepakbola adalah olahraga nomor satu saya. Saya dibayar untuk melakukannya dan saya selalu memberikan yang terbaik,“ ujar Gareth Bale.
“Lalu golf adalah hobi saya seperti orang lain yang memiliki hobi. Tidak ada yang salah dengan hal itu. Saya berhak punya hobi selayaknya mereka yang punya hobi. Tidak sedikit orang yang punya hobi ini, dan banyak pemain sepakbola lainnya memainkan olahraga ini (golf). Karena ini merupakan satu hal yang sangat saya nikmati. Itu membuat saya lebih tenang di luar lapangan dan memberi saya waktu jauh (sebagai momen istirahat) dari sepakbola.”
Garteh Bale, bagaimanapun, memiliki lebih banyak waktu di luar sepakbola daripada yang seharusnya ia dapatkan sejak Zinedine Zidane kembali mengambil kursi kepelatihan di Real Madrid untuk kedua kalinya pada bulan Maret lalu. Hal inilah yang membuat Bale mulai terpinggirkan, dan semua situasi yang terlihat sempat menunjukkan bahwa ia akan pergi pada musim panas lalu. Namun, karena kepindahannya terhalang oleh ketidakjelasan dari pihak klub (meski sebenarnya ada tawaran dari klub asal China bernama Jiangsu Suning), itu menjadi faktor yang membuatnya batal pergi.
“Kembali ke pra-musim, saya hanya menundukkan kepala. Saya tahu ada banyak pembicaraan dari semua orang mengenai saya, baik itu pembicaraan baik atau buruk. Ya, terserah lah, apapun yang mereka inginkan itu hak mereka. Saya hanya bekerja keras dalam latihan dan mempersiapkan diri. Hal-hal yang terjadi akan tetap menjadi hal pribadi saya dengan klub. Jika Anda menginginkan jawaban, mungkin Anda perlu bertanya kepada Real Madrid,” tandas Bale.
“Yang jelas, saya tidak pernah mendengarkan orang-orang yang membicarakan apapun tentang saya karena mereka tidak benar-benar tahu apa yang sedang mereka bicarakan. Saya tidak membaca apapun, baik itu di media sosial ataupun media cetak. Ya karena saya memang tidak ingin mendengarkan pembicaraan dari siapapun. Saya tahu kebanyakan orang tidak tahu situasinya, dan bahkan tidak mengerti situasinya. Apa yang mereka tulis tidak ada artinya.”
Tidak terlepas dari itu, Gareth Bale juga kemudian dengan cepat memberikan fakta yang sebenarnya ketika ditanya “Apakah tahun-tahun ini merupakan tahun terburuk dalam kariernya”. Pemain berusia 30 tahun itu hanya menjawab dengan menceritakan soal hari-hari pertamanya di Tottenham Hotspur, ketika ia hampir bergabung dengan Nottingham Forest karena memiliki masalah pada serangkaian waktu bermainnya.
“Jelas tidak bagus apa yang saya dapatkan di tahun ini. Tapi saya tidak akan mengatakan bahwa tahun-tahun ini adalah saat terburuk dalam karier saya. Saya pernah punya pengalaman yang jauh lebih parah dari ini ketika saya ingat kalau saya sempat tidak bermain selama satu tahun di bawah Harry Redknapp di tahun pertama saya bersama Tottenham Hotspur. Saya hampir bergabung dengan Nottingham Forest,” ungkapnya.
Catatan redaksi: kutipan dilansir dari The Guardian