3 Alasan Mengapa Pogba Cocok di Real Madrid

Pada jeda internasional bulan lalu, ada momen di mana Paul Pogba dan Zinedine Zidane saling berbalas pujian. Gestur ini memang wajar dilakukan pesepakbola. Namun, menjadi tak wajar karena terdengarnya rumor kalau Real Madrid ingin mendatangkan Pogba ke Santiago Bernabeu.

Sebenarnya dengan komposisi skuat Madrid dan visi Florentino Perez sebagai Presiden Madrid, kehadiran Pogba memang diperlukan. Setidaknya terdapat tiga alasan yang membuat Pogba layak berkostum Los Blancos.

Koneksi Prancis

Zidane dan Pogba sama-sama berkewarganegaraan Prancis. Umumnya, akan lebih mudah bagi pelatih untuk menemukan kesamaan dengan para pemainnya. Salah satu yang utama adalah soal kebangsaan. Selain keduanya bisa saling mengerti karena memiliki bahasa ibu yang sama, juga karena faktor psikologis. Memiliki teman atau sosok dengan latar belakang yang sama di tempat perantauan adalah nilai tambah tersendiri.

Di Madrid, Zidane sudah punya pemain Prancis di dua lini: Raphael Varane di lini belakang dan Karim Benzema di lini serang. Menghadirkan satu lagi orang Prancis di lini tengah akan membuat koneksi Prancis di Madrid kian kuat.

Koneksi ini mungkin dianggap sebagai nepotisme karena pelatih menginginkan orang dari daerah yang sama dengannya. Akan tetapi, dengan kualitasnya, Paul Pogba jelas didatangkan bukan karena kedekatan nasionalisme semata, tapi juga karena kualitasnya. Pogba akan merasa nyaman karena lingkungan yang mendukung, sementara Madrid juga diuntungkan karena kenyamanan Pogba harusnya berdampak pada meningkatnya permainan mantan pemain Juventus ini.

Pengganti yang Layak untuk Toni Kroos

Toni Kroos saat ini sudah berusia 29 tahun. Ia dirumorkan akan segera pergi dari Santiago Bernabeu. Untuk itu, Madrid membutuhkan pengganti yang layak, dan jawabannya ada pada Pogba.

Ada beberapa hal yang mendasari hal ini, baik secara pengalaman juga kemampuan di atas lapangan. Toni Kroos awalnya berposisi sebagai gelandang serang ketika membela Bayern Munchen juga timnas Jerman. Namun, karena kebutuhan taktikal, Kroos berevolusi menjadi gelandang tengah, dan terkadang menjadi gelandang bertahan.

Sejatinya, Kroos akan jauh lebih baik ketika bermain sebagai gelandang serang, yang di Madrid diisi Luka Modric. Namun, ia juga menunjukkan kualitasnya sebagai gelandang tengah yang bisa memutus serangan lawan, tapi juga selalu menginisiasi serangan El Real.

Hal yang sama juga terjadi pada Pogba utamanya ketika Manchester United dilatih Jose Mourinho. Sebagai gelandang serang, tentu sulit buat Pogba untuk bermain sebagai gelandang tengah, apalagi gelandang bertahan. Namun, semua ini bisa dilalui Pogba yang membuktikan kalau posisi di lapangan tidaklah masalah buatnya.

Baik Pogba maupun Kroos sama-sama punya umpan terobosan yang amat akurat. Pogba berada di era keemasan ketika Zlatan Ibrahimovic menjadi striker. Di Madrid, Pogba jadi punya lebih banyak opsi untuk memberikan umpan terobosan: ke kedua sayap, atau langsung pada Karim Benzema.

Di sisi lain, Madrid juga punya para pemain cepat macam Vinicius Junior, Marcus Asesio, dan (kalau jadi) Eden Hazard. Mereka akan dengan mudah menerima umpan Pogba untuk diselesaikan menjadi gol. Sementara Benzema amat kuat dalam bola-bola atas yang cocok bagi Pogba yang senang memberikan umpan panjang ke dalam kotak penalti.

Sementara itu, musim ini penampilan Kroos tak begitu baik. Setelah gagal total di Piala Dunia 2018, Kroos juga gagal mengangkat Madrid yang tampil inkonsisten musim ini. Dari 23 pertandingan liga, Kroos hanya memberi empat asis. Banyak pengamat yang mengkritisi pemain timnas Jerman ini karena kurang cepat dan kerap memperlambat tempo permainan. Ia pun dianggap tak cocok dengan gaya bermain Madrid.

Melengkapi Los Galacticos Jilid 3

Florentino Perez pernah berkata kalau ia akan merombak skuat Madrid setelah kegagalan di musim ini. Langkah awalnya dengan memulangkan kembali Zinedine Zidane yang beristirahat sejak akhir musim lalu. Kemudian, tampaknya akan terjadi pembelian pemain berlabel bintang di musim panas nanti.

Salah satu yang paling gencar adalah Eden Hazard. Madrid dikabarkan siap mendatangkan Hazard karena Chelsea juga membutuhkan Mateo Kovacic. Belum lagi kontrak Hazard yang hampir berakhir membuat The Blues mau tak mau melepas Hazard ketimbang ia pergi dengan gratis.

Pogba pun bisa menjadi pilihan buat di lini tengah. Apalagi popularitas alumnus akademi Manchester United ini tak perlu lagi diragukan. Pogba akan melengkapi skuat Los Galacticos Jilid 3 yang saat ini disiapkan Florentino Perez.