Skuad berisi pemain muda memang bagus untuk masa depan. Namun, pemain senior juga penting karena pengalaman yang pada akhirnya berbicara.
Hal ini yang dialami oleh AC Milan pada awal musim 2012/2013. Sejumlah pemain senior keluar dari San Siro. Ini sekaligus menambah nestapa Milan yang ditinggal Andrea Pirlo semusim sebelumnya.
Secara berturut-turut, pemain penting seperti Alessandro Nesta, Filippo Inzaghi, Flavio Roma, Gianluca Zambrotta, Gennaro Gattuso, Mark van Bommel, Massimo Oddo, Clarence Seedorf, Zlatan Ibrahimovic, hingga Antonio Cassano, tidak ada dalam skuad Milan untuk musim 2012/2013.
Artinya, dari skuad musim sebelumnya, pelatih Massimiliano Allegri cuma punya dua kiper, lima pemain bertahan, tujuh gelandang, serta dua penyerang! Padahal, sebelumnya, ada tiga kiper, 12 gelandang, serta tujuh penyerang.
Percaya pada Pemain Lama
Allegri pun mau tak mau memaksimalkan skuad yang ada, alih-alih menambah pemain baru dengan kualitas nomor satu. Misalnya, Milan merekrut Gabriel dari Cruzeiro senilai 500 ribu euro. Namun, Allegri tetap mempercayakan pos penjaga gawang pada Christian Abbiati yang main 28 kali di liga. Ketika Abbiati absen, posisinya digantikan Marco Amelia yang main di 11 pertandingan.
Di lini pertahanan, Allegri melakukan bongkar pasang dengan memainkan Mattia De Sciglio dan Ignazio Abate di pos fulbek, bersama dengan Philippe Mexes dan Cristian Zapatadi posisi bek tengah.
Rekrutan Bagus dan Jelek Milan 2012/2013
Keputusan bagus dilakukan Milan dengan mendatangkan Stephan El Shaarawy dari Genoa. Soalnya, pemain berkebangsaan Italia tersebut menjadi pemain yang paling sering diturunkan dengan 37 kali tampil di liga. Ia pun menjadi top skorer Milan dengan 16 gol.
Perekrutan bagus lainnya ada di lini depan. Memang terkesan terlambat karena Mario Balotelli baru didatangkan pada deadline day bursa transfer musim dingin dari Manchester City. Soalnya, dari 13 laga, ia berhasil mencetak 12 gol. Angka ini jauh lebih tinggi ketimbang Robinho yang cuma mencetak dua gol dari 23 pertandingan.
Telatnya perekrutan Balotelli bisa jadi karena Milan sudah mendatangkan Giampaolo Pazzini dari Inter senilai 7 juta euro ditambah Cassano. Pazzini main di 30 pertandingan dan mencetak 15 gol.
Soal target, Milan sebenarnya mengincar striker yang bisa mobile untuk melapis Zlatan Ibrahimovic. Pilihannya adalah Carlos Tevez dan Mario Balotelli. Sialnya, Zlatan pergi ke PSG sejak Juli dan Milan tak punya pilihan lain. Akhirnya, M’baye Niang didatangkan dari Caen dan Bojan dipinjam dari Barcelona.
Baik Niang maupun Bojan tak tampil bagus. Niang main 20 kali di liga tapi tak mencetak satu golpun! Sementara Bojan lebih sering jadi pemain pengganti dan main di 19 pertandingan liga dengan mencetak tiga gol.
Di lini tengah, Riccardo Montolivo juga jadi rekrutan penting. Ia menjadi gelandang dengan jumlah penampilan terbanyak dengan 32 pertandingan. Sementara itu, Kevin Prince-Boateng mendapatkan berkah dari perginya para pemain senior. Soalnya, ia main di 29 pertandingan, atau meningkat 10 pertandingan ketimbang di musim sebelumnya.
Allegri sendiri punya sejumlah target di lini tengah dengan catatan mereka punya kualitas dengan harga bersaing. Mereka adalah Nuri Sahin dan Frank Lampard. Sahin punya kualitas bagus tapi tak terpakai di Real Madrid-nya Mourinho. Sementara Frank Lampard kontraknya di Chelsea tinggal setahun lagi.
Akan tetapi transfer itu tak terjadi. Karena setelah transfer Montolivo, Milan tampak sudah puas. Pada akhirnya, Milan mendatangkan Nigel de Jong dari Manchester City, sehari sebelum bursa transfer ditutup. Ia dihargai lima juta euro, cukup mahal untuk seseorang yang tugasnya menghangatkan bangku cadangan. Jumlah penampilan De Jong di liga bahkan sama dengan Urby Emanuelson, yang cuma main selama setengah musim.
***
Untuk kesebelasan yang ditinggalkan banyak pemain penting, Milan musim 2012/2013 relatif bekerja dengan baik. Sejumlah rekrutan menjadi pemain penting dan tulang punggung permainan. Akan tetapi beberapa di antaranya justru tak memberikan kontribusi yang maksimal.
Dengan segala kekurangan tersebut, wajar kalau Milan pincang. Ini yang terlihat di awal musim. Sampai awal November, Milan masih ada di peringkat ke-13 dengan empat kemenangan, dua seri, dan enam kekalahan dari total 10 pertandingan.
Untungnya mereka masih finis di peringkat ketiga Serie A, tapi sulit untuk bertarung di kompetisi lainnya. Milan cuma sampai perempatfinal Coppa Italia serta mencapai 16 besar Liga Champions.