Tinggalkan Arsenal, Jack Wilshere Menatap Eropa

Jack Wilshere berterima kasih pada Unai Emery atas kejujurannya yang membantunya untuk mengakhiri kariernya di Arsenal. Pemain berusia 26 tahun ini mengakhiri 17 tahun kariernya bersama The Gunners, setelah Emery mengakui kalau Wilshere tak akan masuk ke dalam skema utama permainannya.

Wilshere, yang bisa pergi dengan gratis, bersyukur bahwa suksesor Arsene Wenger tersebut tak menyertakannya dengan memberinya harapan palsu. Alumnus Akademi Arsenal ini pun memutuskan untuk hijrah ke kesebelasan London lainnya, West Ham United.

Wilshere sendiri mengaku antusias untuk mengadapi musim baru bersama manajer baru West Ham, Manuel Pellegrini. “Tak ada yang bisa kuungkapkan selain rasa hormat untuknya (Pellegrini),” kata Wilshere.

Kepergian gelandang berkebangsaan Inggris ini ke West Ham terjadi dengan baik-baik. Awalnya, ia bicara empat mata dengan Emery soal masa depannya di Emirates Stadium.

“Dia jujur padaku dan aku yakin itu adalah percakapan yang amat sulit, apalagi dia baru bekerja selama sepekan. Kami bertemu dan dia bilang padaku kalau aku tak akan bermain sebanyak yang aku mau,” kata Wilshere.

“Itu adalah situasi yang sulit buatnya dan aku berterima kasih untuk itu. Dia bisa saja bilang: ‘Ya, kamu akan bermain’. (Tapi dia tidak melakukannya).”

Wilshere menyadari kalau keputusan yang dibuat Emery murni karena sepakbola. Wilshere mungkin saja tidak masuk ke dalam skema pemainan Emery. Di sisi lain, Wilshere ingin mendapatkan menit bermain yang tentu tak akan ia dapatkan kalau masih berkostum Arsenal.

“Namun, aku pamah kalau waktunya memang tepat. Aku tahu Arsenal akan membawa masuk pemain baru. Seorang manajer, yang mana aku tak begitu mengenalnya. Akan berbeda kalau Arsene yang ada di sana,” ungkap pemain kelahiran 1 Januari 1992 ini.

“Setahun sebelumnya, ketika Arsene bilang kalau aku bisa pergi, aku tahu Arsene dan aku tahu dia percaya padaku, dan aku tahu dia akan memainkanku kalau aku bermain bagus di sesi latihan. Dan dia melakukannya. Tahun ini berbeda. Ini adalah waktu yang tepat,” tutur Wilshere.

Apa yang dipikirkan Wilshere memang benar. Soalnya, Emery sudah menetapkan target transfer mereka yakni pemain timnas Uruguay, Lucas Torreira, dan gelandang muda Matteo Guendouzi. Emery juga menduetkan Stephan Lichsteiner dan Sokratis Papastathopoulos sebagai bek tengah.

Di pos penjaga gawang, Arsenal merekrut Bernd Leno sebagai penantan utama Petr Cech di bawah mistar Arsenal. Wilshere pun percaya kalau bursa transfer musim panas ini, Emery akan mendatangkan gelandang yang berperan sama dengannya. Ini perlu dilakukan karena Emery dibebankan target untuk mengembalikan klub ke empat besar.

“Aku masih peduli. Aku masih punya rasa hormat buat Arsenal dan rasa cinta buat klub ini. Aku berharap mereka melakukannya dengan baik dan bisa kembali ke tempat mereka seharusnya. Mereka tak perlu mendatangkan terlalu banyak pemain baru, karena mereka selalu menjadi tim yang berbahaya musim lalu,” kata Wilshere.

“Mereka telah membeli bek dan gelandang yang mana itu adalah tambahan yang bagus. Semua orang perlu skuat yang kuat dan kalau Anda melihat (Manchester) City dan United, mereka punya skuat yang hebat. Jadi, kalau Anda ingin menantang mereka, Anda mesti punya pemain seperti itu.”

Wilshere Menatap Eropa

Wilshere punya mimpi membawa West Ham United ke Eropa. Musim lalu ia mengantarkan Arsenal hingga semifinal Europa League, tetapi dikalahkan Atletico Madrid yang kemudian menjadi juara.

“Apakah kami ingin bermain di Eropa? Tentu kami mau. Manajer sudah berkelana di Eropa sepanjang kariernya dan para pemain juga. Aku tahu para penggemar West Ham ingin menyaksikan sepakbola yang atraktif dan lebih agresif, bermain menekan, dan itu yang kami butuhkan sebagai tim,” ucap pemain setinggi 172 sentimeter.

Wilshere pun membandingkan Pellegrini yang meraih trofi bersama Manchester City, dengan manajernya, Arsene Wenger. “Pertama dan yang utama, mereka adalah orang-orang baik. [Pellegrini] akan datang kepadaku setiap pagi, melihat keadaanku, lalu kami berangkat ke tempat latihan. Dia sesunggunya memimpin langsung latihan.”

“Dia mencoba untuk mengubah banyak hal. Sebagai tim kami masih terus mencoba untuk terbiasa dan dia juga berusaha menyesuaikan. Jadi sesi latihan terasa cukup bersemangat. Tapi itulah yang kami butuhkan. Apa yang aku butuhkan selama ini. Kami baru berlatih sepuluh hari dan aku merasa kian sehat setiap harinya,” ungkap Wilshere.

Kepercayaan Wilshere pada Pellegrini hadir saat manajer berkebangsaan Cile tersebut memperlihatkan skema yang akan ia gunakan. Kebetulan, Pellegrini memang membutuhkan Wilshere sebagai pemain utama dalam skuatnya.

“Ada alasan lain kenapa aku ingin di sini, karena aku ingin menjadi pemain penting. Secara jelas, dia melihatku sebagai pemain penting.”