Tottenham yang Sedang Krisis

Foto: Twitter Spurs

Tottenham Hotspur kalah telak dari Bayern Munich dengan skor 2-7 di kandang sendiri dalam pertandingan Liga Champions pekan lalu. Tidak sampai di situ, Spurs juga kalah 0-3 dari Brighton di Premier League beberapa hari setelahnya. Maka tidak mengherankan mengapa Eric Dier begitu menyadari bahwa timnya ini sedang berada di dalam sebuah krisis.

Di satu sisi, setelah kalah secara terhina oleh Bayern Munich, satu-satunya alasan mengapa Tottenham tampil begitu lemas belakangan ini adalah cedera mengerikan yang diderita oleh kapten Hugo Lloris. Ya, Lloris hanya tampil selama tiga menit di markas Brighton setelah melakukan kesalahan fatal yang berujung cedera parah di balik terjadinya gol pertama Brighton yang dicetak oleh Neal Maupay.

Namun terlepas dari itu, yang jelas rasanya Spurs sekarang seperti gambaran Spurs zaman dulu, di mana mereka bermain lebih lama dan lebih lembut. Mereka seolah bukan tim yang sedang lapar dan enerjik seperti yang telah dibangun oleh Mauricio Pochettino selama lima tahun terakhir. Buktinya saja, pemain seperti Graham Potter dari Brighton bisa bermain lebih terorganisir dan termotivasi ketimbang Christian Eriksen, yang memang sedang dalam keadaan labil setelah mendengar desas-desus bahwa Jan Vertonghen berselingkuh dengan pacarnya.

Finalis Liga Champions tahun lalu tersebut tentu saja bermain lebih seperti seorang pujangga daripada seorang pejuang. Mereka tidak menunjukkan keuletan mereka lagi seperti sebelumya. Maka menyikapi hal ini, Eric Dier kemudian menegaskan, meski tidak ada perpecahan dalam skuat utama, tetapi ia mengakui bahwa Spurs sedang berada dalam krisis setelah kebobolan 10 gol dalam dua pertandingan terakhir mereka.

“Kami jelas sedang melalui masa yang sulit. Bisa dibilang yang kami alami ini adalah sebuah krisis. Tapi apakah ini krisis yang terlalu kuat? Tidak juga. Jika Anda kalah seperti kami, yaitu kalah dalam dua pertandingan terakhir ini, itu normal. Tapi jumlah kebobolan pasti sulit diterima. Bagi kami, ini adalah periode terburuk yang pernah kami alami, tetapi kami harus bersama-sama untuk mendorongnya keluar,” ujar Eric Dier dikutip dari Mirror.

“Hal-hal tentang semua hal yang ada di skuat, saya kira itu bukan titik masalahnya. Tapi wajar saja hal-hal ini akan muncul sekarang karena situasi kami sedang seperti ini. Semua orang pasti punya asumsinya masing-masing. Namun yang jelas, ini pertama kalinya kami menemukan diri kami di posisi ini, dan kami tidak bisa mundur dari hal semacam ini. Jadi sekali lagi, kami harus mendorongnya.”

Mauricio Pochettino tampak seperti orang yang hampir mendaki Everest tanpa oksigen musim lalu, dan ia seolah tidak bias membuat Spurs bangun lagi untuk mencoba tantangan di musim ini dengan mengulangi prestasi di musim lalu. Demikian juga dengan timnya. Pemain-pemain seperti Lucas Moura, Delle Ali atau Harry Kane, tidak terlalu begitu menonjol seperti yang terjadi di musim lalu.

Akibatnya, Spurs tampil kurang baik dan menjadi santapan pasukan Bayern Munich dari Jerman, lalu menjadi ladang poin bagi Brighton, serta berada dalam kesengsaraan setelah keluar dari Piala Liga sebelum dua kekalahan beruntun tersebut terjadi. Dan sekarang, mereka hanya mampu meraih 13 poin dari delapan pertandingan Premier League musim ini.

Di sisi lain, ada sebuah pernyataan dari pemain Brighton, Neal Maupay, yang sedikit mendeskripsikan keadaan Spurs. Ia mengatakan bahwa setelah gol pertama, permainan pasukan tim asal London Utara tersebut mulai menurun, dan semua ini bertambah buruk bagi mereka setelah Hugo Lloris mengalami cedera. Oleh sebab itu, menurut Maupay, Brighton bisa terus melancarkan serangan bertubi-tubi hingga akhirnya mengunci kemenangan telakdengan skor 3-0 di akhir laga.

“Kami merasakan kepala mereka (Spurs) jatuh setelah gol pertama, dan itulah sebabnya kami terus mendorong dan menekan mereka. Kehilangan Lloris dan gol yang begitu awal, membuat mereka semakin kesulitan, dan mereka juga tampak sangat khawatir. Kami tahu mereka mengalami masa yang sulit sehingga kami memanfaatkan situasi semacam itu. Dan ternyata, skema kami berhasil, dan akhirnya kami menang telak 3-0,” ungkap Neal Maupay.

 

Sumber: Mirror