Andre Silva, Penerus Cristiano Ronaldo yang Terombang-ambing di Milan

Foto: CLub Call

Mencetak 11 gol dari 40 pertandingan di lima kompetisi berbeda, itulah catatan Andre Silva selama 2018/2019. Catatan itu mungkin tidak impresif. Hanya mencetak sembilan gol di La Liga, raihan Silva bahkan dapat disamakan dengan Giovani Lo Celso dan Dani Parejo yang notabene bukan seorang penyerang.

Akan tetapi, jika melihat kontribusi Silva dan raihan poin Sevilla, penyerang asal Portugal itu bisa disebut sukses selama menjalani masa pinjaman di Ramon Sanchez Pizjuan. Kontribusi Silva telah menyelamatkan delapan poin untuk Sevilla. Artinya tanpa dia, Los Hispalenses bisa terlempar dari zona kompetisi Eropa.

Pengaruh Silva sangat terasa pada paruh pertama musim. Dirinya mencetak dua gol ke gawang Real Madrid, memecahkan kebuntuan lawan Valladolid, dan mengunci tiga poin atas Girona. Performa itu membuat Sevilla ingin mempermanenkan jasanya dari AC Milan.

“Kami punya opsi untuk mempermanenkan jasanya dalam kontrak peminjaman. Hal itu akan coba kami diskusikan dengan AC Milan. Mereka bisa mengatakan bahwa Silva ditunggu di Milan, tetapi kami juga sudah merancang kontrak jangka panjang untuknya,” kata Joaquin Caparros.

Pernyataan Caparros itu didukung oleh Pablo Machin yang menangani klub hingga Maret 2019. “Apabila saya bisa memberi saran, Silva perlu dipermanenkan. Melihat performanya, dia punya potensi untuk terus berkembang dan membantu rekan-rekan satu tim menjadi lebih baik,” ungkap Machin.

Silva sendiri mengaku senang di Sevilla. “Mereka telah memberikan saya kesempatan. Membuat saya jadi percaya diri lagi. Saya senang di Sevilla. Sementara di Milan, jam terbang saya sangat terbatas,” akunya. “Namun saat ini saya masih pemain AC Milan. Kondisinya rumit,” lanjut Silva.

Pura-Pura Cedera

Foto: SempreMilan

Beruntung Silva masih membuka pintu untuk kembali ke San Siro. Pasalnya, hubungan baiknya dengan Sevilla rusak menjelang akhir musim. Caparros yang menginginkan Silva saat masih jadi direktur olahraga Sevilla, merasa jengkel kepada mantan pemain FC Porto tersebut setelah mulai menanganinya di pinggir lapangan.

Menurut Caparros, Silva pura-pura cedera demi bisa membela Portugal di UEFA Nations League. Silva tentu membantah anggapan tersebut, mengaku bahwa ia memang memiliki gangguan pada lututnya.

“Saya tidak melebih-lebihkan cedera tersebut. Saya memang sedang dalam perawatan. Meskipun memiliki keinginan untuk bermain, saya sadar bahwa kondisi lutut bisa semakin parah. Saya ingin fokus ke penyembuhan karena tim nasional Portugal akan bermain sebentar lagi [Juni 2019],” jelas Silva.

Pengakuan Silva itu tidak dipedulikan oleh Caparros. Ia justru memperingatkan Portugal untuk tak memaksakan Silva ikut ke UEFA Nations League. “Kami tidak bodoh, reputasi pemain akan sangat bergantung pada pemanggilan tim nasional. Kami percaya Portugal telah membaca laporan yang dikirim pihak klub dan tidak memaksakan Silva untuk ikut ke UEFA Nations League,” kata Caparros.

Pengakuan Cristiano Ronaldo

Foto: TUTTOmercatoWEB

Sejak masih bermain di Porto, Silva dikenal sebagai salah satu talenta terbaik milik Portugal. “Dia mungkin bukan pemain dengan tubuh besar. Tekniknya juga tidak terlalu bersinar. Namun Silva adalah pemain dengan intelejensi tinggi. Ia bisa menempatkan diri dengan baik, pada akhirnya jadi mematikan di depan gawang lawan,” jelas Tom Kundert, editor PortuGOL.

Kapten Portugal, Cristiano Ronaldo, bahkan pernah mengatakan bahwa Silva adalah penerus dirinya di tim nasional. “Saat saya pensiun nanti, Portugal akan tetap memiliki masa depan yang baik. Kita telah menemukan penyerang yang bisa diandalkan dalam diri Andre Silva,” puji CR7.

Setelah pindah ke AC Milan, Silva dianggap gagal. Ia merasa tak mendapat kepercayaan dari Gennaro Gattuso. Padahal nakhoda Rossonerri itu mengatakan bahwa keputusan pergi dari San Siro murni dari Silva.

“Kami sudah berusaha sekuat tenaga untuk mempertahankannya. Tapi dia yang meminta untuk pergi, apapun ceritanya. Ia mau menjadi pilihan utama seperti Carlos Bacca di Villarreal,” ungkap Gattuso.

Keputusan Silva itu terbukti benar. Terlepas dari masalah dengan Caparros, Silva kembali jadi penyerang yang ditakuti. “Sevilla memang tempat yang tepat untuk Silva. Itu sudah terbukti sejak dulu, klub ini punya sesuatu yang bisa membangkitkan karier pemain. Bacca dan Luiz Adriano yang juga gagal di Milan sudah membuktikan diri mereka di sini,” kata Editor Diario de Sevilla, Francisco Ortega.

Menurut kabar yang beredar, jasa Silva kini menjadi rebutan. Mulai dari Leicester City, AS Monaco, Wolverhampton Wanderers, Manchester United, hingga FC Barcelona dikaitkan dengan dia. Pihak AC Milan juga disebut tertarik menggunakan jasa Silva untuk ditukar dengan gelandang Olympique Marseille, Florian Thauvin.

Kemana pun Silva melanjutkan kariernya, hanya satu tugas Silva: Membuktikan bahwa dirinya layak jadi penyerang andalan. Konsisten mencetak gol dan memberi kemenangan untuk timnya.

Dunia masih menunggu pembuktian Silva. Pemain yang disebut akan menjadi tumpuan Portugal oleh sosok paling produktif di Eropa.